Happy Reading!
Pukul 5 sore. Niall dan Michella berpamitan setelah sekitar satu setengah jam berkunjung ke rumah. Selama waktu itu pula rasa rindu Niall sudah benar-benar terobati. Dan banyak cerita yang dibicarakan tentang keluarga Niall pada Michella maupun sebaliknya.
Niall: kami pamit ya, ma, pa..
Maura: iya. Cepat pulang kembali, ya.
Niall: pasti, ma.
Maura: Michella, sampaikan salam om dan tante untuk papa-mamamu, ya?
Mi: tentu, tante.
Maura memeluk Niall dan Michella bergantian. Ia akan merindukan keduanya karena wanita itu telah menganggap Michella sebagai bagian dari keluarganya juga.
Niall: sampai jumpa, ma, pa!
Bobby: hati-hati, nak!
Perlahan Niall mulai menjalankan mobilnya meninggalkan rumah keluarga kesayangannya itu, kembali beraktivitas dengan dunia karirnya. Bahagia ia rasakan kembali bersama keluarganya untuk pertama kalinya lagi.
Mi: wow, senang sekali bisa bertemu keluargamu lagi, Niall. Rasanya seperti berkumpul bersama keluarga sendiri.
Niall yang menjadi lawan bicara Michella satu-satunya itu hanya terdiam. Dua kata terakhir dari kalimat Michella barusan membuat perasannya sedikit bergetar. Ya, dua kata itulah yang sangat ia harapkan. Sangat ingin untuk menjadi kenyataan. Ia tidak butuh kalimat "Michella sudah dianggap sebagai keluarganya sendiri" namun dalam artian sahabat yang menjadi keluarga hanya karena diantara Niall dan Michella yang sering bermain bersama. Tapi ia ingin artian bahwa Michella benar-benar menjadi bagian dari hidupnya.
Niall: hm, ya..
...
Mi: oh ya, Niall, kau ingat akan mengajakku ke danau nanti malam, 'kan?
Niall: ya tentu saja, aku akan menjemputmu pukul delapan. Bersiaplah.
Mi: okay, aku tunggu.
Niall langsung melajukan mobilnya menuju rumah sakit. Dia akan menunggu sampai pukul delapan di rumah sakit sekalian untuk pengecekan kondisinya malam ini.
...
Niall: hai, guys!
Liam: sudah kuduga pasti kau akan melebihi dari pukul 5, Niall.
Niall: haha, memang sekarang pukul berapa? Hanya sebentar, 'kan?
Zayn: sebenarnya kau sudah melebihi empat puluh lima menit.
Niall: benarkah? Kukira hanya lima menit.
Louis: iya, empat puluh lima kau bagi sembilan, benarkan?
Niall: aku tidak membaginya, Lou. Aku meminjamnya.
Liam: sudahlah, sekarang kau mandi saja, Niall. Pengecekanmu pukul tujuh, bukan?
Niall: iya-iya.
...
Dokter: bagus, bagus kondisi tubuh anda mulai membaik Mr.Horan.
Niall: kalau kondisi luka saya, dok?
Dokter: kondisi badan anda yang membaik tidak terlalu berpengaruh pada lukanya. Tapi jika anda menjaga terus kondisi badan, pasti itu akan berpengaruh besar pada lukanya.
Niall: baiklah, terimakasih, dok.
Dokter: ya, saya permisi.
Pengecekan untuk hari ini selesai. Niall bersiap-siap untuk pergi ke danau sekarang. Ia mulai menata pakaiannya, rambutnya, sepatunya, juga wajahnya. Ingin sekali tampil keren dihadapan Michella.
Niall: okay, berangkat.
...
Mi: KAK SAAMM!
Michella berteriak memanggil kakaknya dari kamarnya di lantai atas. Sudah beberapa menit yang lalu ia dikagetkan dengan pakaian yang akan ia kenakan itu tidak ada. Padahal ia sudah meminta kakaknya untuk memilih.
