Unrevealed Scene

560 35 6
                                        

Come take a look to the page where Niall asked Zayn to talk. Gone ~New Phase II

Pukul sepuluh pagi, di sisi lain..

Niall: um.. guys, bisa kalian tinggalkan aku dengan Zayn disini?

The boys yang lain saling bertatapan, melihat ke Zayn yang justru pria itu hanya mengangkat bahunya tanda tidak tahu.

Louis: okay, ayo kita keluar..

Louis beranjak dari duduknya dan pergi diikuti Harry lalu Liam, menyisakan Niall dan Zayn di ruangan itu, seperti apa yang dipintanya.

Zayn: ada apa, Niall?

Niall: aku rasa.. ini waktu yang tepat untuk mengatakannya, Zayn.

Zayn: iya? Ada yang ingin kau sampaikan? Katakanlah..

Niall: okay, sebenarnya.. aku.. sebenarnya aku...

Niall tak habis pikir kalau dirinya akan mengatakan ini sekarang. Namun justru nafasnya tercekat sehingga kata-kata itu tidak dapat mencuat dengan mulus. Padahal ia sudah sangat yakin untuk melalukan ini. Kenapa rasa gugup itu ada lagi? Kenapa juga ia tak berani menatap Zayn sedari tadi.

Zayn: Niall, ada apa? Mengapa kau malah diam?

Niall: uh, iya, begini Zayn..

Dengan satu tarikan nafas pria itu membuka mulutnya.

Niall: a-aku, aku menyayangi Michella.

"..."

Dalam sekian detik tak ada suara apapun di ruangan itu, membuat Niall bertambah takut. Ada apa? Zayn tidak mengatakan apa-apa. Zayn tidak menjawab maupun meresponnya.

Niall pun tidak bisa melihat wajah Zayn karena sedari tadi ia berbicara dengan menundukkan kepala. Tapi refleks, hal ini membuatnya mendongak. Kini ia dapat menatap Zayn yang wajahnya terlihat biasa saja. Hanya alis pria itu bertautan, mungkin dia bingung.

Zayn: lalu?

Niall: apa—Zayn kau tidak memberikan respon positif atau negatif terhadapku??

Zayn: uh, aku harus?

Niall: Zayn, aku sayang Ella, aku mencin—

Zayn: ya, aku tahu itu.

Niall: kau sudah tahu??

Zayn: kau 'kan mengatakannya tadi.

Ya Tuhan, rasanya Niall malah kesal sekarang. Beribu keyakinan dan memupuk keberanian yang sudah ia siapkan dan rencanakan dalam beberapa hari lalu, ternyata tidak ada gunanya sama sekali. Untuk apa Niall merasa takut jika Zayn akan marah yang justru pria itu hanya berkata "Lalu?". Kau bercanda!

Niall: tapi, Zayn, bukankah kau juga menyukai Michella?

Zayn: aku? Menyukai Michella? Yang benar saja, Ni. Aku tidak memiliki rasa apa-apa terhadapnya. Chella adalah sahabatmu, maka dari itu ia menjadi sahabatku juga.

Entah apa yang tengah dirasakan Niall mendengar kenyataan dari pernyataan Zayn barusan. Ia seperti "Oh, begitu". Apa selama ini Niall telah salah sangka?

Zayn's POV
Ya Tuhan, bisa Kau bantu aku untuk menghentikan percakapan ini? Rasanya aku enggan melanjutkan apa yang akan ia katakan berikutnya.

Jujur saja aku jujur pada hatiku. Tapi kini hatiku masih berbentuk kepingan yang belum dapat disatukan kala mendegar kalimat itu, mengetahui bahwa Niall Horan menyayangi Michella. Ya, gadis yang sama yang aku sayangi juga.

Lalu mengapa aku berkata demikian? Bukankah justru hal ini menyakiti diriku sendiri? Tidak, anggap saja tidak. Karena aku adalah seorang pria maka aku harus bersikap layaknya pria. Aku tidak bisa main pukul terhadap Niall hanya karena ia mengatakan hal itu akibatnya hatiku hancur—walaupun sebenarnya aku sangat ingin melakukan itu. Namun dengan begitu aku telah bersikap egois.

