Part 31

793 75 0
                                    

Pagi harinya. Ketika semua orang belum sampai di sekolah. Miyu sedang duduk di taman sambil memegang laptop nya. Tidak ada yang berarti. Dia sedang asik mengetik sesuatu. 'Kaguya membuatku tertidur kemaren. Aku jadi gak tau kalau Hikari setuju atau tidak. Dan tadi, jam 5 pagi dia bilang kalau Hikari setuju. Ha...h dia seenaknya saja melakukan hal ini' kesal Miyu. Miyu melihat laptop nya. Dia sedang mencari informasi untuk tugasnya. Dia bersyukur masih ada Yuki yang mau memberi taunya tentang tugas yang sedang menumpuk.

Dan sekarang dia sedang sibuk membuat tugas powerpoint. Tiba - tiba Yuki datang.

"Dor...." Yuki mengagetkan Miyu.

"Jangan bercanda. Aku lagi sibuk dengan tugas ku" Miyu santai.

"Iya iya. Aku udah selesai ngerjain tugas itu. Tapi... Aku boleh menemani mu, kan ?" senyum Yuki.

"Terserah kamu saja. Oh, ya kita ke perpustakaan yuk !" ajak ku.

"Ah.... Apa aku salah dengar ?! Kamu ngajakku ?!" Yuki.

"Tentu saja. Kita sudah jadi teman. Jadi, gak masalah lagi kalau kita jalan" Miyu tetap sibuk mengetik.

"Okey. Yang penting sekarang. Selesaikan tugas mu" Yuki.

Sementara murid lain yang melihat Miyu dan Yuki. Mereka terlihat tidak menyukai kedekatan mereka. Apa lagi cewek yang pernah di ganggu Miyu. Cewek itu bernama Cika.

"Kenapa Yuki jadi dekat dengan nya ?" kesalnya.

Yang lain hanya diam dan mendengarkan keluhan sang ketua geng. Di perjalanan ke perpus.

"Miyu aku mau nanya nih. Kenapa kamu gak dandan aja ? Kalau kamu terlihat cantik. Semua orang akan menyukai mu" Yuki tetap berjalan mengiringi Miyu.

"Benar juga sih. Mereka akan mulai menanyakan posisi ku di kelas. Tapi, aku gak ingin punya teman muka dua. Lebih menyenangkan kan seperti ini. Tanpa kebohongan" Miyu santai

"Ternyata aku tidak lah, salah memilih teman seperti mu. Sangat bijak" Yuki tersenyum.

"Kamu juga. Ternyata sangat perhatian" Miyu ikut tersenyum.

Tibanya di perpus. Miyu mengembalikan buku. Bersamaan dengan itu Miyu memberikan buku Yuki.

"Udah selesai ?" Yuki mengambil buku nya.

"Udah selesai kok. Oh, ya bel masuk udah bunyi. Kita pergi ke kelas" Miyu.

"Okey boss" Yuki bergaya tentara.

"Jangan gitu. Kamu kayak anak - anak tau !" kesal Miyu.

"Sorry" Yuki pergi duluan.

"Malah di tinggal" kesal Miyu.

"Lalu mau di gendong" senyum Yuki.

"Gak kayak gitu juga kali" Miyu berjalan menghampiri Yuki.

Mereka masuk kelas bersama. Tak lupa mereka ngobrol dan tertawa. 'Ternyata Miyu itu orang nya gak membosankan' pikir Yuki. 'Yuki itu orang nya perhatian dan harus di perhatikan. Aku sudah berjanji sama kakak Sato' Miyu. Seperti biasa Miyu masih membaca buku di laci meja nya. Dan guru hanya diam dan tetap mengacuhkan Miyu. 30 menit sebelum pulang. Guru Fisika menghampiri Miyu yang asik membaca buku sejarah. Buku sejarah ?!. Maaf saya salah ketik. Maksudnya buku novel yang di pinjam di perpus.

"Miyu nanti datang ke ruang saya" pinta guru sejarah.

"Baik lah" acuh Miyu yang masih membaca.

Guru Fisika hanya geleng - geleng kepala. Tiba - tiba guru MTK datang. Dan meminta izin masuk untuk mengumumkan sesuatu.

"Ibuk sudah mendata semua murid. Miyu kamu akan ikut lomba MTK tingkat nasional" guru tegas.

"Tidak bisa buk. Miyu harus ikut lomba Fisika tingkat nasional" tegas guru Fisika.

"Tidak bisa !!" guru MTK naik darah.

Terjadi lah pertengkaran di dalam kelas. Miyu hanya asik membaca dan teman kelasnya sibuk melerai para guru. 'Aku lupa. Sebentar lagi masuk tahun lomba' Miyu males. Yuki hanya tersenyum melihat kejenuhan Miyu. 'Dia sangat kesal, dengan sikap guru pada nya' Yuki tertawa kecil. Pulang sekolah. Miyu dan Yuki bersama - sama pulang.

Tiba - tiba terlihat para guru ribut di depan pintu sekolah. Dan tentunya sedang merebutkan Miyu. Masalah yang mereka bahas ialah, lomba yang akan di ambil Miyu. Guru ingin terkenal karena kecerdasan Miyu. Miyu yang mulai jengkel dengan tindakan para guru itu pun naik darah.

"Dengar Yuki. Tutup telingaku rapat - rapat. SEKARANG !" marah Miyu.

"Baik lah" Yuki menutup telinganya rapat.

"BERHENTI !!!" suara Miyu terdengar nyaring dan keras.

Semua orang berhenti dan melihat ke arah Miyu.

"Yang memutus kan adalah diriku, kan ?!" Miyu jengkel.

Semua orang mendengarkan Miyu dengan serius. Memang fenomena seperti tadi adalah hal yang langka. Masalahnya jarang ada guru yang mau merebutkan murid. Biasanya guru lah yang menunggu peserta lomba nya. Miyu hanya bisa berdiri dengan tangan di pinggang.

"Dengan ini. Aku tidak akan ikut lomba apa pun. Aku hanya akan ikut lomba mini saja" santai Miyu.

"Jangan bercanda !!!" kesal para guru.

"Hentikan semuanya. Itu adalah hak dari murid untuk memilih ikut lomba apa. Bukan kalian yang memutus kan nya" kepala sekolah.

"Baik pak" para guru lesu.

Akhir nya semua nya berakhir dengan kesedihan. Bagi Miyu hal ini adalah hal yang sangat merepotkan kan. Kepala sekolah mendekati Miyu dan Yuki.

"Maaf kan guru mu. Mereka hanya ingin menunjukan kemampuan mu ke semua orang saja" kepala sekolah ramah.

"Anda tidak ingin saya pindah dari sekolah ini kan ?!" Miyu.

"Ten-tentu saja tidak. Ha Ha..." kepala sekolah berlalu setelah menempuh pundak Miyu.

"Ayo Yuki. Sebelum aku tambah kesal" Miyu

"Okey" Yuki berjalan bersama Miyu.

Yuki dan Miyu pergi ke mall. Miyu harus membeli bahan - bahan memasak. Karena sudah habis. Dia juga membeli untuk Hikari, yang menginap di rumah tua. Di mall. Yuki dan Miyu terus berbicara tentang banyak hal. Sampai mereka masuk ke pembicaraan yang dalam.

"Kamu pernah jatuh cinta gak ?!" tanya Yuki.

"Jatuh cinta ? Itu apa sih ?!" Miyu sok gak ngerti.

"Kamu ah ! Aku serius Miyu" Yuki.

"Aku belum pernah merasakan hal seperti itu. Tapi ku harap orang yang ku suka adalah orang yang terbaik untukku" Miyu mengambil sayur yang segar dan meletakkan nya di keranjang.

"Aku sudah pernah jatuh cinta. Tapi cewek itu gak suka sama diriku yang dulu. Jadi... Dia nolak aku gitu" tawa Yuki.

"Ah...." Miyu berhenti.

"Ada apa ?" Yuki ikut berhenti.

Miyu mendekati Yuki dan mencubit pipi Yuki.

"Kalau kamu mau sedih. Sedih aja sama aku. Aku akan mendengar kan nya. Gak perlu sok tegar" Miyu kesal.

"Au... sakit Miyu" Yuki memegang pipi nya yang merah.

"Ku harap kamu akan ketemu dengan cewek yang dewasa. Jadi, kamu gak perlu merasa sedih untuk berkata jujur" senyum Miyu.

"Ku harap juga begitu" Yuki.

Mereka kembali membeli makanan. Kadang mereka merasa agak nyambung dalam beberapa hal. 'Ku harap akan seperti ini saja' pikir mereka.

BERSAMBUNG...

SUSAHNYA JADI COWOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang