29 - Gavin Bad Party

18.7K 963 17
                                    

Gavin dengan malas melangkah masuk ke lounge diskotik malam ini. Tidak lupa dengan Arumi yang bergelayut manja di lengan Gavin. Andai saja Arumi tidak datang ke rumah Gavin, dan mengajaknya ke ulang tahun teman mereka saat ini, jelas Gavin tidak akan datang ke tempat ini.

Gavin tidak munafik, kadang ia datang ke bar atau club-club malam di kota Jakarta bersama Ardhana dan Stephen saat waktu lenggang di malam hari. Tentu saja menyesuaikan jadwal Gavin. Sekedar untuk sedikit minum, atau seperti Ardhana yang berkenalan dengan cewe-cewe cantik dengan dress mini super ketat, atau Stephen yang fokus melihat sexy dancer meliuk-liukkan badannya diatas panggung.

Sudah berapa lama ya, ah! Sekitar satu bulan Gavin tidak datang ke club-club seperti ini. jadwal nya makin padat, jadwal syutting dan jadwal belajar karena Rose. Dan Gavin harus sering-sering menghadiri talk show yang mengundang dirinya karena skandal yang akhir-akhir ini heboh. Skandal Gavin yang terlibat cinta lokasi dengan teman sekolahnya. Ya, siapa lagi kalau bukan Rose. Bahkan desas-desus tentang hubungan Gavin dan Arumi perlahan memudar sudah tidak terdengar lagi sekarang.

"Kamu kenapa sih Vin?" Arumi menatap Gavin dengan heran.

Gavin tersenyum tipis, memperhatikan baju Arumi yang emm.. sedikit terbuka? "Gapapa, lo ga risih pake baju kaya gitu?" Gavin memperhatikan Arumi dari atas sampai bawah, lalu kembali keatas lagi. Menatap mata Arumi.

"Biasa aja. Lagian kita juga bakalan have fun kan malam ini?" Arumi memencet angka lima pada tombol lift. Kemudian memperhatikan pantulan dirinya dalam cermin lift. Arumi merasa ia begitu pantas bersanding di samping Gavin. Contohnya seperti sekarang. Gavin yang hanya memakai kaos hitam denga kemeja putih yang di gulung sampai siku, membuat tampilan sedikit berantakan tapi tetap cool. Dan Arumi yang memakai dress hitam ketat dengan kerah rendah di bagian dada, memperlihatkan leher putih mulusnya. Dan dress yang panjangnya diatas lutut sekitar dua centimeter. bisa bayangkan betapa mini nya?

Bahkan dress itu bisa memperlihatkan kaki jenjang Arumi, dengan high heels putih nya. Serta rambut hitam Arumi yang bergelombang di bagian bawah. Siapapun yang melihat Arumi saat ini, pastilah mengagumi kecantikannya dan keseksiannya, pastinya.

Arumi melirik Gavin yang menatap lurus kedepan. "Tumben banget sih Vin diem mulu, biasanya juga bawel."

"Gue lagi capek aja Nat." Gavin menjawab dengan santai, membuat Arumi mengerucutkan bibirnya sebal.

Pintu lift terbuka, suara alunan musik dj mengalun asik. Beat nya pun asik, membuat Gavin mengaungguk-anggukan kepalanya mengikuti alunan musik.

"Party nya Karrel keren banget ya?" Arumi sedikit berteriak, karena kalah suara dengan musik dj yang keras.

"Kamu nggak ngasih ucapan dulu sama Karrel?" Gavin mengedarkan pandangannya, mencari Karrel temannya dan Arumi. Sesama artis dan model seperti mereka yang sedang merayakan ulang tahunnya hari ini.

"Kamu mau ikut aku nggak? Nyari Karrel, rame banget Vin!" Arumi kembali berteriak. Gavin yang malas berteriak hanya menganggukkan kepalanya. Dan berjalan menggandeng Arumi mencari Karrel. Diam-diam, Arumi tersenyum penuh kemenangan Dalam gandengan Gavin.

Baru beberapa langkah mereka mencari Karrel, Gavin sudah menemukan Karrel dengan teman-temannya yang lain. Sedang bergerombol mengobrol. Beberapa dari mereka ada yang bahkan sambil merokok atau dengan vape—rokok elektrik.

"Rel!" Panggil Gavin.

Karrel menoleh, kemudian mengembangkan senyumnya begitu melihat Arumi dan Gavin yang datang. "Woy man! Dih, gue kira lo berdua nggak dateng." Karrel menarik Gavin dan berpelkan ala bro-bro gitu. Dan memeluk kemudian cipika cipiki sebentar dengan Arumi.

ROSESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang