Rosewald Hospital.
Rosewald Hospital.
Rosewald Hospital.
Nama rumah sakit yang sekarang selalu terngiang di kepalaku...
Letaknya tak jauh dari apartemen Calum,aku tau itu.Dan satu lagi,
Itu adalah tempat Ashton menyamar,seperti Calum di kampus
Aku harus segera sampai disana!
***
Ceklik~
Suara kenop pintu membuyarkan hening pada ruangan ini..
Bau darah.
Jelas,karena ini adalah kamar mayatTangisku pecah,aku tidak bisa menahannya lagi.
Ini benar benar hari terburukku
"Maaf,Nona,itu adalah mayat korban kecelakaan mobil yang baru saja diantar." ucap Suster disampingku yang membukakan pintu kamar ini...
Tuhan
Kuatkan hatikuKulangkahkan kakiku lebih dalam menuju sesosok mayat yang terbaring itu
Jelas terlihat darah menembus pada kain penutupnya..
Tanganku perlahan memegang kain penutupnya,air mataku ikut membasahinya
Saat aku membukanya,
Dan....
Terlihatlah wajah tampan yang sangat sangat sangat kukenal..
Wajahnya berlumur darah,wajahnya juga membiru karena pembuluh darahnya sudah tak mengalirkan darah lagi
Aku menangis sekeras kerasnya,tak peduli jika banyak orang yang mendengarnya
"Tidak,ini bohong!! Tega sekali kamu! Pergi begitu saja....dengan cara seperti ini" ucapku sesegukan karena menangis
Aku mencoba mengguncang-guncang tubuhnya berharap masih ada nafas dihidungnya
"Benar benar tega ya! LUKE,BANGUN...!! Ayo,bangun! Kumohon...luke..ini masih terlalu cepat"
Kupukul dadanya pelan sambil terus menangis
Kuusap wajahnya yang berlumur darah itu...
Ini mimpi..!
Ini pasti hanya mimpi...!!
Luke hemmings yang selama 2 tahun ini selalu menemaniku dan menghiburku,
harus pergi dengan cara seperti ini..
Tuhan..
Kenapa harus luke?Semua otot di kaki ku lemas,benar benar lemas.
Memang benar ini bukan Calum,
Tapi bagaimana aku tidak sedih kalau selama 2 tahun terakhir ini ia selalu bersamaku bahkan saat aku kesepian.Aku akan selalu terbayang bayang olehnya
"Eliz!" teriak seseorang dari pintu
"C-calum? Mike-"
Bruk...
Pandanganku buram.
****
"Sungguh Cal,aku tidak menyangka..itu Luke!"
"Aku merasa sangat bersalah,Mike.Andai saja ia tak menjemputku,pasti..."
"AAAHHH...!! Sial! Hemmings bodoh! Kenapa kau pergi begitu cepat? Padahal hal yang kuimpikan adalah bisa reuni bersama saat kita semua sudah punya keluarga kecil nanti...saat masing masing dari kita beruban dan memakai tongkat-"
"Dan saat dimana kita bisa memakai seragam sniper bersama untuk yang terakhir kalinya..."
Aku mendengar percakapan dari Mike dan Calum
Aku bisa mendengar semua impian mereka itu..
Sakit.
Sungguh sakit mendengarnya.Aku bisa merasakan rasanya kehilangan sahabat..
Luke,aku belum sempat mengucapkan terima kasih padamu
Aku terlambat.
Kubuka mataku perlahan,walau sebenarnya aku sudah sadar sedari tadi saat mendengar percakapan Mike dan Calum.
Rasanya tidak sanggup melihat Luke,lagi.
"El? Kau sudah sadar?" tanya Calum
Ia menoleh padaku karena mungkin mendengar tangisanku yang sudah berusaha kutahan.
"Cal,Luke....aku tidak menyangka" ucapku dengan tatapan yang masih terpaku pada langit langit ruangan ini,seolah memberi tahu bahwa ini nyata dan bukan mimpi...
"Aku merasa sangat bersalah,El.Lebih baik ia tidak-"
"Stop,cal..hentikan,ini bukan kesalahanmu!" aku bangkit dari tempat tidur ini dan memeluk tubuhnya,menumpahkan segala amarah dan kesedihanku.
Aku sangat merindukannya.
Jujur,aku sangat bersyukur itu bukan Calum.
Namun,tetap saja rasa sakit yang kurasakan ini......Sangat sakit.
Tuhan,
Jangan biarkan aku kehilangan lagi.
Jangan biarkan aku terlelap dalam perasaan ini.Dan kumohon, biarkan aku bisa merasakan bahagia bersamanya
Aduhhh,ngomong apa?!!?
lagi ngelantur coyIngat,Rahasia terakhir belum terungkap :"D
next part yaa...
VMMNTPLS ~°_°~

KAMU SEDANG MEMBACA
Distance | Calum Hood
Fanfiction"Kupastikan calum sedang berlumur darah saat menulis surat itu"-Luke