Happy Reading!
8:15 PM
Niall yang pura-pura tidur itu akhirnya membuka mata dan mendapati di ruangan hanya ada dirinya. Sepi, kosong, dan tidak ada suara apa-apa. Ia berpikir kalau Zayn sudah pulang dan tidak pamit dengannya karena ia sedang tidur. Berpura-pura tidur lebih jelasnya.
Niall: Zayn? Hello, Zayn?
(...)
Niall: sepertinya dia memang sudah pergi. Bagus!
Lalu Niall cepat-cepat memakai jaket dan sepatu putihnya. Ia sedikit merapikan rambut, kaus, dan diakhiri dengan gaya ala seorang cowok keren. Ia benar akan menemui Michella malam ini. Rasanya sudah puas, ia berjalan menuju pintu dan saat hendak menarik kenopnya, sesuatu memegang pundaknya dari belakang dan refleks Niall tak berkutik.
Pria blonde ini begitu terkejut hingga ia pun tidak berani untuk bergerak apalagi membalikkan badannya. Hal pertama yang ia bayangkan bahwa itu adalah hantu. Mengingat-ingat kata 'hantu' membuatnya berteriak dan malah menggedor-gedor pintu di depannya itu.
Niall: aaa.. tolong! Zayn dimana kau? Tolong aku!
Niall terlihat seperti anak kecil yang hendak diculik. Disaat ia berteriak, tangan itu justru menepuk-nepuk pundak Niall dan membuat pria itu semakin ketakutan. Tak disangka lagi, teriakannya semakin membesar.
?: hey-hey !
Niall: aaa.. ZAYNN!!
?: hey, Niall!
Niall berhenti teriak dan mencoba menoleh ke belakang. Betapa terkejutnya ia melihat Zayn ada di belakangnya dengan raut wajah yang bingung.
Niall: ZAYN?
Zayn: iya?
Niall: Ya Tuhan, mengapa kau bisa ada dibelakangku?
Zayn: memang kenapa? Daritadi pun aku sudah ada dibelakangmu.
Niall: kau yang menepuk pundakku? Kukira itu hantu.
Zayn: lagipula mengapa kau bertingkah seperti tadi? Seperti anak kecil. Jelas-jelas aku dibelakangmu, kau malah memanggil namaku seakan-akan aku sudah pergi.
Niall: aku tidak berani menengok, kukira kau memang sudah pergi. Lalu, kenapa kau bisa menghilang secara tiba-tiba dan muncul secara tiba-tiba pula?
Zayn: tadi aku habis dari toilet yang disamping itu.
Niall: ruangan ini ada toiletnya? Dimana?
Zayn: dibalik gorden itu, Niall. Oh ya, kau mau pergi? Kemana?
Niall baru ingat lagi pada rencana awalnya yang ingin menemui Michella. Dan sepertinya rencana itu sudah gagal karena Zayn, juga karena toilet bodoh itu. Mengapa sebelumnya ia tidak menyadari kalau ada toilet di ruangan ini?
Zayn: kau tidak boleh bepergian dulu, Niall. Lagipula ini sudah malam, aku yang akan menjagamu disini. Yang lain akan datang besok.
Niall: kenapa kau tidak pulang saja, Zayn? Tidur di rumah sakit itu tidak enak. Terutama tidur di sofa. Kau tidak perlu menungguku. Aku aman disini.
Zayn: benar juga, ya?
Niall: iya. Sekarang kau pulang saja. Itu lebih baik.
Zayn: dasar bodoh, kau kira dengan aku menurutimu lalu aku pergi dan kau bisa secara mudah meninggalkan rumah sakit? You wish, Horan! Aku akan tetap disini. Dan aku tidak akan mengizinkanmu pergi. Kau pikir aku tidak tahu sifatmu? Dan kau pikir aku bisa tertipu semudah itu?
Niall: argh..
Zayn: hey, aku ingin cerita sesuatu.
Niall: baiklah, cerita saja, Zayn. Ceritakan semuanya.
Zayn: ini tentang Chella.
Saat Zayn mengatakan nama 'Chella' dalam kalimatnya, ekspresi Niall yang awalnya kesal berubah menjadi penasaran dalam seketika. Ia seperti terangsang dengan apapun yang berhubungan dengan Michella. Dan ia selalu ingin mengetahuinya.
Niall: ada apa dengan Ella?
Zayn: sebenarnya ini bukan tentang Chella. Ini tentang diriku pada Chella.
Niall: maksudmu?
Zayn: aku menyukai Chella, Niall.
Niall: a-apa? Kau menyukai siapa?
Zayn: aku menyukai Chella, Niall. Michella, temanmu itu.
...
Esoknya.
Louis: Nialler, kau tidak apa-apa?
Niall: aku baik-baik saja.
Liam: Niall, bagaimana kondisimu?
Niall: aku sudah mengatakannya kalau aku baik, Li. Kau tenang saja.
Liam: tenang? Bagaimana kami bisa tenang.. penyakitmu mulai infeksi lagi, Niall.
Harry: seharusnya kau jangan menganggap ini sepele, Ni. Kami semakin cemas padamu, terutama Liam.
Niall: aku tidak menganggap sepele.
Harry: kalau begitu banyaklah istirahat dan turuti apa kata dokter. Jangan sering pergi.
Niall: okay-okay, aku tidak akan pergi kemana-mana.
Louis: kau tidak mengabari si agen M, Niall? Err.. maksudku, Michella.
Seketika suasana di ruangan itu menjadi hening. Entah pertanyaan itu saja yang telah membuat semuanya hening, atau Niall yang memang terlihat kaget yang otomatis membuat semua pandangan terarah padanya dalam pandangan bertanya-tanya.
Pria berambut blonde itu refleks terkejut. Pertanyaan Louis barusan terdengar seperti pertanyaan yang sangat sulit di ujian-ujian sekolah. Dalam pikirannya, Niall sedang berkutat keras untuk mencari jawaban yang benar-benar bagus dan masuk akal. Tentunya teman-temannya itu bukanlah orang-orang bodoh yang dapat dibohongi dengan satu alasan yang tak masuk akal. Bahkan untuk seorang Louis yang terlihat konyol dan mudah ditipu, jawaban yang tak logis saja dapat mengubahnya menjadi sosok yang serius dan berpikir keras.
Sebenarnya, jawaban yang perlu Niall katakan begitu sederhana juga sudah ia dapatkan sedari dulu dan tak perlu mencari jawaban lain. Namun, jawaban yang satu ini tak mungkin ia jadikan sebagai alasan. "karena aku menyayangi Ella dan takut bila kuberitahu tentang penyakit ini akan membuatnya khawatir terhadapku" itulah jawaban sebenarnya.
Dan yang menjadi beban untuk mengatakan alasan itu hanyalah rasa malunya kepada keempat temannya. Ia sudah terlanjur mengatakan bahwa ia tidak menyukai gadis siapapun, bahkan mencintai. Niall pula memang tidak tahu pasti apakah ia akan dikhawatirkan oleh Michella atau tidak, karena dirinya sendiri yang tak kunjung menyatakan perasaannya kepada Ella sehingga ia pun tak tahu apa perasaan Ella terhadapnya. Tapi si Irish yang satu ini memiliki firasat bahwa gadis itu memang menyayanginya. Entah ia dapatkan firasat itu darimana, namun itulah yang membuatnya yakin bila Ella menyayanginya dan ia akan khawatir kalau Niall menceritakan tentang penyakitnya ini. Selebihnya, ia hanya malu mengatakan kepada orang yang lain bahwa ia menyayangi Ella si gadis teman bermainnya sejak kecil itu.
Lalu, bagaimana dengan Zayn yang jelas-jelas juga menyayangi Michella? Si pecinta Nando's ini pun terlihat semakin gelisah. Zayn yang secara terang-terangan bercerita kepadanya bahwa ia menyayangi gadis yang sama ia sayangi juga, jadi membuatnya bingung tak karuan. Apa yang akan Niall jawab adalah suatu pernyataan yang harus menguntungkan. Menguntungkan hanya untuk Zayn, tapi tidak untuknya. Jika ia menjawab jujur, tentu saja akan menyakiti perasaan Zayn. Namun bila ia berbohong, justru dialah sendiri yang akan tersakiti.
Niall: aku tidak memberitahu Ella.
Louis: kenapa? Bukankah Michella itu teman masa kecilmu yang selalu berbagi cerita antara kalian berdua?
Niall: karena, aku memang tidak ingin kalau orang lain tahu. Oh ayolah guys, ini masalah pribadi. Aku tidak suka mengumbar masalah pribadi terkecuali pada kalian. Kita 'kan bersaudara. Benar bukan?
Vomment?
![](https://img.wattpad.com/cover/6231923-288-k172010.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gone ⇨ n.h
Fiksi PenggemarPLEASE, FOLLOW THE AUTHOR FIRST TO APPRECIATE THE STORY, THANK YOU. "Aku akui dengan senang hati bahwa aku mencintai gadis teman masa kecilku." - Niall.