Chanyeol menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil menyengir -senyum andalannya yang biasa membuat para wanita luluh- kepada Sehun yang terbaring dikasurnya.
Lalu dia berkata, "bisakah kalian biarkan aku bicara berdua dengan Sehun?" Dan semua orang disana mengangguk dengan cepat, salah satu faktornya karena Stephy yang sudah tidak sabaran ingin makan sekotak churros yang dipesannya.
Chanyeol duduk ditempat dimana Stephy duduk tadi, lalu kembali tersenyum. "Bagaimana kabarmu, Sehun-ah?"
Sehun mendecak. "Kau bisa lihat sendiri, beginilah aku. Sekarang aku hanya ingin penjelasanmu, tuan Kim,"
"Ah, darimana ya mulainya,"
"Dari pertemuan kita,"
"Baiklah. Jadi hari itu, itu sebenarnya suatu ketidaksengajaan yang berubah menjadi begini. Hari itu waktu kau ke kuil tersebut, aku melarikan diri dari rumah sakit,"
"Kau, tidak sakit ya?"
"Ya. Begitulah. Berpura - pura selama dua puluh tahun untuk memecahkan masalah itu sendiri. Aku tak dapat jalan keluarnya, sampai aku bertemu kau hari itu."
"Dan seperti kejadiannya, aku melihatmu duduk sendirian, aku menghampirimu, dan kau bercerita. Awalnya aku ikut sedih dengan ceritamu, tapi ketika kutanya kau tentang siapa istrimu yang melarikan diri itu, aku kaget, sekaligus bahagia. Akhirnya aku memberitahumu segalanya, karena aku tahu, kaulah orang yang dapat memecahkan masalah yang kucoba untuk pecahkan selama dua puluh tahun lebih,""Jadi, kau, kakaknya Stephy?"
"Iya. Begitulah."
"Astaga, harus kupanggil kau hyung."
"Iya benar. Kau kurang ajar,"
Sekarang gantian Sehun yang menyengir. Jadi sekarang, tidak ada lagi permasalahan diantara mereka.
"Jadi, sidangmu?"
Sehun menghela nafasnya. "Harusnya tiga hari lagi. Tapi sepertinya ayahku belum kembali dari Manhattan, dan keadaan pendakwa dan pelaku yang masih sakit seperti ini, aku tak tahu."
"Mintalah pengunduran hari, Sehun-ah. Aku yakin mereka akan mengerti,"
Sehun menganggukkan kepalanya. "Aku juga mencoba untuk melakukan itu, hyung. Aku akan menelefon pengacaraku, dan aku harus meluruskan semua masalah ini dulu,"
Chanyeol hanya memanggut - manggutkan kepalanya sampai suara Sehun kembali berdengung ditelinganya. "Ah ya, apa Stephy sudah ingat semuanya?"
---
"Yeayy!! As always, oppaku yang satu ini selalu mengabulkan permintaanku. Terimakasih oppaku sayaaang," refleks, Stephy mencium pipi kiri Junmyeon yang sedang sibuk membuka kotak churros.
Junmyeon menoleh padanya. "Kau sehat kan Chaeri? Bagaimana kalau suamimu lihat ini semua? Kau ingat, dia itu benci setengah mati padaku?"
Stephy tersenyum lebar. "Sekarang tak apa lagi, sekarang kau kakak kandungku, kan," Stephy mencium pipi Junmyeon sekali lagi.
"Yak! Hentikan itu Kim Chaeri, membuatku geli," Stephy terkikik.
"Nah, makanlah." Junmyeon menyodorkan kotak churros yang sudah dibuka pada adiknya.
"Annyeong, Stephy-ah," Stephy mendongakkan kepalanya kearah suara yang memanggilnya.
Hwang Seona?
Sejujurnya, meski Stephy tahu bahwa Seona hanya berpura - pura hari itu, kekesalan masih ada jauh didalam hatinya. Apalagi mengingat cerita orang bahwa dulunya Sehun adalah fans nomor satu dari wanita ini. Jadi dengan sebisa mungkin ia menetralkan raut wajahnya. "Iya," walaupun agak sedikit cuek, itu refleks keluar dari mulutnya. Dia sama sekali tak ingin merusak moodnya untuk makan churros.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret [COMPLETED✔️]
Fanficorang bilang cinta itu buta. tapi apakah benar - benar buta? rasanya tidak. setidaknya cinta dapat membedakan materi yang dimiliki pasangan. tetapi apakah stephy sudah dibutakan oleh cinta? oh sehun, CEO yang harus turun pangkat karena cintanya. d...