Gone ~Already Gone

1.2K 81 17
                                        

Recommended: membaca part ini dengan mendengarkan lagu-lagu seperti:
-A Thousand Years (Christina)
-Shouldn't Come Back (Demi)
-Half a Heart (1D)
-Stay (Miley)
-Safe and Sound (Taylor)
Atau yang lainnya hehe, supaya dapet feelnya, bacanya dihayati ya(?) hoho, kalau lagunya abis, diulang lagi aja atau ganti lagu lain, Happy Reading!

Di lorong itu, semua wajah terlihat begitu cemas. Sang dokter menarik nafas lalu menghembuskannya. Ia belum juga berbicara apa-apa.

Liam: dokter, ayolah dok bagaimana dengan Niall?

Sang dokter melihat wajah Liam, lalu orangtua Niall kemudian ke semuanya. Ia menunduk dan menggeleng-gelengkan kepala.

Mi: dok..?

Dokter: maaf, kami sudah berusaha..

Kalimat yang diucapkan sang dokter membuat semua tangisan yang terbendung itu pecah seketika. Maura menangis dengan kerasnya. Ia memeluk suaminya.

Louis: tidak mungkin, ayolah dok cek lagi keadaan Niall, ia pasti sembuh.

Harry: anda pasti salah dok, tolong periksa lagi dokter..

Dokter: kami sudah melakukannya berulang kali, tapi jantungnya tetap tidak berdetak lagi.

Michella pun menangis. Ia menutupi wajahnya. Zayn mencoba menenangkan gadis itu dengan memeluknya. Harry, Liam, Louis juga semua kru melakukan hal yang sama. Apa yang dapat mereka lakukan hanya menangis, tidak bisa menerima bahwa yang disayang sudah tiada. Yang dicinta sudah pergi. Mereka masih berharap akan adanya keajaiban datang. Tapi sepertinya hal itu tidak akan terjadi.

Mi: ini tidak mungkin, tidak mungkin..

Zayn: shh..

Mi: Niall..

Zayn terus memeluk Michella yang menangis di dadanya. Ia mencoba menenangkannya, namun gadis itu terus menangis. Terus dan semakin terisak. Satu titik air mata membasahi pipi Zayn. Pria itu pun menangis dan mengeratkan pelukannya pada Michella.

...

Di waktu yang sama namun di tempat yang berbeda, seorang pria tengah terbaring kaku di atas segalanya yang berwarna putih. Tempat yang aneh. Begitu putih dan bersih, tak nampak apapun. Pria itu merasa kalau salah satu benda di dalam dirinya telah berhenti bergerak. Apa ia mati?

Tapi, entah mengapa Dia sepertinya masih memberikan satu kesempatan. Hingga lambat laun benda itu kembali melakukan fungsinya, ia berdetak. Begitu pelan sampai rasanya ingin menyerah. Tidak, ia tidak boleh menyerah. Ini kesempatan yang sangat langka dan tidak mungkin terjadi dua kali.

Pada akhirnya, benda itu kembali berdetak. Namun dengan susah payah ia menstabilkan segalanya. Saat itu sang pria mencoba membuka kedua matanya yang tertutup rapat. Nuansa putih itu tetap ada. Ia melirik ke sekelilingnya berharap ada sesuatu yang dapat berguna untuknya.

Tapi tidak ada. Semuanya putih, harus dikatakan berapa kali kalau semua itu putih. Tidak membentuk suatu ruangan apapun. Pria itu mencoba menggerakkan tubuhnya. Namun ia tidak bisa, seluruh tubuhnya kaku. Bahkan untuk menggerakkan satu jarinya saja sangat mustahil. Yang hanya bisa ia lakukan adalah menggerakkan manik mata birunya ke segala arah.

Dan sesuatu seperti memaksanya untuk memejamkan mata.

"Lakukan apa yang seharusnya kau lakukan sebelum matahari terbenam. Semua itu telah disembuhkan. Dan, setelah matahari terbenam, Kami akan mengambilmu kembali."

...

Dokter: tuan dan nyonya Horan, anda bisa ikut ke ruangan saya terlebih dahulu.

Kedua orang tua Niall mengikuti sang dokter pergi ke ruangannya. Semuanya masih tetap di depan ruang operasi. Mencoba menerima ini yang tentunya sangat sulit. Tapi..

Gone ⇨ n.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang