Aku terdiam di tengah persimpangan Times Square.Malam ini dinginnya begitu menusuk,menjalar di seluruh nadiku.Kueratkan parka coklat yang tengah ku kenakan saat ini.Kuusap lembut pipiku berharap bisa mengurangi rasa dingin di kulit ini.
Malam ini,seperti biasanya,Times Square sangat ramai dengan segala hiruk-pikuk aktivitas kota.Entah mengapa,aku senang berdiri di tengah persimpangan ini dengan memerhatikan para warga sipil yang terlihat sibuk dengan aktivitasnya masing masing.
Sendiri.
Ya,aku sendiri.
Rasanya seperti orang buangan yang tidak berharga.Hey! Ini negeri orang.Tak salah jika aku merasa asing bukan? Walaupun sudah 4 tahun aku tinggal disini.Ini masih terasa asing bagiku.
"Nyonya Elizabeth!"
Aku menoleh mencari siapa yang memanggilku itu.
Gawat!
Kukira ia tidak bisa menemukanku.Padahal aku sudah bersembunyi di tempat macam Times Square demi menyembunyikan diri darinya."Nyonya!"
Aku berlari.Berlari sekencang-kencangnya.Menjauh dari orang berbadan besar yang penuh otot itu.Aku muak dengannya.Tak bisakah ia membebaskanku sehari saja?
Persetan dengan orang orang yang menghalangi lariku.Apa ia tidak tahu? Ada seorang ratu yang berusaha kabur dari monster.
Sial!
Jalan ini begitu sempit.
Aahh,aku salah jalan."Elizabeth Rysther! Berhenti!" Ah,dia! Aku benar benar muak dengannya! Kukira hanya Gerrald yang mengejarku,tapi malah ada dia.
Tak peduli seberapa becek jalan ini akibat salju yang meleleh.Aku terus berjalan cepat,menghindari mereka.
Mereka semakin melangkah cepat menyeimbangiku.Ahh,sial! Persetan dengan semuanya!
"Eliz,kumohon hentikan! Dengarkan aku!"
Buk..!
Aku menabrak dinding.Jalan ini buntu.Tuhan,tolong cepat bawa aku pergi dari sini.Benar benar hari ini aku sial.
"Eliz..kenapa kau lari?"
Aku tak menjawab pertanyaannya.Aku hanya menatap mereka berdua nanar.Bahkan udara terasa tak sedingin sebelumnya karena amarahku.
"Elizabeth.." kini ia mendekat kearahku.Oh Tuhan,tak adakah tempatku untuk bersembunyi?
Tangannya hampir saja menyentuh pipiku,namun segera kutepisnya.Aku muak denganmu,Cal!
"Kau masih marah padaku? Tentang kejadian tadi?" tanyanya.
Aku mengangguk dan membuang muka padanya.Rasanya tak ada nyali menatap mata coklatnya itu.
"Eliz-"
"Kau tak adil! Kita berlibur ke Manhattan dan kau malah hanya mengurungku seharian.Sedangkan kau? Bersenang-senang dengan perempuan lain!" ucapku pelan namun menusuk.Aku kini menatap matanya.Sangat teduh.
Ia hanya tersenyum mendengar ucapanku.Tangannya terulur memeluk pinggangku.Aku tak berontak.Percuma saja,memang ini yang kubutuhkan saat ini.Pelukan darinya.
"Aku tak berniat mengurungmu,sayang.Wanita yang kau lihat tadi adalah Caren,rekan kerjaku dari Australia yang jauh-jauh kemari hanya untuk memberikan kasus baru." jelasnya dengan tangan yang masih memelukku.
Aku bisa merasakan deru nafasnya kian memberat.Tubuhnya sedikit bergetar.
Ada apa?Aku pun melepas pelukannya.Kugenggam lengannya.Kutatap matanya lembut.
"Kasus apa?" tanyaku.
Ia menunduk.Matanya menyapu jalan kecil ini untuk mencari jawaban.Sayangnya,ia tak bisa bohong padaku.
"Apa Calum?" tegasku.
"Hanya kasus kecil di masa lalu.Tidak usah dipedulikan." ucapnya menenangkanku.
Kulipat kedua tanganku di dada.Sambil menatapnya penuh kesal.Kulirik Gerrald -bodyguard Calum- yang berada dibelakang memberinya syarat agar ia pergi.
Setelah ia pergi,aku gantian menatap Calum
"Cal,aku seorang lawyer.Kau tak bisa menyembunyikan raut bodohmu dariku.Katakan atau aku pergi lagi ketempat yang lebih jauh."
Kini ia balik menatapku.Kuakui tatapannya tajam dan melelehkanku.
"Kasusnya terjadi di Sydney.Sekitar 4 tahun lalu.Waktu itu terjadi sebuah kecelakaan tunggal mobil yang menewaskan seorang anggota ASIS.Kecelakaan terjadi di siang hari-"
Calum menghembuskan nafas berat.Ada apa dengannya?
"Masalahnya,itu bukan kecelakaan murni.Ada campur tangan seseorang di dalamnya."
Kuputar memoriku menuju 4 tahun lalu.
Kecelakaan terjadi di Sydney.
Sebuah kecelakaan tunggal.
Menewaskan seorang anggota ASIS.
Mataku terbelalak.Dahiku mengkerut.Kutatap Calum dengan pandangan tak percaya.Jantungku rasanya berhenti seketika.Dinginnya keringatku mengalahkan dinginnya udara.
"Luke...?"
Sorry bgt,iya gw tau ini telat dari janji.Gw tau.Sorry bgt yups!
Tau sendiri kan waktu itu gw mau ujian.Hehe
Sekarang gw udah free,tenang aja.
Dan ini adalah bonchap yang gw janjiin.Emang gak jelas kayak authornya.Tapi semoga bisa bayar utang gw yakk :D
#yangpentingudah
KAMU SEDANG MEMBACA
Distance | Calum Hood
Fanfiction"Kupastikan calum sedang berlumur darah saat menulis surat itu"-Luke