18. Kumpul Bersama

270 18 6
                                    

     "Oy, Bro," sapa cowok dengan rambut yang di sisir rapih, serta setelan kemeja kotak-kotak merah hitamnya, yang di padukan dengan jeans hitam pekat beserta converse biru dongker kesayangannya. "Sorry lama, biasa kendala di jalan," tuturnya pada cowok dengan setelan yang lebih santai, dihadapannya.

     "Selau, Ren, lo ada perkembangan kayanya," sahut teman sebayanya. Matanya memicing. "Lo dateng lebih dulu, dari pada dua kecebong kembar tapi tak serupa itu," lanjutnya di ikuti tawa.

     Yang di panggil Reno ikut tertawa, lalu ikut duduk di samping Dirga.

     Sebelumnya, dua sahabat cowok ini sudah sering bertemu sejak kepulangan Reno ke Indonesia beberapa bulan lalu. Entah itu di rumah Reno, Dirga, atau cafe-cafe tempat mereka biasa nongkrong seperti sekarang ini.

     "Kesambet setan rajin dimana lo?" kata Azka saat baru menduduki bokongnya di hadapan Reno. Dibelakangnya Alesha hanya tertawa kecil, mengiyakan perkataan Azka barusan.

     "Yeuhh, masih pagi nih," peringatan Reno sambil melempar kentang goreng yang sudah di pesan Dirga sejak tadi pada Azka. "Ngga usah mancing-mancing minta diecengin deh."

     Azka tak terima. Lalu membalasnya dengan dua kentang goreng sekaligus.

     Begitupun Reno, sekarang lima sekaligus langsung ia lemparkan pada Azka.

     Sehingga terjadilah acara lempar-lemparan kentang goreng antara mereka berdua.

     Melihat itu, Dirga menyentil tangan Reno dan Azka secara bergantian. "Masyaallah, gue beli ini pake duit Ren, Ka, bukan daun, mubazir elah," ceramah Dirga sekilas.

     Alesha yang menontonnya hanya tertawa. "Udah lama ya kita ngga ngumpul kaya gini," ucapnya di sela-sela tawanya.

     Ya, untuk pertemuan lengkap mereka, ini adalah kali pertamanya semenjak dua tahun lalu. Tak salah saat pertama kali Alesha dan Dirga bertemu keduanya merasa canggung dengan moment yang mereka lewati pagi ini, terlebih Alesha. Sejak keputusannya mengakhiri hubungannya dengan Dirga pada kenaikan kelas sembilan waktu itu, hubungan komunikasi di keduanya sedikit memburuk. Lebih tepatnya Alesha yang memilih untuk menjaga jarak.

     Perempuan itu merasa ini adalah pilihan yang terbaik untuk mereka. Dimana Dirga yang terlalu menaruh banyak harapan pada Alesha. Sementara Alesha yang tidak pernah bisa sama sekali untuk mewujudkan harapan itu. Sekeras apapun Alesha mencoba bertahan, dan Dirga mempertahankan. Semuanya tetap percuma.

     "Dia duluan noh," tuding Azka pada Reno.

     "Ih apaan gue, lo tuh ngelempar kentang goreng langsung dua, gue kan cuman satu awalnya," elak Reno tak mau kalah.

     Hingga akhirnya diikuti beberapa saling lempar-melempar kesalahan. Meja nomer 5 yang berada di tengah-tengah cafe kini menjadi pusat perhatian, padahal isinya hanya empat anak remaja yang sedang melakukan acara temu kangen. Tapi justru di isi sahutan-sahutan dua orang yang kembali saling adu.

     Dirga mengurut pangkal hidungnya, lelah melihat tingkah laku dua temannya yang tidak berubah sejak mereka duduk di bangku 1 SMP. "Gue heran, kalian kan sekelas, emang ngga bosen berantem juga disini?" tanya Dirga membungkam keduanya.

     "Ab--" mulut Azka langsung di bekap oleh Alesha yang sejak tadi hanya memperhatikan.

     "Sshh ah, sekali lo ngomong, sekali Reno ngebales, lo bales lagi, Reno bales lagi, gitu aja terus nyampe kucing ngelahirin telor. Ngga bakal beres-beres, Ka, yang ada acara temu kangen kita cuman diisi sama adu bacot kalian berdua," lerai Alesha sambil menunjuk Reno juga Azka.

LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang