18

2.2K 107 0
                                    

Is this Passion or Love?

"Kau sedang ada janji? Sejak tadi kau melihat jam tanganmu terus menerus!" Nana Shiki kelihatan gusar dengan perilaku Natsuki hari ini sejak tadi dengan susah payah ia menahan Natsuki untuk terus bersamanya.

Nana ingin bercerita tentang kekecewaanya terhadap suami, sesuatu hal yang sangat sulit di terima oleh pasangan yang baru sebulan menikah. Suaminya sangat Sibuk dan tidak punya waktu, bahkan untuk sekedar bulan madu meskipun hanya seminggu.

Karena itu ia mencari Natsuki ke kantor dan berharap Natsuki mau menemaninya. Tapi kenyataan yang di terimanya, Natsuki menolaknya mentah-mentah dengan alasan sedang tidak bergairah.

Natsuki malah menyarankan Nana untuk menghibur diri dengan makan makanan yang manis seperti cake, hal yang menjadi penyebab mereka berdua ada di sini sekarang.

Di sebuah café yang sebenarnya cukup jauh dari kantor, Nana tidak mengerti kenapa Natsuki memilih tempat ini dan tidak bersedia di ajak pindah ke café yang lain.

Natsuki kembali menutupi jam tangan dengan lengan kemejanya lalu memandang keluar, di luar sedang hujan dan sangat lebat. Hujan di musim dingin seperti ini bisa membuat flu yang Vanessa derita semakin parah, udara sedang tidak bersahabat.

"Sebenarnya, aku ada janji dengan teman. Dia sedang menungguku di flat.
Bisa kita pulang sekarang?"
"Kalau begitu bawa aku ke flatmu, setelah urusan dengan temanmu selesai kita bisa..."
"Tidak, aku takut tidak akan bisa." Natsuki memotong perkataan Nana.

Dia tidak akan bisa melakukan apa-apa karena Natsuki tidak pernah berhasil menghabiskan malam bersama satu wanitapun di flatnya.

Lagipula, bukankah Nana sudah tau kalau Natsuki sedang tidak bergairah? Natsuki sangat merindukan hubungan yang seperti itu setidaknya selama hampir sebulan terakhir, Tapi Nana tidak cukup menarik perhatianya lagi seperti dulu.

"Kenapa? Kau sudah membuatku kecewa seharian ini."
"Kau tidak akan suka dengan flatku yang baru.
Sebaiknya pulanglah, jangan sampai kau tidak ada saat suamimu ada di rumah!"

Natsuki Memakai Jasnya yang tadi tersampir di kursi dan segera berdiri dari duduknya.
"Bisa kita pergi sekarang?"
"Baiklah!" Nana mendesah.

Natsuki tau Nana mungkin sangat kecewa denganya hari ini. Tapi Nana seharusnya tau kalau Natsuki bukanlah orang yang suka bersandiwara dengan perasaanya, seharusnya dia sudah pergi meninggalkan Natsuki sejak tadi.

Tapi Nana Shiki malah lebih memilih untuk pura-pura tidak tau dengan perasaan Natsuki kepadanya.

Meskipun begitu, Natsuki bukanlah tipe orang yang menolak membantu orang yang sedang membutuhkanya. Karena itulah sampai detik ini dia masih bisa bertahan menemani wanita itu. Seandainya Vanessa tidak mengirimkan pesan, mungkin dia tidak akan pergi juga dari tempat itu.

Natsuki keluar dari café setelah membayar semuanya dan harus sangat terkejut saat melihat Vanessa Gershon berdiri di depan etalase yang memperlihatkan kue-kue dengan pakaian yang basah kuyup, dia sedang berteduh? Vanessa mendekatinya pelan-pelan dengan tubuh yang gemetaran.

"Aku menunggumu, Tadi aku melihat mobilmu disini tanpa sengaja, jadi aku minta Kent menurunkanku disini.
" Vanessa merangkul tubuhnya sendiri, erat. "Kenapa tidak masuk?"
"Takut mengganggu urusanmu. Tidak masalah, aku baik-baik saja. Jangan khawatir!"
Natsuki memandang Vanessa terkesima, dia masih mengusahakan senyum sedangkan bibirnya sudah hampir membiru. Spontan Natsuki membuka Jasnya dan menyelimuti Vanessa, berharap kedinginanya bisa sedikit berkurang.

"Dia?" Nana shiki bergumam pelan, sepertinya sangat terejut dengan keberadaan Vanessa dan perhatian Natsuki kepadanya. Setahu Nana, Natsuki dan Vanessa adalah dua orang yang akan saling membuang muka bila berpapasan.

VENUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang