Happy Reading!
Keesokan harinya, pukul 8 pagi. Michella sudah bangun sejak tiga jam yang lalu. Entahlah ia bangun sepagi itu. Padahal tidak ada yang membangunkan. Tapi ia merasa ada sesuatu yang membuatnya bangun sepagi ini.
Ia sudah dalam posisi. Duduk diam di kursi meja belajarnya. Dilihatnya langit di luar sana, cerah namun tak secerah hari-hari kemarin. Semuanya putih karena tertutup awan. Putih, bersih, dan kalau terus diperhatikan jadi menyilaukan. Gadis itu teringat peristiwa semalam.
Tenanglah Michella. Jika kau kedinginan, aku akan disini untuk menghangatkanmu. Sekarang kau tidurlah, aku akan tetap disini sampai kau merasa hangat..
Kembalilah tidur.. aku akan tetap disini
Suara-suara itu mirip sekali dengan apa yang ia dengar ketika di pemakaman. Suara lembut, yang selalu menyuruhnya untuk melakukan perintahnya. Dan anehnya, Michella selalu menuruti suara itu berkata apa.
Lalu dengan sosok bayangan tadi malam. Apakah itu benar hanya sebuah bayangan? Atau memang ada seseorang yang datang? Jika dikatakan bayangan, tapi ia begitu nyata. Jika dikatakan manusia, tapi ia hanya seperti cahaya. Namun yang pasti, sosok itu membentuk menyerupai tubuh seorang manusia.
Pertama kalinya Michella melihat hal seperti itu semenjak ia kehilangan Niall.
Mi: apa itu kau Niall?
Niall. Lagi-lagi nama itu diucap dan seketika angin berhembus perlahan meniup rambut blonde si gadis kesepian, Michella. Ia dapat merasakan udara yang melintas melewati wajahnya.
Ia pejamkan mata lalu merasakan udara itu kembali melintasi wajahnya. Dingin tapi berangsur hangat. Hangat menyejukkan. Setelah itu ia membuka mata dan mendapati kupu-kupu kecil terbang tepat di depan wajahnya. Michella bingung, darimana datangnya hewan itu? Celah jendela yang ia buka tidak lebar hanya beberapa centi mungkin. Mana bisa hewan itu dapat masuk ke kamarnya.
Kupu-kupu itu berwarna biru langit. Kecil namun begitu indah. Michella tersenyum melihat hewan cantik itu. Ia layangkan jari telunjuknya mendekati si kupu biru. Hewan itu seakan mengerti apa yang diinginkan sang manusia. Lalu ia hinggap di jari telunjuk Michella.
Beberapa detik kemudian kupu-kupu itu terbang kembali dan pergi ke bawah kolong meja belajar Michella, tepatnya ke laci meja. Chella penasaran dengan apa yang hewan itu lakukan di dalam lacinya yang memang sedikit terbuka. Ia tarik laci itu dan hanya mendapati surat beramplop biru yang tergeletak di dalamnya.
Sungguh aneh, dimana kupu-kupu itu? Kemana ia pergi? Mana mungkin ia dapat menghilang begitu saja. Mengapa isinya hanyalah surat itu? Apa kupu-kupu itu menyuruh Michella agar cepat membacanya?
Mi: tidak ada.. sungguh tadi ia pergi ke dalam sini. Apa aku salah lihat? Kenapa hanya ada surat ini?
Michella diam sejenak. Ia ambil surat itu dan memperhatikannya. Memegangnya, membolak-balikkannya, tapi tetap saja bentuknya seperti itu. Tidak ada yang berubah. Tetap benda tipis yang mudah sobek.
Mi: tidak mungkin kalau kupu-kupu itu masuk ke dalam amplop ini.
Lalu ia tersadar. Kenapa ia hanya memperhatikan surat itu ? Kenapa ia tidak membacanya saja? Daripada kupu-kupu itu membuatnya gila.
Mi: um.. baiklah.
Kemudian ia memakai syal biru kesayangannya dan jaket cokelat hangatnya lalu pergi. Entah ia akan pergi kemana, tapi benda itu berada digenggamannya.
Sam: hai Mi, oh akhirnya kau turun juga. Ayo, kau 'kan belum... hey kau mau kemana?!
Mi: aku akan segera pulang kak, aku janji!
KAMU SEDANG MEMBACA
Gone ⇨ n.h
FanfictionPLEASE, FOLLOW THE AUTHOR FIRST TO APPRECIATE THE STORY, THANK YOU. "Aku akui dengan senang hati bahwa aku mencintai gadis teman masa kecilku." - Niall.
