"waah, apartemen sehun bagus juga," ucap stephy mengelilingi apartemen yang diketahui milik pacarnya tersebut.
"ya, sudah berapa kali kau mengatakan hal seperti itu?" jongin mendengus kesal, pasalnya wanita ini seakan tersihir dengan ke-minimalisan apartemen sehun dan mengabaikan jongin, menyuruhnya untuk membawa barang wanita itu, dan bahkan menyuruhnya untuk menyiapkan kamar yang akan dipakai olehnya.
aku benar - benar terlihat seperti seorang pembantu rumah tangga sekarang.
"hehehe, aku kan baru pertama kali kesini, hey ngomong - ngomong, darimana kau mengetahui password apartemen ini?" tanya stephy
"apa kau lupa? sehun memberitahuku lewat telefon di mobil tadi,"
stephy menepuk dahinya pelan, "ah ya, aku sudah lupa,"
"ck, bagaimana bisa sehun menyukai seorang pelupa sepertimu," jongin berdesis pelan.
"apa kau bilang?"
"lupakan saja."
"hey nona, ini kamarmu. sudah siap untuk dipakai. apa kau membutuhkan sesuatu lagi?" tanya jongin
"kalau tidak ada lagi aku akan kembali ke kantor, annyeongi-gaseyo." jongin menambahkan lagi dan menyambar jasnya di sofa cepat lalu beranjak untuk meninggalkan apartemen sehun, sebelum pacar dari sepupunya itu meminta hal yang aneh - aneh lagi darinya.
sesaat setelah jongin sudah benar - benar keluar dari apartemen sehun, stephy kembali menepuk dahinya, "aah iya, makan siang."
--
stephy berkeliling kawasan apgujeong, kawasan sekitar apartemen sehun berada. gadis itu berencana untuk mencari makan siang, karena sewaktu di london pagi tadi dirinya hanya sempat menengguk segelas susu saja, dan di apartemen sehun sama sekali tidak ada bahan makanan yang bisa dimasak, jadi ia memutuskan untuk mencari restoran yang dekat dengan apartemen, atau setidaknya minimarket.
sesaat setelahnya, ia menemukan restoran chinese food yang kelihatannya ramai dikunjungi pembeli. sudah terhitung sekitar dua setengah tahun semenjak dirinya terakhir menginjak kampung halamannya, beijing. dan mungkin makanan chinese food akan menyegarkan pikirannya, juga menghilangkan setidaknya sedikit rasa rindunya pada beijing.
"please- ah tidak, maksudku tolong satu porsi jjajangmyeon, dan juga mandu," ucap stephy pada pegawai di restoran tersebut. rasanya lidah stephy sudah kelu dengan bahasa yang enam bulan lalu ia selalu pakai, dan rasanya aneh saat kembali menggunakan bahasa itu, korea.
setelah memesan makanan, stephy mencari tempat duduk yang kosong di sekitar restoran itu, lalu mendudukkan dirinya di sofa empuk disana. ia lalu mengecek telefonnya, karena ia baru menyadari ia belum sama sekali menyentuh telefonnya sejak saat di bandara tadi.
"apakah kau sudah makan? ah iya, aku akan menjemputmu jam setengah empat sebentar, kita akan berkeliling." stephy membaca pesan yang dikirimkan oleh sehun, lalu melirik jam tangannya. astaga, sudah setengah tiga.
stephy berdecak kesal, lalu menuju ke kasir tempat ia memesan makanannya tadi, "tolong makananku dibungkus saja ya,"
dan sekitar lima belas menit kemudian, ia keluar dari restoran itu lalu berlari kecil menuju apartemen sehun lagi. ia melirik jam tangannya sekali lagi, sudah kurang lebih pukul dua lebih empat puluh lima. baiklah stephy tahu ini masih terlalu cepat untuk date-nya sebentar bersama sehun tapi hey, kau tidak akan pernah tahu seberapa lama yang dibutuhkan seorang wanita untuk bersiap, apalagi ini terhitung sebagai kali pertama mereka kencan sebagai sepasang kekasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret [COMPLETED✔️]
Fanfictionorang bilang cinta itu buta. tapi apakah benar - benar buta? rasanya tidak. setidaknya cinta dapat membedakan materi yang dimiliki pasangan. tetapi apakah stephy sudah dibutakan oleh cinta? oh sehun, CEO yang harus turun pangkat karena cintanya. d...