Happy Reading!
Benda baja itu telah sepenuhnya hilang menembus awan. Kini ia berbalik arah melangkah menuju tempat yang entah apa. Mungkin rumah. Karena tak ada gunanya lagi ia di tempat itu. Tak ada tujuan dan tidak ada lagi hal yang perlu dilakukan. Semuanya sudah terlambat.
Michella tersenyum tipis.
Mi: maaf, Zayn. Yang terpenting kau sudah mencobanya, Michella. Walaupun tidak tahu dia melihat kedatanganmu atau tidak, namun kau berhasil melihat ia pergi walau hanya melihat.
Gadis itu berbicara pada dirinya sendiri. Satu perasaan bahagia tersirat dalam benaknya, tapi perasaan sedih pun muncul dalam hatinya. Bahagia karena dapat sampai di bandara pada saat terakhir dan bisa melihatnya pergi. Sedih karena saat terakhir itu benar-benar menjadi saat terakhir ia tidak bisa ucapkan selamat tinggal.
Michella merogoh saku jaketnya untuk mendapatkan handphone miliknya. Beberapa detik kemudian, ia dekatkan benda itu ke arah mulutnya dan mulai berbicara di depan layar benda pipih itu. Setidaknya kurang lebih dua menit ia kembalikan handphone itu kedalam jaketnya.
Mi: aku tak mengharapkanmu untuk cepat membalas bahkan hanya untuk membalas. Tapi aku akan sangat senang bila kau dapat mengirimkannya untukku.
Michella kembali tersenyum. Lalu detik kemudian ia berjalan pergi meninggalkan bandara.
...
Keesokannya di rumah keluarga Richard.
Mi: pagi, ma.
Michell: pagi, sayang.
Mi: hai kak Sam, aku rindu dirimu!
Sam: rindu? Memangnya sudah berapa lama kita tidak bertemu?
Mi: aku tidak tahu, yang pasti itu sangat lama..
Sam: benarkah? Bukankah kemarin kau—
Mi: ya-ya lupakan tentang itu, sekarang ayo kita sarapan.
Michell: ini rotimu..
Mom Michell memberikan roti isi selai kacang yang baru saja ia olesi untuk Michella. Ia tersenyum melihat keceriaan anak gadisnya itu yang sempat hilang beberapa hari lalu semenjak kepergian Niall. Berharap hal ini akan terus berlanjut.
Mi: wah selai kacang, yummy..
Sam: kasihan, baru pertama kali makan roti selai kacang, ya?
Michella mengangguk sambil berdehem karena mulutnya yang masih mengunyah. Ia akui, rasanya seperti baru saja datang kembali ke dunia nyata. Pagi ini benar-benar baik untuknya. Roti yang sedang ia makan terasa begitu nikmat padahal ia sangat sering memakan roti. Suasana sarapan pagi ini pun terlihat sangat menyenangkan walaupun berkali-kali ia lakukan bersama keluarganya. Sungguh seperti datang ke dunia baru.
Michell: oh ya, kau tidak lupa 'kan, Michell? Empat hari lagi kau akan kembali kuliah dan memulai semester baru. Menyenangkan, bukan?
Sesaat Michella berhenti mengunyah. Ia lupa akan pendidikannya yang dimulai dalam waktu empat hari mendatang. Ia lupa kalau sebentar lagi ia harus meninggalkan Mullingar. Ia lupa kalau selama satu semester ia akan menetap di Amerika. Dan ia sadar, hari-hari bersama keluarganya akan berakhir dan hanya ia isi dengan kesedihannya beberapa hari yang lalu. Seharusnya ia gunakan dengan kesenangan bukan seperti itu.
Mi: oh tentu aku ingat, ma. Dan aku tidak sabar untuk semester baru, yeay!
Sam: bagus.. nanti cepat lulus seperti kakakmu ini..
Mi: huh, benarkah? Ada yang seperti itu?
Sam: mana ada orang senang semester baru lalu bisa langsung lulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gone ⇨ n.h
FanfictionPLEASE, FOLLOW THE AUTHOR FIRST TO APPRECIATE THE STORY, THANK YOU. "Aku akui dengan senang hati bahwa aku mencintai gadis teman masa kecilku." - Niall.
