10. Terkhianati

449 56 33
                                    

"Lo kalah saing sama bule baru, Nat."

Ucapan Dirga barusan, sukses membuat cowok yang sedang sibuk menyeruput cappucinonya berhenti sejenak. Nata menengadahkan kepalanya menatap Dirga bingung.

"Iya, anak baru yang pindahan dari London itu lho. Deket banget sama Alesha kayanya." jelas Dirga lagi.

"Nata juga ngga kalah bule kok," ujar Zaki enteng, tangannya sibuk memainkan sedotan di meja kantin.

"Yee bukan itu masalahnya." Raihan melempar salah satu sedotan dari tempatnya, ke arah Zaki. "Perasaan gue ngga pernah liat Alesha sama anak baru --siapa tuh namanya?" sahut Raihan tak percaya.

"Reno."

Lagi-lagi jawaban Dirga, membuat Nata tercenung untuk beberapa saat.

Reno. London.

"Yah, si Nata bengong, lo sih Ga!" tuduh Zaki asal, ikut melempar sedotan ke arah Dirga. "Udahlah, Nat, omongan si Dirga mah jangan di dengerin, tau sendiri dia gimana."

"Paling tuh bocah salah liat, biasa rabunnya kambuh." tambah Raihan menghibur.

"Pale lu," toyor Dirga tak terima, juga melempar salah satu sedotan yang tepat mengenai bagian pipi kanan Raihan.

"Lo mah kena beneran," dengus Raihan, sambil mengusap pipinya.

Dirga justru terus-menerus melemparkan satu persatu sedotan yang berada di tempatnya, ke arah Raihan. "Lebay lo,"

Raihan memiringkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, juga menghadang tangannya di depan wajah. Berusaha menghindar dari serangan Dirga yang datang secara bertubi-tubi. Membuatnya menatap Dirga seperti ingin memakannya hidup-hidup. "Ga, udah, ah!" ucap Raihan kesal.

"Sedotan Ibu kantin abis woy," lerai Nata akhirnya, sambil memunguti sedotan-sedotan yang berceceran dekat dengannya. "Kena gue, Ga!" protes Nata tak terima, karena dirinya yang duduk di sebelah Raihan, jadi ikut kena sasaran.

"Jorok, Nat." komentar Zaki dengan mata melotot, melihat Nata masih terus memunguti sedotan yang sudah jatuh ke lantai kantin.

Nata hanya mengedikan bahunya tak peduli. "Dari pada di suruh ganti."

"Tapi serius deh, Nat." Dirga membenarkan posisi duduknya, menatap ketiga temannya lekat-lekat. Berniat kembali pada topik pembicaraan sebelumnya. "Gue liat sendiri kemaren di kafe biasa tempat kita nongkrong, kafe apatuh namanya?" tanya Dirga mencoba mengingat kafe tempat biasanya nongkrong bersama ketiga temannya.

"Ah, iya, kafe peach." mata Dirga berbinar, setelah mengingatnya.

"Gaya banget, kaya yang di ajak aja lo kalo nongkrong di kafe." sahut Raihan mengandung ledekan.

Selanjutnya, Dirga merasa ada sesuatu yang mengucur deras dari atas kepalanya. Setumpuk sedotan jatuh bercucuran begitu saja ke bawah. Saat mendongak, Dirga menemukan Zaki yang tengah nyengir, sedang menatap ke arahnya dengan muka minta di tonjok.

Sebelum hal itu terjadi, Zaki lebih cepat lari menghindar dari Dirga. Cowok itu langsung menuju ke kelasnya. Di ikuti Raihan juga Dirga di belakangnya. Kebetulan, bel masuk baru berbunyi lima menit yang lalu.

"BU, SI ZAKI BUANG-BUANG SEDOTAN, BU!"

Nata yang menonton kelakuan teman-temannya yang terlalu kekanak-kanakan, menurutnya. Hanya geleng-geleng kepala. Berjalan santai mengikuti ketiga temannya tadi.

Entah kenapa berita yang di bawakan oleh Dirga, tentang kedekatan anak baru dengan Alesha membuat Nata terus memutar otaknya.

Reno. Alesha. London.

LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang