Happy Reading!
Di sepanjang jalan, Niall yang mengemudi itu terus-menerus diganggu oleh gadis di sampingnya yang tak henti bertanya. Bukannya kewalahan menjawab semua pertanyaannya yang cerewet itu, Niall justru senang dan beberapa kali diselingi oleh tawa kecil.
Menurutnya, cara bertanya Michella itu sangat lucu dan terkesan seperti seorang anak kecil yang diajak main lalu ia sangat tidak bisa bersabar. Tapi sekarang Michella terdiam dan fokus pada jalanan di depannya.
Niall: ada yang ingin kau tanyakan lagi?
Mi: tunggu, aku sedang berpikir apa yang akan kutanyakan.
Niall: haha.. kukira kau sudah kehabisan pertanyaan.
Mi: asal kau tahu saja, di dalam kepalaku ada beribu pertanyaan yang sedang kuolah mana yang akan kutanyakan lebih dulu.
Niall: dan semua pertanyaan itu untukku?
Mi: iya..
Niall: haha.. okay, apa selanjutnya?
Mi: hmm, kemarin kau kemana saja?
Niall: kemarin..
Yang Niall lakukan hari kemarin hanyalah berdiam diri di rumah sakit. Jika dalam pemikiran dokter disebutnya istirahat. Dan untuk apa ia lakukan kalau bukan karena infeksinya itu?
Niall: ..kemarin aku pergi ke rumah. Ya, pulang.
Mi: rumah orang tuamu?
Niall: iya..
Mi: mengapa kau tidak mengajakku?
Niall: memangnya?
Mi: padahal aku sangat rindu dengan tante Maura, juga ayahmu.
Niall: okay, lain kali aku akan mengajakmu.
Mi: janji?
Niall: yap, aku janji.
Mi: okay, sekarang kita mau kemana?
Niall: kau ingin kemana?
Mi: hmm, bagaimana kalau ke London Tower Bridge ?
Niall: menara London? Persisnya itu di London, Ella.
Mi: lalu?
Niall: kita sedang di tengah-tengah jalan raya di Mullingar. Irlandia, bukan Inggris.
Niall mengeluarkan tawanya yang renyah sedangkan Michella hanya mengerucutkan bibirnya lalu melipat kedua lengannya dan kembali fokus pada jalanan.
Niall: Ella, aku mau-mau saja kalau kita main ke London. Tapi manajemen dan semua kru pastinya tidak akan mengizinkan.
Mi: bagaimana bila mereka mengizinkan?
Niall: tentu kita berangkat, bahkan sekarang juga.
Mi: hmm, baiklah. Kalau ke Eiffel Tower ?
Niall: Eiffel? Astaga, kenapa semakin jauh, Ella?
Mi: hihi.. aku bercanda, Nialler. Aku mengerti, lagipula aku juga tidak mungkin memaksamu untuk main ke luar negeri. Okay, kita ke danau Flourience ?
Niall: okay!
Tentu saja Niall akan mengajak kemanapun gadis yang ia cintai ini. Ia tidak masalah dengan berapa banyak uang kah yang akan ia keluarkan untuk Michella. Yang ia inginkan hanyalah, gadis manisnya ini dapat bahagia selalu, walaupun itu tidak bersamanya. Tapi, selain alasan karena para kru tidak akan memberinya izin, ia juga takut kalau terjadi apa-apa dengan lukanya ini. Dan dia pun tidak ingin Michella mengetahuinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gone ⇨ n.h
Fiksi PenggemarPLEASE, FOLLOW THE AUTHOR FIRST TO APPRECIATE THE STORY, THANK YOU. "Aku akui dengan senang hati bahwa aku mencintai gadis teman masa kecilku." - Niall.