Mi: SAMUEL!
Suara hentakan kaki yang cukup keras terdengar dari lantai bawah yang sepertinya menuju lantai atas. Ternyata itu Sam yang lari tergesa-gesa menuju kamar Michella.
Buru-buru Samuel menutup mulut Michella yang terbuka lebar itu untuk menghentikan teriakannya. Ya, memang kalau gadis itu sudah berteriak, suaranya sangat berisik hingga terdengar keseluruh penjuru rumah. Baiklah itu berlebihan.
Sam: ssttt.. kau bisa diam tidak?
Mi: eee, asdfghjklmptwad. Awdskcdsphedgdsckjdc.
Sam: err, kau itu bicara apa?
Mi: bkdasgdgidjcaiiyd !!
Sam: apa??
Kesal, Michella melepaskan tangan Sam yang masih menutupi mulutnya itu. Bodoh pikirnya, tentu saja sampai zaman apapun kakaknya itu takkan mengerti ucapannya kalau tangannya masih menutupi mulutnya.
Sam: oh iya lupa, tadi kau bicara apa?
Mi: aku tidak akan berteriak kalau kau cepat datang. Lama sekali!
Sam: memangnya kau pikir aku ini apa? Kuda?
Mi: seharusnya kau bisa mencontohnya satu.
Sam: terserah. Sekarang kau ingin apa?
Mi: kau sudah memilihkan baju untukku?
Sam: hmm, belum.
Mi: huh?! Aku hanya memiliki waktu setengah jam lagi!
Sam: benarkah? Oh, ya sudah.
Mi: loh, lalu bagaimana dengan nasib bajuku?
Sam: nasib bajumu baik..
Mi: aku serius, kak..
Sam: aku juga serius, lihat saja di dalam lemarimu.
Mi: huh?
Michella penasaran dengan maksud dari kakaknya itu. Menyuruhnya untuk lihat kondisi bajunya di dalam lemari? Mungkin memang ada sesuatu di dalam sana.
Michella membuka lemari pakaian besar berwarna coklat setinggi dua meter itu. Ia melihat kesekeliling isi lemarinya. Baju, celana, dress, dan beberapa aksesoris yang ia punya. Tidak ada perubahan.
Mi: tidak ada yang berubah dengan isi lemariku.
Sam: benar sudah kau cek semua? Pakaian yang dilipat, yang digantung.
iM: iya, hmm.. hey!
Michella menyadari ada yang berbeda dengan wilayah baju yang digantungnya. Semua baju yang ia kenal kecuali satu baju yang dilapisi plastik.
Baju lengan panjang yang sepasang dengan celana hitam motif bunga-bunga plus sebuah beanie berwarna abu-abu. Pakaian yang cantik, bukan?
Mi: apa sebelumnya aku pernah memiliki baju ini?
Sam: tentu saja tidak, itu baju yang tadi aku beli bersama mama.
Mi: mama yang pilihkan?
Sam: tidak, aku yang pilih. Oh ya, untuk sepatunya, sudah kusiapkan di rak sepatu bawah.
Mi: benarkah? Terimakasih kak Sam, aku beruntung memiliki kakak sepertimu.
Sam: hm ya-ya, jadi kau suka?
Mi: tentu saja aku sangat suka!
Sam: okay, kau tidak perlu berteriak lagi, 'kan?
Mi: hihi, iya-iya, aku akan bersiap sekarang.
Sam: ya, bersenang-senanglah.
Maap ini chapter ga penting bgt wkaka:") sorry lg terlalu pendek hehe, mungkin masih ada yg mau vomment?
![](https://img.wattpad.com/cover/6231923-288-k172010.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gone ⇨ n.h
Hayran KurguPLEASE, FOLLOW THE AUTHOR FIRST TO APPRECIATE THE STORY, THANK YOU. "Aku akui dengan senang hati bahwa aku mencintai gadis teman masa kecilku." - Niall.