"Ikat dia, biar saja dia berdekatan dengan 'umma' tersayangnya itu." Yifan memerintahkan orang yang membawa Soohee kedalam ruangan ini.
"Sehun-ah, kau kenal Soohee ya rupanya. Hm, permainan akan menjadi lebih menarik kalau begitu. Itu belum apa - apa Sehun, hanya permulaannya saja. Kau tentu tak ingin kehilangan istri cantikmu ini kan? Ya, walaupun kau sedang pisah dengannya." Yifan menggoreskan ujung pisau lipatnya ke pipi Stephy yang membuat gadis itu semakin mengeluarkan air matanya.
"Sialan kau Yifan!" Sehun ingin sekali lagi menyerang Yifan, tapi ia kalah jumlah. Pengawal Yifan sangat banyak dan mereka lebih kekar dari Sehun.
"Sebenarnya apa maumu, Wu Yifan?! Setelah tuduhan hukum dan segala macam, apa sebenarnya yang kau inginkan?!"
"Aku hanya ingin satu hal." Yifan menyeringai kembali kearah Sehun.
"Aku hanya ingin, perusahaanmu runtuh."
"Sayangnya, itu tidak akan pernah terjadi, Yifan." Sehun membalas dengan datar.
"Tidak pernah terjadi ya? Hm, baiklah." kali ini Yifan menggores pipi mulus Stephy dengan benar sehingga darah segar keluar dari sana. Dan parahnya, Stephy tak bisa berhenti mengeluarkan air mata yang membuat lukanya semakin perih.
"Sakit ya sayang? Maaf ya, ini kesalahan suamimu yang tak ingin dikalah." Yifan membelai rambut Stephy dengan tatapan serigala-berbulu-domba.
"Yifan! Jangan kau berani sentuh dia, sialan!" Sehun mengeluarkan sesuatu dari sakunya dan langsung melempari belakang kepala Yifan. Jika sentuhan fisik tidak mungkin, maka dengan perantara barang akan mungkin.
Namun detik selanjutnya, Sehun dikepungi oleh tiga pengawal yang berdiri disamping kanan dan kirinya. Stephy yang melihat itu semua hanya bisa mengerang tertahan, dan tak lupa, air matanya juga semakin mengalir yang menambah perih dari luka sayatannya.
"Harus kuapakan ya, gadis kecil ini? Hm?" Selanjutnya Yifan mencolek dagu milik Soohee, yang langsung digigit oleh gadis kecil itu.
"Akh! Ternyata kau berani juga ya, gadis kecil." Yifan menarik rambut milik Soohee sehingga gadis itu juga mengerang kesakitan.
"Sehun. Permintaan terakhir. Deal, atau kau akan kehilangan calon anakmu?"
---
"Sial! Taemin hyung, bisakah kau berkendara dengan sedikit lebih cepat?"
"Tunggu dulu bodoh, aku harus menghubungi kantor agar aparat juga bersiap,"
"Astaga, mungkin sekarang Sehun sudah babak belur," Jongin mentap keluar jendela dengan risau.
Jaehyun menepuk bahu Jongin dari arah belakang jok. "Kita tidak akan terlambat, Jongin hyung."
"Jongin, pakai pendant-mu ini, kita akan sampai dalam lima menit." Taeyong memberi Jongin sebuah pendant, yang nantinya akan menjadi penghubung antara tempat kejadian dan tim mereka.
"Kau masih ingat kan rencana kita?" Jiyong kali ini bersuara. Jongin menganggukkan kepalanya mantap sambil memasang pendant itu ditelinganya.
"Sekarang Jongin. Turunlah, agar tidak kelihatan, God Bless You, man." Taemin mengakhiri pembicaraannya dengan Jongin karena lelaki itu sudah turun duluan.
"Mari kita bekerja, team."
---
Chanyeol menggaruk kepalanya gusar. Pasalnya, dia tidak dibawa keatas dengan Soohee, melainkan disuruh berjaga dibawah basement. Entah apa alasannya, mungkin mereka semua menganggap dirinya tidak begitu penting dalam permainan penculikan diatas. Jadi dia berjaga dibawah, layaknya preman yang sudah disewa oleh Yifan. Tak lama, ia melihat seorang berkemeja biru sedang menyebrangi jalanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret [COMPLETED✔️]
Fanfictionorang bilang cinta itu buta. tapi apakah benar - benar buta? rasanya tidak. setidaknya cinta dapat membedakan materi yang dimiliki pasangan. tetapi apakah stephy sudah dibutakan oleh cinta? oh sehun, CEO yang harus turun pangkat karena cintanya. d...