PROLOG

13.5K 266 2
                                    

Japan, As Beginning

Natsuki menguap beberapa kali sambil menggosok-gosok hidungnya yang tersumbat. Ini hari pertamanya bangun pagi semenjak dirinya berkuliah di Todai, terlalu pagi untuk mengingatkanya mengamankan Sachi Fujisawa dari peloncoan teman-temanya sebagai mahasiswa baru.

Ini adalah tahun terakhirnya dan tahun pertama Sachi Fujisawa di kampus. Sebagai seorang sahabat, mustahil bagi Natsuki menolak permintaan Kenji untuk menjaga pacarnya yang temperamental itu.

Meskipun selama lebih dari tiga tahun Sachi sudah mendapatkan perawatan Intensif tentang Alzheimernya, Natsuki meragukan kalau Sachi sudah berubah. Demi Tuhan dia tidak takut kalau terjadi apa-apa pada gadis itu, Natsuki lebih takut bila Sachi yang melukai orang lain seperti yang seringkali di lakukanya di sekolah.

Natsuki melirik Swiss Army-nya, sudah yang kedelapan Kali dan Kenji Hidaka baru saja datang lengkap dengan topi dan kacamata hitamnya untuk mengantar Sachi ke kampus.

Sebagai selebriti terkenal, Kenji mungkin sedang berusaha menyamar. Tapi bagi Natsuki, Kenji malah lebih terlihat sangat mencolok, Kacamata berbingkai tebal dan jaket lusuh rasanya cukup bisa untuk membuatnya terlihat berbeda seperti yang di lakukanya dulu untuk bisa masuk ke sekolah Asrama dan Mengejar-ngejar Sachi pujaan hatinya itu.

"Bagus sekali! Aku tidur sangat sedikit semalam dan harus bangun pagi karena menunggu kalian." Natsuki menggerutu, Kenji Hidaka dan Sachi Fujisawa datang dengan sangat terlambat daripada waktu yang mereka janjikan. Ia menguap sekali lagi, dan membayangkan kembali apa yang sudah di lakukanya tadi malam.

Bercinta dengan pacar baru setidaknya bisa membuatnya lebih semangat belajar. Hiburan yang baru di lakukanya beberapa tahun belakangan saat ia menyadari betapa banyak gadis-gadis di kampus yang menyukainya.

Di asrama Natsuki tidak pernah melihat perempuan lain selain Sachi Fujisawa dan Kakak perempuanya, Matsuri Tokeino yang merupakan guru di asrama itu.

"Maaf, Aku harus menghindari beberapa orang wartawan untuk membuat Sachi aman!" Kenji berusaha membela diri, sebelah tanganya masih menggandeng erat Sachi Fujisawa sejak mereka keluar dari dalam mobil dan sekarang berakhir di salah satu tangga kampus dimana Natsuki duduk dengan tenangnya.

"Memangnya kenapa kalau Sachi dilihat wartawan? Kau takut kalau semua wartawan cidera karenanya?"

"Jangan sampai aku memukulmu Senpai !" Sachi mengerang.
Kenji Hidaka tertawa ringan, dia sangat hapal kalau Natsuki dan Sachi adalah rival yang seringkali berdebat dan bahkan beberapa kali dengan brutal Sachi melukai Natsuki. Tapi hanya Natsuki yang paling paham dengan Sachi bila di bandingkan dengan dirinya.

"Aku hanya ingin merahasiakanya beberapa waktu lagi sampai Aku siap untuk mengumumkan siapa wanita yang paling ku cintai di depan publik!"
Sekarang Giliran Natsuki yang tertawa. Ia sama sekali tidak bermaksud mengejek, tapi perutnya selalu terasa seperti di gelitik setiap kali ada seseorang yang mengatakan kata cinta.

Baginya cinta itu masih sangat misterius dan belum di temukan olehnya sekarang, atau mungkin oleh siapapun di dunia. Semua wanita yang di kencaninya selalu mengatakan bahwa mereka mencintai Natsuki, tapi Natsuki tau kalau semuanya hanya kagum terhadapnya, menyukainya karena ia cerdas, tampan dan sangat di kenal.

Ya, mereka semua hanya mengagumi atau menyukai seseorang, lalu mencari-cari nama yang tepat untuk menyebut perasaan yang mereka rasakan itu hingga pada Akhirnya cinta terpilih menjadi kata-kata yang tepat untuk menggambarkan perasaan mereka.

PLAKKK!

Bunyi tamparan itu sangat nyaring membuat telinga Natsuki berdenging, senyumnya memudar berganti dengan keheranan dengan apa yang sudah terjadi padanya barusan.

Baginya, di tampar oleh perempuan bukanlah hal yang asing, tapi di tampar oleh orang yang tidak di kenalnya membuatnya benar-benar shock.

Ia memandangi seorang gadis yang berdiri di hadapanya, rambut bergelombang berwarna coklat dengan bola mata hitam pekat. Wajahnya sangat berbeda dengan wanita-wanita asia pada umumnya. Dia lebih tinggi di bandingkan dengan wanita Jepang manapun yang pernah Natsuki temui.

Tapi melihat wajahnya, Natsuki yakin kalau gadis itu bahkan belum berusia tujuh belas tahun. Untuk apa dia datang ke Kampus ini dan menampar Natsuki? Ini pertemuan pertamanya, dan Natsuki belum pernah melihat gadis ini sebelumnya.

"Hei Nona! Kau salah orang?" Natsuki bertanya dengan nada biasa, ia masih bisa bersabar.

"Natsuki Tokeino! Itu kau kan?"
Mata Natsuki mebesar. Gadis ini tau siapa namanya?

"Mahasiswa Ilmu Politik semester sembilan. Dua puluh tujuh pacar dalam setengah tahun? Mengencani hampir dua puluh lima perempuan di Todai termasuk mahasiswa dan dosen. Kau fikir kau ini siapa?"

"Apa maksudmu, dan kenapa kau menamparku?"

"Hei Tuan! Kau baru saja memutuskan hubungan dengan Yashuharu Ayami kemarin sore, dan semalam kau sudah tidur dengan perempuan lain. Dimana tanggung jawabmu? Ayami sedang mengandung anakmu dan sekarang dia sekarat di rumah sakit karena mencoba bunuh diri!"

Yashuharu Ayami, itu masalahnya? Natsuki tergelak sinis. Memangnya kenapa ia harus berbuat seperti itu, Natsuki tidak melakukanya secara paksa, wanita itu yang memintanya dan dia tidak mungkin menolak.

Hanya laki-laki bodoh yang akan menolak, dan perlu di ingat bahwa Natsuki tidak akan melakukan seks tanpa izin dan kesukarelaan dari pihak lawan dalam hal ini adalah pasanganya. Lagi pula Natsuki bukan orang pertama yang melakukan itu kepada Ayami kan?

"Lalu kau mau aku melakukan apa? Aku harus menemuinya dan mengatakan kalau aku akan bertanggung jawab?"

"Yang perlu kau lakukan adalah pergi ke laut dan tenggelamkan dirimu sendiri. Laki-laki sepertimu lebih pantas mati!" Gadis itu mendengus keras. Dengan langkah penuh amarah dia menjauh dan meninggalkan Natsuki yang masih terperangah.

Anak itu! Natsuki menggeram. Ia mengumpulkan tenaga untuk berteriak.

"Hei Nona! Kau ingin aku mati? Kau yang nantinya akan mati jika tidak bisa bersamaku!"

VENUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang