"jadi kau benar - benar sudah menikah, noona,"
"ya begitulah hun. ngomong - ngomong ku dengar kau juga akan menikah. selamat"
sehun tersenyum kecut. melihat noona-nya ini sekarang sudah menikah, dan apalagi tengah berbadan dua, seakan - akan membuatnya hancur kembali. di antara 7 billiar orang di dunia, mengapa noonanya harus menikah dengan kakak stephy? dan mengapa di saat sehun ingin melupakan wanita ini selama - lamanya dari hidupnya, dia datang lagi?
dia memang bagian dari masa lalu.
tetapi bagaimanapun seseorang berusaha kabur dari kenyataan masa lalu, orang itu tetap adalah bagian dari masa lalu. setidaknya dia pernah bahagia bersama. dan tidak ada jalan untuk mengelak kenyataan pahit itu.
"maaf sehun-ah, kuharap kau bahagia dengannya. dia anak yang baik. aku tau itu," Seona menepuk bahu sehun pelan lalu berlalu dari hadapan sehun, menahan air matanya.
sehun hanya terdiam di tempat memikirkan semuanya kembali. ia akan menjadi keluarga dengan Seona lagi. mengapa takdir harus membawanya untuk bertemu dengan seona, wanita yang berusaha dilupakannya?
mengapa tuhan mencobanya sekeras ini.
sudah cukup dengan masa depannya dan stephy yang masih belum menemukan titik terang. mengapa Hwang Seona datang kembali lagi. Ya tuhan.
sehun menutup matanya, menyenderkan punggungnya ke ayunan putih di taman belakang rumah stephy. otaknya sudah terlalu lelah untuk sekedar membuka mata sekarang.
"oppa, ayo makan sekarang. makanannya sudah siap," stephy berbisik tepat di telinga sehun.
sehun tidak berkutik. "oppa,"
melihat tidak ada respon dari sehun, stephy tersenyum pelan. "hey lihatlah, disini siapa yang putri tidur eo?" bangunlah oppa" stephy mengecup pipi sehun sekilas.
kecupan kecil dari stephy itu sukses membuka mata sehun. sehun menarik tangan stephy, lalu menatap wajah gadis itu lekat - lekat. "kau cantik,"
stephy tertunduk malu - malu, pipinya memerah. sehun mengecup pipi stephy sekilas juga, membalas perlakuan stephy tadi. "satu sama,"
--
"seona,"
"ya oppa?"
"istirahatlah. setidaknya kasihani bayimu. kau belum beristirahat sejak pagi tadi," yifan menggandeng tangan istrinya agar beranjak dari sofa tempatnya duduk.
"oppa, kau?" tanya stephy
"aku juga akan tidur,"
"bersama eonni?"
"memangnya aku bisa tidur dengan siapa lagi?" yifan melanjutkan langkahnya menggandeng tangan seona menaiki tangga.
"oppa! biar aku yang tidur dengan eonni, oppa tidur saja bersama sehun oppa. eo?" stephy berdiri dan menggantikan posisi yifan menggandeng tangan seona.
"apa?" ucap keduanya -yifan dan sehun- hampir bersamaan.
"ya. kalian tidur bersama saja. hitung - hitung sebagai perkenalan diri," stephy kembali melanjutkan langkahnya meninggalkan dua lelaki itu dibawah dengan perasaan canggung.
yifan juga beranjak menaiki tangga, "ikut aku"
--
"hyungnim, bagaimana kita akan membagi ranjang ini?"
"apa? apanya yang salah? kau tidur disebelah kanan aku disebelah kiri. kau tak mau?"
"ah tidak. maksudku, apa hyung tidak keberatan?"
"tidak sama sekali sehun-ah. sudahlah, kau istirahat saja. aku tidak sedingin apa yang kelihatannya," balas yifan tenang lalu menidurkan dirinya di tempat tidur.
sehun mengikuti langkah yifan, juga menidurkan dirinya di sisi lain tempat tidur.
"kau beruntung, hyungnim." ucap sehun
"beruntung? apanya?" yifan menolehkan wajahnya ke sebelah kiri, memandang sehun.
"mendapatkan seona noona," sehun balik menatap yifan, membuat suasana menjadi aneh.
"kau mengenalnya?"
ya. sangat. lebih dari yang kau tau.
