Every Changing is Distrubbing
Sehari, dua hari, seminggu, dua minggu, sebulan, dan sampai sekarang Vanessa bersikap sangat biasa. Ia berusaha untuk tidak begitu sering berinteraksi dengan Natsuki kecuali hal itu benar-benar di butuhkan.
Sebisa mungkin Vanessa juga menolak setiap kali Natsuki ingin mengantarnya ke kantor atau menjemputnya pulang. Tapi Vanessa sama sekali tidak bisa menolak jika Natsuki berkunjung ke flatnya kecuali saat Sarah tidak berada di rumah. Entah karena hal itu atau bukan, Vanessa merasa selera makanya berkurang dan seringkali tidak bersemangat.
Melihat Natsuki belakangan ini membuatnya terus terbayang-banyang saat-saat mereka bermesraan, semua adegan itu bermain dengan begitu jelas di kepalanya. Dengan kata lain Vanessa merasakan sebuah gairah yang luar biasa dan dirinya harus mederita karenanya.
"Mana mungkin bisa seperti itu tanpa sebab!" Ujar Sarah saat Vanessa bercerita kepadanya mengenai keluhan yang sangat mengganggu.
Hari ini adalah hari minggu dan keduanya sedang tidak bekerja. Mereka baru saja selesai membersihkan flat dan Sarah harus mengeluh karena Vanessa juga selalu mengeluh kelelahan sehingga menyebabkan pekerjaan mereka jadi lambat.
"Tapi bukan hal yang aneh kalau kau merindukannya. Pengalaman pertamamu sangat luar biasa kan? Karena itu berhentilah untuk berpura-pura tidak perduli padanya. Nichan selalu mengeluh karena dirimu selalu menganggap keberadaanya tidak begitu penting belakangan ini."
"Aku harus begitu untuk menjaga diri." Vanessa memijat-mijat lenganya yang terasa sangat lelah.
"Aku ini kenapa? Badanku terlalu mudah untuk merasa lelah. Sarah, Kau dokter, kan? Seharusnya kau bisa membantuku! Semua obat-obatan dirumah ini sama sekali tidak memberikan efek apa-apa!""U-huh? Kau fikir aku ini dokter umum? Aku tidak bisa menyembuhkan keluhanmu itu kecuali kalau kau sedang hamil!" Sarah tertawa, tapi kemudian tawanya sirna karena dirinya sedang terkenang sesuatu.
"Tunggu dulu! Vanessa kau tidak sedang hamil kan?"
"Apa? Mana mungkin? Aku sama sekali tidak muntah-muntah kan?"
"Tapi semua ciri-cirinya ada. Kau sangat gampang lelah, tidak suka bau daging padahal daging adalah makanan yang sangat kau sukai. Tidak semua wanita hamil mengalami morning sick yang mengharuskan mereka untuk muntah-muntah.""Mana mungkin itu terjadi, Aku masih menstruasi beberapa hari setelah malam itu!" Vanessa menggumam dengan suara lemah. Tapi setelah itu dia tidak mengalami haid lagi sampai sekarang, bulan kedua sudah hampir berakhir.
"Mana mungkin!"
"Mana mungkin apanya? Haidmu saat itu cuma berlangsung tiga hari dan sangat sedikit. Aku kira saat itu kau cuma sedang stress, tapi dua minggu setelah itu kau mengaku kalau payudaramu sakit.Aish...sekarang bagaimana?" Sarah kelihatan bingung bahkan ia lebih bingung di bandingkan Vanessa yang mengalaminya. Secepat mugkin Sarah berusaha masuk ke kamarnya dan keluar dengan beberapa peralatan yang asing.
"Sekarang kita lakukan tes, sudah dua bulan seharusnya tidak ada keraguan terhadap hasilnya. "
"Dengan semua alat aneh ini?" Vanessa mendesah. "Test pack saja! Biar ku lakukan sendiri!"
Dengan berat hati Sarah meraih test pack yang juga berada dalam tas kerjanya dan memberikannya kepada Vanessa. Sarah khawatir, tentu saja. Gadis itu bukan orang asli Eropa meskipun Vanessa memilik darahnya. Vanessa Gershon dididik dengan cara timur, hal seperti ini bisa membuat Ibunya jantungan.
Sarah khawatir karena Vanessa Gershon harus mendapat cobaan seberat ini sebagai akibat dari pengalaman seks pertamanya dengan laki-laki paling brengsek sedunia.
Astaga, bagaimana Vanessa bisa menjalani semuanya sendiri kalau dia benar-benar sedang hamil? Tunggu dulu, semoga hasilnya negatif. Negatif, negatif, negatif, negatif...
Vanessa membuka pintu kamar mandi dengan ekspresi yang sama seperti sebelumnya. Apa hasilnya? Pasti negatif, meskipun belum pasti Sarah merasa lega.
"Bagaimana hasilnya?" Vanessa angkat bahu.
"Sepertinya positif!"
"Astaga. Sekarang kau harus bagaimana? Kau harus mengatakan kepada Nichan dan memaksanya bertanggung jawab secepatnya.Usia kandunganmu sudah dua bulan, sebulan berikutnya perutmu sudah membesar.!"
Vanessa termenung. Bagaimana perasaanya sekarang? Tidak sedih, tidaka juga senang. Semuanya terasa kosong dan hampa. Sekarang apa yang harus di lakukanya? Benarkah dirinya harus mengatakan semuanya kepada Natsuki Tokeino? Kalau harus mengikuti kata hati, dia sesungguhnya sangat ingin segera menemui lak-laki itu dan memohon pertanggung jawabanya.Tapi Natsuki Tokeino bukan orang yang suka dengan komitmen, dan kehadiran seorang anak akan mengancam prinsipnya, Vanessa harus menyembunyikan perasaanya selama ini karena tidak ingin berada jauh dari Natsuki.
Sepertinya hal ini harus di sembunyikan juga, Natsuki akan benar-benar menjauhinya kalau mengetahui kehamilannya.
"Cepat telpon dia!" Sarah menyodorkan ponselnya.
"Tidak. Aku harap kau bisa membantuku merahasiakan semuanya! Aku tidak ingin ada seorangpun yang tau tentang ini. Siapapun kecuali dirimu! Soal kehamilanku, aku akan cari jalan keluarnya!""Tunggu dulu, kau akan menggugurkanya?"
Vanessa terdiam lama. Menggugurkanya? Dia bahkan tidak terpikir untuk melakukan hal seperti itu? Apakah menggugurkan kandungannya adalah ide yang bagus? Vanesa tidak mungkin melakukan hal yang bodoh untuk saat ini.Yang pasti di lakukannya dalam waktu dekat adalah memastikan kehamilannya sekali lagi untuk meyakinkan apa yang harus di lakukanya setelah ini.