Happy Reading!
Mi: benarkah? Kau bisa menceritakannya padaku?
Harry: lebih baik kita ke ruang operasi sekarang, biar Zayn yang menjelaskannya nanti.
Michella mengiyakan perkataan Harry dan berjalan mengikutinya menuju ruang operasi. Ternyata di depan ruangan itu sudah ada Zayn, Liam dan Louis.
Mi: h-hey..
Lami: oh kau, Michella.
Mi: maaf aku baru sampai sekarang, aku kebingungan mencari koridor Tulip..
Zayn: tidak apa-apa, yang pasti kau bisa menyempatkan kemari.
Mi: tentu saja, Zayn. Aku pasti datang.
Louis: itu bagus..
Harry: sebentar lagi semua kru dan keluarga Niall akan datang.
Mi: um, Zayn, kau bisa menceritakan kejadiannya padaku?
Zayn: tentu. Ikut aku..
Michella berjalan di belakang Zayn dan mengikuti kemana perginya pria itu. Setelah menaiki lift dan sampailah di lantai bawah. Ternyata ia mengajak gadis itu ke kantin rumah sakit ini.
Mi: ya Tuhan, Zayn, kau benar-benar gila. Aku sudah menaiki lift, berlari kesana-kemari hanya untuk mencari sebuah koridor yang bernama Tulip. Lalu aku pergi lagi ke ruang operasi, setelah itu kau mengajakku turun ke lantai satu? Jadi untuk apa aku ke ruang operasi di lantai empat itu?!
Zayn: maka dari itu aku mengajakmu ke kantin, disini kau bebas memberi asupan untuk tubuhmu.
Michella memutar kedua bola matanya. Memang benar juga, disini ia bebas memakan apapun untuk mengganti energinya yang sudah terkuras banyak. Lagipula ia belum sarapan tadi pagi.
Zayn: lagipula aku ingin menceritakan hal lain selain peristiwa kejadian Niall.
Mi: ceritakanlah, semuanya..
Zayn: pesan makan saja dulu.. aku tahu kau butuh sedikit makanan.
Mi: tidak, Zayn, aku akan makan setelah kau menceritakannya.
Zayn: kalau begitu aku saja yang pesan.
Pria ini. Michella memperhatikan semua gerakannya. Caranya memanggil seorang pelayan dengan menjentikkan jarinya ke udara. Caranya memilih-milih makanan di menu dengan begitu teliti. Dan caranya berterimakasih setelah makanan itu sudah sampai di meja. Dia memang jauh berbeda dengan Niall. Niall memiliki caranya sendiri dalam memesan makanan.
Niall lebih suka melambaikan tangannya ke atas jika memanggil pelayan. Ia selalu asal melihat menu-menu makanan, yang ia cari hanya makanan yang menurutnya lezat dari nama makanan itu. Niall memang tidak mengucapkan terimakasih jika sajiannya sudah tiba, ia lebih memilih berteriak "wohoo ia sudah tiba" ataupun ia akan menjulurkan lidahnya keluar sambil menggosok-gosokkan telapak tangannya.
Yang dilakukan Zayn memang terlihat lebih sopan daripada yang dilakukan oleh Niall. Tapi Michella menyukai keduanya. Tentu saja, semua orang mempunyai karakter dan caranya masing-masing.
Sebelum Zayn memakan makanannya, ia menatap wajah Chella dan tersenyum. Apa maksudnya? Lalu ia mengangkat piring yang berisi makanan berat itu dan menaruhnya tepat di depan gadis itu.
Zayn: untukmu..
Mi: huh?
Senyumannya masing bertengger manis di kedua sudut bibirnya. Kemudian ia menaruh kedua tangannya di atas meja dengan posisi dilipat.
Zayn: untukmu, makanlah.
Mi: Zayn, aku—
Zayn: kau bilang kau tidak mau memesannya, jadi aku saja yang pesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gone ⇨ n.h
FanficPLEASE, FOLLOW THE AUTHOR FIRST TO APPRECIATE THE STORY, THANK YOU. "Aku akui dengan senang hati bahwa aku mencintai gadis teman masa kecilku." - Niall.