8. 베이징 돌아왔어 (back to beijing)

400 32 2
                                    

sehun membolak - balik halaman koran yang sekarang dipegangnya, sesekali mengangguk - anggukkan kepalanya lalu melingkari lowongan kerja yang ada di koran tersebut. sesekali pula ia mengesap kopi yang ada di meja di depannya sambil meregangkan otot - otot lehernya yang jenuh. pasalnya ia sudah membolak - balik halaman koran itu selama kurang lebih dua jam. waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi, dan ia menyadari stephy masih juga belum bangun dari tidurnya. sehun akhirnya beranjak dari sofa tempatnya duduk tadi, menuju kamar yang stephy tempati untuk tidur.

"hey putri tidur," ucap sehun menggoyangkan tubuh stephy

"hey bangun steph," stephy malah menutup kedua telinganya dengan bantal dan kembali menarik selimutnya hingga menutupi matanya.

"ck. dasar. bagaimana kau bisa menjadi istriku jika kau bahkan tidak bisa bangun pagi? ck." sehun beranjak meninggalkan kamar stephy.

"aku mendengarnya oh sehun!" teriak stephy dari dalam selimutnya

sehun terkekeh. ia lalu keluar dari kamar stephy dan berencana untuk membuat sarapan untuknya dan juga stephy.

--

"pagi oppa," stephy memeluk badan kekar sehun dari belakang dan menyandarkan kepalanya di punggung sehun, masih setengah sadar.

"pagi putri tidur,"

"apa yang kau masak itu oppa?" tanya stephy dari belakang badan sehun, masih menutup matanya setengah.

"sarapan kesukaanmu. sandwich."

"uwaa, oppa kau juga pintar memasak?"

"hal apa yang tidak bisa kulakukan, sayang?"

"daebak! cepat oppaa, aku sudah lapar," stephy meloncat kegirangan lalu duduk di depan meja makan menunggu makanan yang di buat sehun siap.

"hmm oppa masakanmu enak sekali," ucap stephy dengan mulut setengah penuh.

"yak stephy. makanlah dulu, baru bicara." sehun menyodorkan segelas susu pada stephy yang tersedak.

"tapi tetap saja, komentar diperlukan dalam memakan sesuatu,"

"terserahmu sajalah."

"oppa apa kau pikir kita tidak perlu ke beijing?" tanya stephy lagi.

"untuk?"

"setidaknya aku harus melihat keluargaku sebelum aku benar - benar fokus pada kehidupan baruku disini, sebagai istrimu,"

"hm, jika itu yang kau inginkan. lagipula, aku juga belum pernah bertemu orangtuamu. bukankah aku kurang ajar jika tidak meminta izin terlebih dahulu? hahaha"

"kapan kita berangkat oppa?"

sehun melirik telefonnya sebentar. "besok"

---

"oppaaaa!!" teriak stephy kegirangan sambil berlari menuju seorang pria yang menjemput mereka -sehun dan stephy- di bandara.

stephy memeluk pria itu erat, membuat sehun yang berdiri dibelakangnya mendengus kesal.

"ah iya, perkenalkan dia sehun oppa, sehun oppa, dia luhan oppa."

"annyeonghaseyo, luhan imnida," ucap luhan sopan mengulurkan tangannya, sekedar untuk bersalaman dengan sehun.

sedangkan sehun hanya melayangkan tatapan datarnya, "sehun," ia membalas singkat salaman tangan luhan.

"ayo ikut aku, ibu sudah menunggumu steph,"

stephy mengikuti langkah pria cantik didepannya itu, seakan tidak peduli lagi dengan sehun dibelakangnya yang membawa dua buah koper besar ditangannya.

Regret [COMPLETED✔️] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang