Shocking Attack for Goddess
"Kenji tidak pernah menyentuhku lebih dari sebuah genggaman tangan, dia memelukku beberapa kali dan menciumku hanya sekali."
Sachi Fujisawa bersungut-sungut saat semua wanita yang berada di rumah itu berkumpul di kamarnya. Alice Kim istri Kakak sulungnya Yoshi, Matsuri yang merupakan istri dari Kay, Ibunya dan juga Vanessa.
Semua laki-laki sedang berkumpul di kamar lain dan anak-anak sudah tidur di kamar yang berbeda juga. Pembicaraan menjelang hari-hari pernikahan selalu menjadi topik yang seru, tapi tidak bagi Vanessa. Dia masih sangat lelah dan benar-benar mengantuk.
Saat tiba di London nanti Vanessa akan memastikan kalau dirinya bisa tidur seharian dan tidak ada seorangpun yang boleh mengganggu.
"Apa yang harus kulakukan nanti?" Lanjutnya, matanya yang bening berbinar-binar bahagia, dia akan memasuki kehidupan baru bersama laki-laki yang dicintainya.
Vanessa mendesah. Baginya pernikahan hanya beban, sejak kecil ia bisa berpacaran dengan siapa saja tapi tidak pernah terfikir untuk menikah. Tapi di usia yang ke dua puluh lima tahun, Ia harus mendapatkan suami karena Ibunya yang masih berfikir dengan cara yang sangat Asia itu tidak menginginkan putrinya jadi perawan tua. Itu yang menyebabkan Vanessa selalu menjalani miai dan selalu mengusahakan agar pria-pria itu menolak perjodohan mereka.
Kent Tokeino, seharusnya menjadi satu-satunya laki-laki yang akan di biarkanya menjalani miai secara normal denganya, karena Kent cukup di kenal dan pernah di kaguminya. Sayangnya Vanessa harus menelan pahit saat mengetahui kalau dirinya di jodohkan dengan laki-laki yang paling di bencinya di seluruh dunia.Vanessa tidak pernah menolak perjodohan, tapi dia selalu berhasil membuat pihak laki-laki yang melakukanya. Natsuki seharusnya juga, tapi laki-laki gila itu cukup mampu bertahan hingga sekarang hanya karena dia menyukai tubuh Vanessa, hanya karena Vanessa adalah sumber gairah yang bisa membuatnya berapi-api di semua tempat.
Vanessa meraba perutnya yang Natsuki sentuh, payudaranya yang di remas, dan lehernya. Natsuki juga sudah menyentuh kaki-kakinya, membelai paha, meremas pinggul.
Astaga! Meskipun bukan dalam satu waktu, nyaris semua anggota tubuhnya sudah pernah di jamah oleh laki-laki itu!
"Vanessa!"
Matsuri memanggilnya. Seluruh bayangannya tentang Natsuki Tokeino buyar begitu saja."Kau baik-baik saja?" Lanjut Matsuri.
"Iya, tentu saja. Ada apa?"
"Tadi aku bertanya, bagaimana denganmu dan Natsuki. Kalian sudah melakukan apa saja? Sudah tidur bersama?"
Mata Vanessa membesar mendengarkan pertanyaan seperti itu."Tidak, kami tidak pernah sampai kesitu! Aku mengatakan kepadanya untuk tetap memakai celananya saat sedang bersamaku!"
Spontan tawa membahana di ruangan itu. Matsuri yang reda lebih cepat bertanya lagi."Benarkah? Natsuki adalah anak yang sangat gigih, apa lagi menyangkut sesuatu yang tidak bisa di tahan seperti gairah, Mengapa kau bisa mengatakan hal itu? Bagaimana dia bisa bertahan sampai sekarang?"
"Karena saat itu dia..." Vanessa gugup, haruskah dia mengatakanya?
"Ayolah, katakan saja!"
"Karena saai itu dia hampir melakukanya, untungnya pada saat itu Kent datang dan aku bisa bernafas lega sampai hari ini!" Vanessa menatap jam di dinding, waktu benar-benar sudah lewat tengah malam."Bolehkah aku tidur sekarang?"
"Aku masih ingin mendengar ceritamu tentang Natsuki!" Sachi merengek."Tidurlah!" Matsuri memberi izin. Lalu berbicara kepada Sachi Fujisawa yang kelihatanya kecewa.
"Dia harus kembali ke London besok siang, jangan sampai Vanessa kurang istirahat!"
Vanessa berdiri dari tempat duduknya, sebelum tidur dirinya ingin kekamar mandi dulu. Sebelum keluar dari pintu kamar, ia berkata kepada Sachi.