"iya, begitulah. dia anak yang baik. jangan pernah kecewakan dia hyung,"
"pasti sehun-ah. percaya atau tidak, seona mengubah diri lamaku terlalu banyak. aku tidak percaya pada hal yang dinamakan kasih sayang pada awalnya, namun dia datang dan mengubah segalanya." ucap yifan sambil menatap langit - langit kamar.
"sudah lama aku tidak merasakan apa yang dikatakan cinta dan kasih sayang, tetapi dia membuatku merasakannya kembali. aku tidak akan pernah meninggalkannya. itu janjiku pada diriku sendiri," yifan kembali menatap sehun disampingnya yang terlihat menatap kosong.
"sejauh mana kau mengenal seona?"
"jauh. sangat jauh. aku mengenalnya di hari dimana aku dilahirkan. kami tumbuh bersama, dan itu apa yang membuat kami dapat dikatakan tidak bisa terlepas dari satu sama lain. dia adalah satu - satunya orang yang dapat membuatku tersenyum bahkan disaat aku tidak ingin. dan, aku mulai merasakan sesuatu yang aneh tumbuh diantara kami yang semakin membuatku tidak ingin terlepas darinya. cinta," yifan terhenyak sebentar mendengar pernyataan sehun, namun ia tetap diam.
"lalu, sejak saat itu aku memberanikan diri untuk menyatakan cintaku padanya. dan ia menolakku. katanya aku hanya seorang adik untuknya. katanya aku tidak lebih dari seseorang yang selalu menemaninya. namun, entah mengapa aku tidak bisa menerima kenyataan itu, aku semakin mengejarnya. aku menjadi seorang pria yang, entahlah. dapat dikatakan mengemis cinta darinya. hingga suatu hari ia menemuiku, mengatakan bahwa ia akan menikah. hatiku sakit, dan aku tak tau ingin berkata apa. dan hari ini kami bertemu lagi, dengan keadaan ia sudah berbadan dua. selamat hyung, ternyata kau-lah pria yang pantas untuknya. jangan kecewakan aku." sehun menahan air matanya agar tidak terjatuh, dan tersenyum dengan getir. untuk apa ia menyesali sesuatu yang memang tidak bisa menjadi miliknya. lagipula, sekarang ia sudah mempunyai stephy. gadis periang yang dapat mewarnai lembaran - lembaran baru dalam hidupnya.
"menangislah, jika kau memang ingin untuk menangis. tidak ada batasan bagi seseorang untuk menangis. menangis bukan berarti kau lemah, sehun-ah. aku tahu rasanya bagaimana menjadi dirimu, dan kau sudah menjadi sangat tabah selama ini." yifan menepuk bahu sehun pelan
"aku yang harus meminta maaf hyung. tidak seharusnya aku berkata seperti ini. maafkan aku."
--
"oppa, tidak bisakah kita tinggal lebih lama lagi disini?"
"tidak stephy. kau harus kuliah kembali besok, ingat? lagipula kita sudah berada disini selama kurang lebih satu minggu, setidaknya kau pasti sudah melepaskan seluruh kerinduanmu disini" sehun memegang bahu stephy sambil berjalan masuk ke dalam ruang tunggu bandara. mereka sudah berada di Beijing selama satu minggu, dan rencananya akan pulang hari ini, mengingat stephy yang harus kuliah kembali dan sehun yang harus mencari pekerjaan lagi. pada faktanya, ada dua hal yang membuat sehun ingin pulang kembali ke Korea. pertama, ia harus bekerja. kedua, ia tidak ingin berlama - lama menatap Seona tiap hari disana, ia takut hatinya akan terbuka kembali untuk Seona. perihal stephy, gadis itu sama sekali tidak tahu tentang masalah Seona dan Sehun. yang ia tahu hanyalah Sehun dan Seona merupakan dua orang yang berstatus sebagai keluarganya sekarang. mungkin gadis kecil itu tidak perlu tahu.
dan tidak akan pernah tahu.
tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret [COMPLETED✔️]
Fanfictionorang bilang cinta itu buta. tapi apakah benar - benar buta? rasanya tidak. setidaknya cinta dapat membedakan materi yang dimiliki pasangan. tetapi apakah stephy sudah dibutakan oleh cinta? oh sehun, CEO yang harus turun pangkat karena cintanya. d...