Part 10

1.6K 121 4
                                    

Pagi hari di mana Miyu sudah mulai berjalan ke rumah tua.

"Ku harap paman ada di sana sekarang. Aku tidak mau berkerja sendirian" Miyu sampai di taman.

Miyu melihat sebuah mobil mewah di depan rumah tua itu. Terlihat seorang cowok yang agak tinggi. Dia tersenyum manis ke arah Miyu. Tapi Miyu malah bertampang cemberut. Mereka berhadapan.

"Pasti gak mau tanggung jawab ya ?!" Cemberut Miyu.

"Kamu ini, masih saja salah sangka. Aku juga ikut bersih-bersi kok !" kesal paman.

"Tapi paman Kabuto bawa mobil segala. Pasti mau kabur nanti kan ?!" gerutu Miyu.

"Kamu gak percaya amet. Ya udah paman berjanji tidak akan kabur dari Miyu selama seminggu. Kamu puas ?!" paman menurunkan 2 jarinya yang diangkat.

"Ye....." Miyu berlari ke pintu dan membuka rumah tua.

Terlihat ruang yang begitu besar dan tak terawat. Miyu pergi ke kamar kemaren. Kamar dengan lemari bukunya. Miyu beres - beres. Setelah itu Miyu masuk ke sebelah kamarnya. Terlihat Kabuto sedang beres - beres. Miyu membantunya.

"Oh, ya paman aku mau menjelaskan sesuatu ke paman. Ini soal diriku" Miyu tetap beres - beres.

"Ada apa ? Apa kamu membuat sebuah eksperimen dan gagal lagi ?" cetus Kabuto.

"Bukan. Ini masalahnya lain. Paman akan ku kasih tau nanti setelah menjelang malam" Miyu.

"Terserah saja" Kabuto.

Mereka memulai membersihkan rumah. Miyu bertugas menyapu kamar - kamar kosong. Sementara Kabuto sedang asik membersihkan peralatan rumah yang berdebu. Beberapa jam kemudian. Miyu sudah selesai menyapu semua kamar. Miyu menghampiri Kabuto.

"Paman aku masak dulu ya" Miyu.

"Masak yang enak" senyum Kabuto.

"Okey" Miyu pergi.

Beberapa menit kemudian. Mereka berhenti dan makan bersama di ruang makan. Di ruang makan ada sebuah jendela yang besar. Kaca itu mengarah langsung ke taman. Ruang masak terlihat jelas di dekat mereka. Ruang makan itu terlalu bayak kursi. Meja makan terlalu besar. Mereka hanya menggunakan setengahnya saja. Miyu memandangi taman di balik cermin.

"Hai paman. Apa kita juga harus menanam bunga di sana " tunjuk Miyu.

Kabuto tersenyum kecil dan mengangguk setuju. Miyu terus memandangnya. Terbayang bunga begitu banyak di sana dan terlihat seorang cowok tersenyum manis padanya. 'Siapa dia sebenarnya ?' Miyu terdiam.

"Aku akan cuci piringnya" Kabuto mengambil piring dan mencucinya.

Miyu hanya melihat. Dan terlihat seorang wanita cantik mengambil piringnya.

"Kamu sudah selesai makan ya ? Habis kan sayang. Nanti nasinya bisa menangis loh" senyum wanita itu.

Tiba - tiba Miyu menangis. Kabuto kaget dan mendekati Miyu.

"Ada apa Miyu !? Apa kamu terluka ?!" tanya Kabuto.

"Huhu......" tangis Miyu sambil memegang hatinya.

Kabuto hanya terdiam dengan perasaan sedih mendalam. 'Bersabarlah Miyu' memeluk Miyu. Mereka terus berpelukan. Miyu mulai tenang. Mereka melanjutkan bersih - besih di tempat yang sangat sulit untuk di bersihkan. Perpustakaan raksasa Miyu. Buku mulai berdebu di sana. Mereka membagi tugas untuk hal ini. Sudah 3 jam mereka berkerja. Yang berhasil di bersihkan hanya 1/4 bagian. Mereka bertemu di tengah dekat meja.

"ah.... aku tak kuat lagi " Kabuto terduduk di kursi kerja.

"Apa lagi aku" Miyu terbaring di lantai.

SUSAHNYA JADI COWOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang