"Oh my God! Rose, kita sekelas sama Gavin." Bisik Jazmin. Tangannya menggenggam tangan Rose dengan kuat.
"Gavin siapa?" Rose hanya bertanya polos.
"What?! Elo nggak kenal Gavin? God! Gak lucu Rose bercandanya." Jazmin tertawa kecil, sambil mengibas-ibaskan tangannya. Membuat Rose semakin bingung.
"Emm, Jazmin, muka kamu kok merah?" lagi, pertanyaan polos Rose.
Ucapan Rose membuat Jazmin memegang mukanya dan segera mengambil kaca kecil dari sakunya.
"okay, lupain soal wajah gue. Rose my honey, wajah gue merah karena gue malu. Habisnya, bayangin tiap hari bakalan ketemu Gavin di kelas. Gue termasuk fans-nya Gavin. Dan gue suka ngikutin fansclub-nya di instagram." Jazmin terlihat malu. Dia menjelaskan dengan suara berbisik. agar teman – teman sekelas lain tidak ada yang mendengar.
"Rose, seriously kamu nggak tahu siapa Gavin?"Tanya Jazmin dan Rose hanya mengangguk, dahi-nya berkerut samar. Terlihat bahwa ia sedikit berpikir keras.
Jazmin menghela napas panjang, siap menjelaskan. "Okay, karena gue fans-nya Gavin. Jadi gue jelasin nih ya Rose my honey. Oke, hm, dari mana ,ya? Oh gini, Alvaro Gavin, lahir di Jakarta tanggal dua puluh enam Juni. Dia artis terkenal Rose!"
"Yang tadi masuk ke kelas itu namanya Gavin? Dia artis? Kok aku enggak tahu, ya?" Rose bergumam sendiri. Membuat teman sebangkunya melongo tak habis pikir.
"Rose, selama ini lo kemana aja, honey? Di rumah pasti ada TV, 'kan? Majalah fashion? Internet? Instagram? Di media itu, wajah seorang Gavin Alvaro bertebaran!" mata Jazmin terlihat berbinar-binar.
Jujur saja nih ya, selama di apartemen tempat tinggal Rose. Dia banyak menghabiskan waktunya untuk belajar, membaca novel, memasak kue, dan hal positif lainnya. Bukannya menonton infotaiment, sinetron alay, ataupun membaca majalah fashion. Tanpa membaca majalah fashion-pun, mama akan membelikan Rose baju dengan trend terkini tanpa Rose minta.
"Jadi namanya Gavin.. Alvaro Gavin?" Rose menyebutkan namanya sambil menengok ke barisan paling belakang tempat duduknya.
Ia melihat Gavin yang sedang mendengarkan cerita dari anak-anak lelaki di kelasnya yang sedang bergerombol diantara meja-nya dan meja Stephen. Rambutnya yang hitam kecokelatan alami, hidung mancung Gavin, kulit Gavin bahkan lebih putih dari anak-anak cowok yang sedang di kelilingnya saat ini.
Rose membiarkan Jazmin melanjutkan ceritanya tentang Gavin. Dan Rose sibuk memperhatikan Gavin. Cinta pada pandangan pertama? Tidak! Hanya saja Rose bingung, katanya Gavin artis yang sedang naik daun, tapi kenapa tidak memilih home schooling saja untuk menghemat waktunya? Malah bersekolah di sekolah umum swasta seperti ini.
Gavin terbahak mendengar cerita dari cowok gendut yang duduk di atas meja sebelah meja Gavin. Tiba-tiba saja, Gavin melihat kearah Rose yang akhirnya tertangkap basah sedang memperhatikan Gavin.
Napas Rose sempat tertahan sepersekian detik, terkejut karena tertangkap basah sedang melihat Gavin. Sedetik kemudian, Rose langsung mengalihkan pandangannya kembali memperhatikan Jazmin yang masih bercerita sambil menunjukan foto Gavin yang ia simpan di ponselnya.
Tanpa Rose sadari saja, ganti Gavin yang memperhatikannya dengan tatapan tajam sekaligus bingung dari tempat duduknya.
"Fans gue kali, ya? Ngelihatin sampe segitunya." batin Gavin. Seraya memperhatikan Rose lebih lama lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROSES
Teen FictionNamanya Rose Courtney, yap! nama bule selalu terkenal ribet dan melilit lidah orang indonesia, tapi sifat Rose tidak seribet namanya. Orangnya simple, tidak banyak bicara, many lot's of secret, beauty like her name, beauty like a rose flowers, dan s...