"astaga Chanyeol!" ibu junmyeon berlari melihat Chanyeol yang keluar dari mobil milik Junmyeon dan disususul oleh Stephy dibelakangnya.
"kau pulang, nak?" Chanyeol mengangguk antusias. detik berikutnya ia memeluk tubuh ibu yang lebih pendek darinya sekitar dua kaki itu erat, menyesal mengapa tidak dari dulu saja ia pulang kerumah ini.
"dan kau, s-sembuh..?" ibunya menutup mulutnya menggunakan tangan kanannya.
"aku tidak pernah sakit, eomma." Chanyeol kembali dipeluk oleh ibunya, yang membuatnya meneteskan air mata haru. "Stephy-ya, terimakasih sayang."
Stephy tersenyum lalu menghampiri Soohee yang duduk ditangga dekat pintu masuk. gadis itu menekuk tangan diatas lututnya sambil mempoutkan bibirnya. Stephy mencium pipi gadis itu lucu, lalu memperbaiki letak poninya. "umma jahat,"
Stephy terkekeh lalu memeluk tubuh gadis itu. "maafkan eomma sayang, sebagai gantinya, eomma membawa pulang satu lagi oppa." Stephy menunjuk Chanyeol yang sedang sibuk mengeluarkan barang - barangnya dari bagasi mobil dibantu oleh Junmyeon.
"dia belum tentu baik umma. itulah salah umma. selalu mudah percaya pada lelaki. aku hanya percaya pada junmyeon appa." Soohee meninggalkan tempat dimana ia duduk tadi, dan masuk kedalam rumah meninggalkan Stephy yang menatap dengan pandangan kosong. Soohee benar. Anak itu benar. kesalahan terbesarnya adalah ketika ia mudah sekali mempercayai omongan lelaki. dalam hal ini, bukan Chanyeol. tapi Oh Sehun, suaminya yang menghancurkan dirinya seperti sekarang ini.
"hey, diluar dingin steph. ayo masuk." Junmyeon mencolek bahu Stephy yang melamun sambil mengangkat barang di tangan kanannya. "iya oppa. aku akan masuk," Stephy berdiri dan kemudian juga mengikuti langkah Junmyeon dan Chanyeol didepannya. ia tidak pernah tahu bahwa memiliki dua kakak laki - laki yang keren adalah sebuah kebanggaan. bukan dua kakak laki - laki yang bersifat tiri dan bertikai sepanjang waktu.
---
"Who the heck is Kim Chaeri?!" Sehun menggebrak meja didepannya saat ini, pasalnya ini sudah tiga hari semenjak pernyataan polisi tentang kasusnya dan sudah tiga hari pula ia masih belum bisa menemukan siapa Kim Chaeri, wanita yang dimaksudkan polisi telah ia bunuh tempo lalu. Yifan pasti menjadi alasan kuat dibalik semua kasus ini, dan sudah jelas pasti lelaki itu menyembunyikan semua informasi tentang orang itu rapat - rapat bahkan dengan jaringan milik Sehun yang dimana - mana.
"hanya ada satu jalan," Sehun memutar - mutar pulpen yang sedang ia pegang sambil menatap kearah sepatu milik asisten yang menyamar tersebut. detik berikutnya ia mengangkat kepalanya menatap wajah asisten gadungannya itu. "ayah,"
"Kim Jongin, apa ada ayah diruangannya?"
"tidak. kau lupa ayahmu sedang ada di Roma saat ini?" Sehun menutup sambungan telfonnya pada Jongin secara sepihak. ia memijit pelipisnya. mengapa disaat seperti ini, ayahnya malah dengan santainya berlibur di Roma?!
"aku perlu istirahat. sendirian."
Asisten Sehun memberikannya sebuah kunci mobil setelah mendengar Sehun mengucap kata 'sendirian' namun jelas, polisi bukanlah orang yang bodoh sehingga ia pasti sudah memikirkan konsekuensi kalau - kalau saja Sehun lari. dan hey, Sehun itu bertanggung jawab. dan lari bukanlah salah satu bagian dari tanggung jawabnya.
Sehun melajukan mobilnya di jalanan kota Seoul yang semakin padat, mengingat sekarang adalah jam makan siang. Ia memasuki jalanan bebas hambatan atau tol, dan berusaha mengingat jalanan menuju tempat tersebut.
setelah kurang lebih berkendara selama setengah jam, Sehun memarkirkan mobilnya disana dan turun dari mobil. Ia kemudian duduk diatas tempat duduk yang disediakan agak tinggi, lalu memandang kota Seoul yang dimana bangunan tinggi menjulang berada, dan sibuk. Disinilah dia, ditempat favorit mereka berdua yang bebas dari hiruk pikuk jalanan ibukota. Ya berdua. Stephy dengannya. Disamping tempat duduk tempatnya duduk saat ini masih ada kolam kecil yang biasanya ada ikan atau kodok lucu yang ditakuti stephy. masih ada bukit yang lumayan tinggi namun asri. dan masih ada pohon kenangan mereka berdua, dimana ukiran Stephy berada di kulitnya. Semua itu masih ada ditempatnya, tidak berubah. bahkan anak anjing yang ada disamping mereka tempo hari juga ada, namun sudah menjadi lebih besar sekarang. Satu - satunya hal yang berubah adalah ketidak-hadiran Stephy disini. Ketidak-hadiran tawa, canda, dan semangatnya disini. Ketidak-hadiran jiwa yang sepertinya. Stephy Wu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Regret [COMPLETED✔️]
Fanfictionorang bilang cinta itu buta. tapi apakah benar - benar buta? rasanya tidak. setidaknya cinta dapat membedakan materi yang dimiliki pasangan. tetapi apakah stephy sudah dibutakan oleh cinta? oh sehun, CEO yang harus turun pangkat karena cintanya. d...