19. Agenda hari ini nunggu

223 9 0
                                        

     Libur telah tiba.

     Di tambah hari ini adalah hari minggu. Hari di mana bagi para aktivis yang sering menghabiskan waktunya di luar sana, sejenak ingin berlama-lama menghabiskan akhir pekannya di ranjang nyaman mereka. Sekedar mengistirahatkan otak yang enam hari full terus mereka paksa untuk bekerja, menghilangkan barang sedikit saja penat yang ada.

     Tapi berbanding terbalik dengan Alesha. Di pukul 10 pagi ini, perempuan itu sudah siap dengan dress pink polos selututnya, juga rambut panjang yang ia biarkan terurai, berdiri di depan cermin. Bergaya ini itu, putar sana-sini, memainkan ekspresi begini dan begitu. Ah sepertinya hatinya sedang berbunga.

     Malam tadi, saat Alesha sudah siap beranjak untuk tidur. Nata tiba-tiba datang ke rumah, membawa bingkisan cokelat kesukaannya. Hanya untuk menyampaikan, kalau besok cowok itu ingin mengajaknya kencan di taman kota. Apa iya kencan? Nata cuma bilang kalau dia mau ngajak Alesha jalan-jalan kok. Bukan kencan kan ya? Bukan kan? Alesha aja yang ke geeran ya?

     Ini sudah kelima kalinya Alesha mencoba menelpon Nata, tapi tidak ada jawaban juga dari ujung sana. Akhirnya Alesha memilih berangkat sendiri saja, mungkin Nata lagi di jalan, pikirnya.

     Taman Kota ada di tengah-tengah antara rumah Nata dan Alesha. Kasian Nata kalau harus capek-capek jemput dulu. Batin Alesha, sehingga Alesha berniat untuk memberikan pesan saja pada Nata, kalau dirinya langsung ke Taman Kota.

     Ternyata bukan hanya dirinya saja yang semangat jalan-jalan di hari minggu pada libur panjang ini. Banyak juga orang-orang yang semangat untuk berlibur bersama keluarga ke sanak saudara ataupun tempat hiburan, atau juga yang bersama teman-temannya hanya jalan-jalan untuk sekedar hunting foto -jadi bahan feeds mempercantik account Instagramnya.

     Terbukti sekarang jalanan Jakarta yang selalu macet di jam-jam kerja pada hari senin sampai sabtunya, sekarang juga tetap sama seperti biasanya. Macet.

     Tuhkan, pasti Nata lagi kejebak macet juga deh. Batin Alesha.

     Alesha sudah kesal setengah mati. Ia sudah terjebak macet selama hampir satu jam, dan mobil-mobil di depannya maju hanya sejengkal-sejengkal. Masalahnya daerah perkotaan itu terkenal dengan suhu panasnya. Apa lagi sekarang Alesha sedang berada di dalam mobil, bukan panas lagi yang ia rasa, tapi gerah. Sumpek malah!

     Melirik jam tangan karet putih yang tertempel di lengan kirinya, Alesha menggerutu. Takut Nata sudah menunggunya lama di Taman sana.

     Akhirnya setelah dua jam Alesha menunggu dengan lamanya, ia bisa sampai ke Taman Kota yang jaraknya tidak lebih dari 10 kilometer dengan rumah Alesha.

     Maklum rumah Alesha berada di pusat kota.

     Cuaca sudah mulai terik sekarang. Memarkiran mobilnya dengan rapih, Alesha kemudian turun dengan terburu-buru.

     Tapi saat Alesha mencari sekeliling, tidak dilihatnya Nata, ataupun mobilnya.

     Mengecek ponselnya, tidak ada pesan balasan dari Nata. Memencet tombol panggilan, Alesha meletakkan ponselnya di telinga. Tidak ada jawaban, tapi seperti biasa nyambung. Pasti di silent deh, kebiasaan.

     Sepertinya sudah ada satu jam Alesha menunggu di parkiran, tapi tidak ada tanda-tanda mobil yang dia kenal masuk perkarangan parkir. Hari ini agenda Alesha sepertinya menunggu.

     Menghebuskan nafasnya pelan, Alesha berdiri dari senderannya pada mobil. "Keliling-keliling dulu deh, dari pada gabut di sini," pilihnya.

     Mengelilingi Taman yang hari ini padat, bibir Alesha mengkerucut. Pasalnya hampir seluruh dari populasi orang-orang di sini, sedang bermesraan dengan pasangannya. Ada yang bergurau sambil berjalan, duduk-duduk santai berasa di pantai, gelar tikar piknik romantis, makan ice cream berdua di bangku taman, atau hanya sekedar pegangan tangan dan saling merangkul. Ini geli, Alesha tahu, tapi setidaknya mereka ngga kayak Alesha yang jalan sendirian dengan wajah kusut karena telah menunggu lama.

LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang