"Beneran ngga mampir dulu nih?" tawar Alesha saat turun dari motor. Mereka telah sampai di depan gerbang utama rumah Alesha. Tak terlalu mewah, namun tak begitu sederhana. Tetap indah untuk di lihat, dan nyaman untuk di tempati.
"Kapan-kapan deh, Al." jawab Nata nyengir. "Udah, sono masuk." Nata menyentil pelan kening Alesha.
"Yaudah, gue masuk ya? Lo hati-hati di jalan." ucap Alesha yang kemudian berbalik dan berjalan menuju gerbang untuk masuk ke rumah. Ingin segera menetralkan detak jantungnya yang tak bekerja sesuai seharusnya hanya karena perlakuan sederhana Nata padanya. Berlebihan.
Sebelum pintu rumah benar-benar di tutup oleh Alesha, cewek itu sempat menoleh sekilas pada Nata sambil tersenyum. Nata pun membalasnya, tersenyum. Senyum yang sejak hampir 12 tahun lamanya tak terbit di bibir Nata, kini kembali. Telah cukup lama, bahkan sangat lama, senyum Nata tak pernah setulus itu. Lihat matanya, kini teduh dan bercahaya.
****
Nata tengah berbaring dengan mata menatap langit-langit kamarnya. Cowok itu shirtless, dengan rambut sedikit basah habis keramas. Senyum masih melekat di bibir meronanya. Lalu tangan kanannya bergerak, mencari ponsel di sekitarnya.
Nah.
Kini ponselnya sudah berada di tangan, berpikir cukup lama dengan lihai tangannya menari-nari merangkai kata demi kata menjadi satu kalimat pesan yang siap ia tujukan pada seseorang. Lalu di hapus kembali. Dan mengetiknya kembali.
Sementara di sisi lain, Alesha yang sedang merangkum buku tebal teks Ekonomi yang tadi ia pinjam di perpus, terpaksa harus membagi fokusnya karena denting ponsel di sebelah bukunya menandakan ada LINE baru yang masuk.
Dengan malas ia membukanya.
Nata: Hai:)
Seketika mata Alesha melebar. Dengan jantung yang masih berdebar Alesha mengetikkan balasan untuk Nata.
AleshAPut: tau ID LINE gue dari mana lo?
Nata: tadi minta ke Edo :D
AleshAPut: Kok bisa minta ke Edo? Emang kenal? Dia kan ngga terkenal. Eh.
Nata: Gue satu eskul sama dia. Wah temen yang jahat gini nih-__-
Alesha memilih menghiraukan ponselnya lebih dulu untuk kembali fokus merangkum bukunya. Namun suara-suara denting ponselnya yang berisik membuatnya tak bisa konsen. Alesha mengerang sebal. Dan menslide lock screen ponselnya dengan setengah hati.
Nata: masa di read doang?
Nata: sekarang ngga di read :(
Nata: di LINE sombong yaa.
Nata: Alesha, ih, jahat.
Nata: Al, serius ini ngga ada yang di read sama sekali?
Nata: gue ganggu ya?
Nata: lo lagi sibuk?
Nata: yaudah deh sorry kalo ganggu.
Nata: gue bete, mood mendadak turun, gue ke rumah lo ya?
Alesha geleng-geleng kepala membaca isi LINE dari Nata, tak di sadari ia tersenyum geli. Belum sempat ia membalas LINE dari Nata, satu LINE baru masuk di ponselnya.
Nata: gue di depan rumah lo ini, masa tamu paling ganteng dari kerajaan seberang ngga di bukain pintu?
AleshAPut: bukan dari kerajaan seberang, tapi kurang kerjaan iya. Ketuk pintu dan ucapkan salam jika bertamu! Bukannya malah ngirim LINE!
![](https://img.wattpad.com/cover/50288566-288-k682240.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LUKA
Teen FictionIni bukanlah kisah tentang benci yang berubah jadi cinta, bukan juga kisah tentang seseorang yang diam-diam mencinta, ataupun kisah tentang persahabatan yang di dalamnya terdapat sebuah rasa. Ini adalah kisah tentang bagaimana cara menyembuhkan luka...