Part 27

868 67 4
                                    

Yuki

Aku merasa sangat bersalah meninggal kan Miyu dengan Kaguya. Kalau dia memang datang bagus lah. Tapi kalau dia sibuk di kantor bisa gawat kan ? 'Sudah ku pikir kan dari tadi. Aku memang seharusnya memberi tau pamannya. Tapi kalau ku beri tau akan ada perang dunia kedua. Kakak ku juga akan lebih marah pada ku' kesal ku. Sekarang aku ada di depan rumah Miyu. Perasaanku bercampur aduk. Antara mengetuk pintu dan tidak. Ku berani kan diri untuk mengetuk pintu. Sekarang aku dipenuhi oleh keringat dingin.

"Tunggu sebentar" suara dari dalam rumah.

Pintu di buka dan terlihat Kaguya dengan tampang datarnya.

"Kamu beneran datang ?" kecewa ku.

"Apa ini masalah ? Kami kan tinggal bersama" santai Kaguya.

"Bukan apa - apa. Aku ingin bertemu dengan Miyu" aku melihat ke dalam.

"Silah kan masuk" sambut Kaguya.

Aku masuk bersama Kaguya. 'Bukankah dia belum menjawab pertanyaan ku ?' aku pun duduk di ruang tengah. Kaguya pergi meninggalkan ku.

"Ruang tengahnya langsung jadi ruang nonton TV" heran ku.

Ku lihat sekitar ruangan. Tidak terlihat foto Miyu. Namun ruangnya sangat bersih. Kaguya datang dengan membawa dua cangkir kopi. Menariknya gelasnya terbuat dari keramik. 'Tunggu, apa itu menarik ?!' lesu ku. Kaguya duduk agak jauh dari ku.

"Tentang Miyu kan ?" Kaguya.

"Ya begitu lah. Aku ingin tau keadaannya" serius ku

"Dia baik - baik saja. Jangan terlalu kawatir. Dia sedang di rumah sakit bersama dengan calon tunangan pamannya" senyum Kaguya.

"Syukurlah. Aku sedikit kawatir. Kalau-kalau kamu tidak datang dan Miyu pingsan di rumah" kataku.

"Kamu terlalu cemas. Tenang saja. Aku ini kan bodyguard nya. Jadi jangan kawatir" Kaguya meminum kopi.

Aku juga meminum kopi yang diletakan di depan ku. Kaguya menghidupkan TV. Berita tentang pembunuhan masal. Sudah 2 hari ini berita itu di siarkan. Kaguya terlihat sangat serius mendengarkan berita. Dan sekarang aku canggung untuk berbicara dengannya. 'Kenapa dia serius seperti itu sih ?!' kesal ku. Baru saja aku mau marah.

"Kasihan sekali" Kaguya menutup matanya sambil tersenyum.

"Ada apa ? Kamu kasihan dengan korban nya ?!" kesal ku.

"Tidak. Aku kasihan pada saksi yang akan di tuduh menjadi pelaku. Kasihan sekali kan ?!" Kaguya berdiri dan pergi.

"Dituduh ?! Saksi dituduh ?!. Apa sih yang ingin dia kata kan ?!" kesal ku.

Aku terdiam saja sambil menonton berita di TV. Tapi ada yang aneh dari kata - kata Kaguya tadi. 'Sangat aneh. Bagaimana bisa dia tau kalau ada saksi ?! Bukan kah berita itu belum sampai ke televisi' aku kaget. Ku cari Kaguya. Ternyata dia sedang asik membuat jus mangga.

"Mau ?" Kaguya menyodorkan gelas berisi jus.

"Terima kasih" ku ambil.

"Ada apa ?! Sampai mencari ku kesini ?" Kaguya terlihat bingung.

"Aku mau memberikan ini" ku berikan sebuah tas kecil padanya.

Dia mengambilnya dan terlihat sangat senang.

"Terima kasih sudah membersihkan jeketku" senyum Kaguya.

"Aku juga berterima kasih. Oh, ya kamu tidak bosan berada di rumah seperti ini ? Atau kamu bosan terus - terusan ke mall bareng Zuni ?" tanyaku.

SUSAHNYA JADI COWOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang