"aku akan membayarmu,"
"dengan cinta,"
"a-apa maksudmu, oppa?"
---
"ouh, apartemenmu bagus juga,"
"terimakasih," ucap stephy singkat lalu kemudian berlalu begitu saja menuju pantry dan mengambil air putih disana
"ahjussi memberikannya padamu?" tanya sehun lagi
"appa? hm ya bisa dibilang begitu. sebenarnya appa yang mempunyai bangunan ini," ucap stephy lalu meneguk minumannya lagi.
sehun hanya terdiam ditempatnya setelah sebelumnya merespon tanggapan stephy dengan mulut yang terbuka membentuk huruf 'O' dan melihat - lihat interior dari setiap sudut apartemen ini.
"kau cukup detail juga, ya" ucap sehun lagi melihat barang - barang interior yang ditata sangat rapi dan juga sangat memperhatikan detail
"begitulah, kau tau oppa, anak interior sudah seharusnya begitu."
"ya. seharusnya begitu. tapi tidak lagi setelah kau akhirnya hanya disuruh menjadi direktur menyebalkan di perusahaan keluargamu," ujar sehun
"aah, maaf oppa. aku tidak seharusnya berkata seperti itu, kan? mian" ucap stephy tertunduk merasa bersalah. ya memang benar, sehun dulunya adalah seorang mahasiswa dan malahan lulusan mahasiswa jurusan interior terbaik di jepang, lalu begitu ia pulang ke tanah kelahirannya korea, sang ayah malah menyuruhnya untuk menggantikan posisi ayahnya sebagai seorang direktur. tentunya sehun menolak pada awalnya, tapi ancaman yang ayahnya berikan tak tanggung - tanggung, mencoret namanya dari kartu keluarga oh dan dirinya diasingkan jauh - jauh. sehun tentunya tidak menginginkan itu semua mengingat selama hidupnya ia dibesarkan layaknya seorang pangeran dan hey, mana ada pangeran yang ingin melepas gelarnya? ia juga sendiri tidak tahu tentang dunia luar, tidak tahu dengan bagaimana sebenarnya cara menghasilkan uang sendiri. ya, benar - benar seorang pangeran.
"tak masalah, steph. lagipula semuanya sudah terjadi, kan?" ucap sehun menenangkan stephy "oh ya, apa kau hanya akan berdiri disana dan membuat tamu mu kelaparan disini?" lanjutnya yang membuat stephy sadar.
"ah ya, maaf. aku akan menyiapkan makanan dulu ya, oppa bisa tunggu dimanapun yang oppa suka," tanggap stephy cepat dan mulai mengeluarkan bahan masakannya dari dalam kulkas dan detik berikutnya ia sudah seperti memiliki dunianya sendiri dengan dapurnya.
sehun memilih untuk menunggu masakan stephy di ruang tamu seperti apa yang stephy katakan tadi, "dimanapun yang oppa suka," dan ia memilih ruang tamu yang menurutnya sangat nyaman, lalu mendudukkan dirinya di salah satu sofa disana, sambil tangannya menelusuri sebuah benda dibawah meja disana, sebuah album foto.
---
"yak, apa kau berpikir sehun akan berhasil?""seperti kau tidak mengenal oh sehun saja, hyung."
"ani, bagaimana jika dia tidak berhasil? maksudku, dia akan kehilangan apa yang sudah menjadi pertahanan dirinya selama ini,"
orang yang diajak berdialog itu hanya mengendikkan bahu, "aku tidak tahu hyung, hanya saja, kita akan mendapat hadiah yang amat sangat keren,"
---
"dimana sehun sekarang, pak kim?"
"dia sedang berada di london, tuan."
"untuk apa? apakah aku menyuruhnya untuk pergi ke london? apakah itu masalah pekerjaan?"
"aku tidak tahu secara pasti, tuan. tapi tuan muda memberitahu bahwa ia kesana untuk urusan pribadi." jawab orang yang dipanggil 'pak kim' tadi itu.
"urusan pribadi? ada apa dia sampai mengabaikan urusan pekerjaannya disini?" ucap tuan besar itu mengelus dagunya dan matanya seakan menerawang kedepan.
---
sehun's povastaga. dia masih memiliki foto ini. bukankah ini foto kami berdua semasa kecil? ah ya, aku masih mengingat hari itu dengan jelas, dimana keluarga oh dan keluarga wu berlibur bersama di villa milik appa stephy. stephy sedang merajuk karena aku tidak ingin bermain dengannya, sementara kami berdua difoto. oh astaga, mengingat hari itu saja sudah membuatku tersenyum kembali. stephy wu memang memiliki daya tariknya sendiri. ya walaupun harus ku akui, ia manja dan juga suka merengek, tapi entahlah, aku nyaman - nyaman saja berada di dekatnya selama kurang lebih 19 tahun sekarang.
"oppa, makananmu sudah siap!"
aku mendengar teriakan stephy dari arah dapurnya yang sontak membuatku tersadar akan lamunanku tadi dan segera menutup album foto itu, lalu menyimpannya kembali."kenapa sangat cepat, nona wu?" tanyaku sembari berjalan menuju meja makan
"ya, bahan - bahan ini hanya harus di panaskan di microwave saja, aku sudah membuatnya kemarin,"
"aah," ucapku mengerti lalu segera melahap makanannya.
sehun's pov end
---sehabis makan malam mereka berdua -stephy dan sehun-, kini kedua orang itu duduk didepan layar datar televisi yang sedari tadi menayangkan acara yang, entahlah, sehun tidak mengerti dengan acara yang paling wanita sukai, memasak.
"steph," ucap sehun memecah keheningan
merasa tidak dijawab, sehun kembali berucap, namun kali ini dengan suara yang lebih keras. "stephy!"
"y-ya? oppa? ada apa?" ucap stephy tersentak kaget
"kau mengabaikanku untuk acara tivi konyol itu? ck." balas sehun
"astaga oppa aku tidak mendengarmu, maaf,"
"ah sudahlah,"
"ah iya, steph," lanjut sehun lagi
"sebelum aku pulang ke korea, aku ingin memberi mu satu hal," ucap sehun serius dan kali ini menatap mata coklat milik stephy
"apa oppa?" balas stephy terdengar tidak sabar. sehun mempunyai hadiah, untuknya?
"emm, begini.. aku.. ingin mengikatmu,"
"apa? mengikatku? astaga jangan oppa, aku tidak ingin diculik,"
"ya tuhan, steph. aku-- maksudku, aku.. ingin.. setidaknya.. kita mempunyai hubungan yang jelas sebelum aku kembali ke korea nanti sementara kau kuliah disini." jelas sehun
"maksud oppa?"
"jadilah kekasihku, wu stephy," ucap sehun tulus dan memegang kedua telapak tangan kedinginan stephy lembut sementara matanya menunjukkan pancaran cinta didalamnya.
"bagaimana steph? apakah kau hanya akan berdiam disana tanpa mau menjawab pertanyaanku?" ujar sehun lagi melihat keheningan yang tercipta diantara mereka
"ya? apa, oppa bahkan bertanya sesuatu?" balas stephy
"astaga anak ini! baiklah, stephy, maukah kau menjadi kekasihku?" tanya sehun lagi
"mm.. ya. boleh - boleh saja. jawabanku ya oppa, aku mau." balas stephy tersenyum tulus kearah sehun
"jadi sekarang kita, sudah resmi pasangan kekasih, nona wu?" tanya sehun diiringi dengan tatapan godaan
"mm.. mungkin bisa dibilang begitu..?"
tbc
by the way, thankyou for everyone who has followed this story😘 /sending virtual kisses/ and yes, i am still lacking you guys' vote😓😭 to help me become greater in the future, please?😊 사랑행🙆🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret [COMPLETED✔️]
Fanfictionorang bilang cinta itu buta. tapi apakah benar - benar buta? rasanya tidak. setidaknya cinta dapat membedakan materi yang dimiliki pasangan. tetapi apakah stephy sudah dibutakan oleh cinta? oh sehun, CEO yang harus turun pangkat karena cintanya. d...