Lagipula, di lain sisi, apa artinya diriku seorang Zayn Malik ketimbang Niall Horan? Jika dikatakan, aku bukan siapa-siapa bila ditempatkan di tengah-tengah Niall dan Michella. Juga aku tidak memiliki hal yang patut dibanggakan.

Sedangkan Niall, ia adalah sahabat Michella yang telah bersama sejak kecil. Mereka sudah mengenal satu sama lain. Chella mengetahui segala tentang Niall juga pria itu mengenal jauh diri Michella. Sudah pasti gadis itu memiliki kenangan tersendiri terhadap Niall.

Dan bagaimana denganku? Aku hanyalah sebagian kecil kenangan yang hadir dalam memori Michella. Tidak lebih.

Namun aku pun tak bisa mengelak bahwa diriku teramat sangat mencintai gadis itu. Entahlah, ia menjadi hal satu-satunya yang membuatku percaya dengan kalimat 'Jatuh cinta pada pandangan pertama'.

Niall: baiklah, Zayn. Ternyata selama ini aku salah. Tapi karena aku sudah terlanjur membicarakan ini denganmu, bisakah kau mendengar permintaan terakhirku?

Zayn: huh? Haha, apa yang kau katakan, Niall? Apa maksudmu permintaan terakhir?

Niall: permintaan yang aku inginkan untuk terakhir kalinya selama aku hidup.

Zayn: apa..?

Niall: aku terkejut mengetahui kau hanya menganggap Ella sebagai teman. Tapi sebelum kau mengatakan itu, jauh dalam hatiku aku yakin kau juga menyayanginya, Zayn. Kau sangat mencintai Michella.

Tunggu, apa dia serius??

Niall: maka dari itu, aku meminta kau menjadi pangeran untuk Michella.

Zayn: Niall, jangan konyol!

Niall: tidak, aku bersungguh-sungguh, Zayn. Bisa kau lakukan itu? Untukku dan demi Michella.

Apa kini Niall sudah gila? Aku tak dapat mempercayai ini. Ia memintaku untuk—apa??

Zayn: Niall, kau menyayangi Michella. Seharusnya kau yang bersama dengannya.

Niall: justru karena aku menyayanginya, aku rela dan bersedia untuk melepasnya pergi.

Zayn: sebenarnya ada apa denganmu, Ni? Mengapa kau berbicara seakan kau..kau..

Niall: tak lama lagi, Zayn. Hanya aku seorang yang merasakan itu.

Ya Tuhan, pembicaraan ini sangat asing di telingaku. Apa aku menjadi orang pertama yang mengetahui hal itu? Langsung dari mulut Niall Horan.

Niall: aku memohon padamu, Zayn. Aku telah memilihmu untuk menggantikan posisiku. Jagalah Michella, buat ia bahagia.

Aku perlu mencerna semua ini. Tentu saja bukan berarti aku yang sebenarnya menyayangi Michella lantas mengiyakan begitu saja permohonan pria itu.

Kepura-puraanku tidak menyukai Chella pun karena aku tidak ingin menyakiti sahabatku sendiri. Biar aku yang merasakan itu.

Namun mau bagaimana lagi dengan semua ini?

Zayn: aku tidak yakin, Niall. Aku tidak bisa menjanjikan itu.

Niall: tapi kau bersedia, bukan?

Zayn: baiklah, akan kucoba.

Niall: terimakasih, Zayn. Aku percaya padamu. Ah, satu lagi, tolong sampaikan surat ini untuk Michella.

Aku dapat melihat wajah pucat Niall yang menggambarkan kebahagiaan. Apa yang kulakukan ini sudah benar? Senang itu masih ia rasakan ketika aku mengambil sepucuk surat beramplop biru langit dari tangannya.

Zayn: jadi..

Niall: maaf, Zayn. Seharusnya aku mengatakan ini sejak awal. Aku—argh!

Zayn: Niall? Niall, kau kenapa?

Niall: argh!

Zayn: Niall? Guys!

Ya Tuhan, apa ini saatnya?

The scene has been revealed. Itu dia scene percakapan Niall dan Zayn yang terlupakan haha. Akhirnya tuntas ya hutangku sama ff ini juga readers //mwahh
Follow Ig aku juga ya: @dizagnesia

Vomment?

Gone ⇨ n.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang