20 - Pensi (part 2)

19.5K 1K 19
                                    

* Kalau mau dengerin lagu Roses acoustic version, silahkan buka media ya guys! :D *


Raffa menatap Rose yang masih menangis terisak di pelukannya, mereka sudah tidak di koridor lagi. Tapi sekarang mereka sudah di apartemen Raffa. Di ruang tengah apartemen ini.

"Ssstt.. udah, jangan nangis lagi. Aku yakin, kalian cuma butuh waktu. Memang nggak sekarang kalian bisa saling memaafkan dan memahami, tapi ada saatnya kalian nanti saling merindukan. Terus baikan deh." Raffa berbicara dengan nada riang untuk menghibur Rose.

"Aku salah banget ya Raf? Aku emang udah ga pantes lagi dianggep anak Raf. Aku udah bilang kalau aku benci sama momma. Aku keterlaluan ya Raf..." Suara Rose serak, ia yakin wajahnya sudah buruk sekali saat ini. Ia masih saja terisak di pelukan Raffa. Ia merindukan Raffa, selain tangisan ini karena ia sedih. Tangisan ini juga karena Rose bahagia bisa bertemu Raffa. Bahkan memeluk Raffa lagi seperti ini.

"Udah ah, jangan nyalahin diri sendiri terus kaya gini gabaik." Raffa menarik diri dari pelukan Rose. "Udah selesai peluk-pelu aku. Eh, begitu ketemu langsung nangis kaya gini. Ck, pertemuan yang nggak indah. Harusnya tuh romantis tauk."

Rose terkekeh kecil mendengar candaan Raffa, lalu memukul bahu Raffa dengan pelan. "Kamu rese sih, pulang dari Singapore ga bilang-bilang. Kan aku bisa jemput kamu."

"Yee.. emang nya aku anak kecil. Aku bisa kali, balik ke apartemen sendiri."

Rose tiba-tiba memeluk Raffa lagi dengan erat, aroma parfum Raffa yang berbau maskulin tercium di hidung Rose, parfumnya masih sama. Seperti saat terakhir kali Raffa menemuinya, pamit akan pindah sekolah dan tempat tinggal di Singapore. Bersama seluruh keluarganya. Ikut ayahnya yang di pindah kerjakan.

"Aku kangen Raf.." Rose mengucapkan dengan pelan, membuat Raffa tersenyum senang. Raffa juga rindu dengan Rose, sahabat nya dari SD sampai sekarang. Bahkan di Singapore setiap hari ia selalu memikirkan Rose. terkesan lebay memang, tapi inilah kenyataannya. Mau bagaimana lagi.

"Aku juga kangen. Kangen banget malah. Rose bisa jaga diri kan di sekolah? Enggak cengeng lagi? Ketemu aku aja udah cengeng banget kaya gini. Jangan bilang di sekolah nangis terus lagi?" Raffa melepaskan pelukannya. Lalu menghapus air mata Rose dengan punggung tangannya.

"Enggak lah. Aku ga pernah nangis tauk! Ya baru kali ini nangis sih.." Rose mengecilkan suaranya. Membuat Raffa tertawa.

"Seyum dong hih!!!" Raffa menarik kedua pipi Rose kanan dan kiri membuat Rose tersenyum secara paksa.

"Aduh.. Affa!" Raffa lalu mepelaskan cubitannya sambil tertawa.

"Makannya jangan cengeng."

"Iyadeh, enggak. Soalnya Raffa udah pulang." Rose tersenyum lebar. Membuat Raffa ikut tersenyum.

"Aku pindah sekolah lagi loh ke Indonesia." Raffa menaik turunkan kedua alisnya. Bergaya.

"Beneran Raf?!" Rose terlonjak girang.

"Iya, beneran! Besok senin aku udah sekolah di Indo. Makannya nih aku balik."

"Aaaa Raffa!!!" Rose memeluk Raffa lagi. Banyak banget ya peluk-pelukannya. Hahaha.

"Tuhkan lebay, kalau sama aku aja lebay banget. Makan yuk, laper nih."

"Raf, aku baru inget." Rose memasang wajah horror, membuat dahi Raffa berkerut heran.

"Ini jam berapa sekarang?"

ROSESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang