It's Over, Finitto!
Vanessa memandangi cermin, Wajahnya benar-benar kelihatan sangat buruk. Sebuah lingkaran hitam menemani bola mata yang agak memerah semakin memperburuk penampilanya.
Dia tidak mungkin menggunakan lensa kontak seperti biasa dalam keadaan seperti sekarang, Karena itu kaca mata akhirnya menjadi pilihan yang cukup bisa menyembunyikan keganjilan di wajahnya.
Sekarang sudah hampir siang dan Vanessa harus kembali bekerja. Meskipun perasaanya sedang tidak baik, Vanessa tidak akan memaafkan dirinya bila salah satu klienya kecewa.
"Kau serius mau bekerja?" Sarah bertanya sambil menatap pancake buatanya yang sudah tidak berbentuk. Dengan susah payah Sarah membuatkan makanan itu untuk Vanessa karena dia tau Vanessa sedang tidak sehat.
Sandainya Vanessa berniat untuk libur hari ini, Sarah tidak akan merasa sekhawatir sekarang.
"Sampai kapan kau terus seperti ini?"
"Aku hanya sedang tidak berselera!"
Sarah menghela nafas berat.Semalam Vanessa pulang dalam keadaan yang tidak biasa. Gadis itu bertelanjang kaki dan hanya menggunakan sebuah kemeja yang entah milik siapa sambil menenteng tas Gucci kesayangannya.
Saat Sarah bertanya Vanessa dari mana, gadis itu tidak menjawab dan masuk kekamarnya.
Pasti telah terjadi sesuatu, Semalam Sarah sudah berusaha mengetuk pintu flat Natsuki dan tidak ada menjawab, jika Natsuki semalam tidak berada di rumah, lalu Vanessa kemana? Bunyi ketukan pintu mengagetkan Sarah, ia terbangun dari lamunanya dan memandang Vanessa sebentar sebelum akhirnya membuka pintu.
Natsuki Tokeino berdiri disana dengan senyum terbaiknya.
"Venusku ada?"
"Ada, tentu saja! Dia sedang..." Sarah menggantung ucapanya, ia bingung memilih kata-kata yang tepat untuk menggambarkan kegiatan Vanessa sekarang, sarapan atau makan siang? Hei, Vanessa bahkan tidak memakan apa-apa, gadis itu hanya berusaha membuat Panekuk tidak berbentuk dengan garpu."Dia sedang di ruang makan!"
"Kalau begitu boleh aku masuk?" "Silahkan!"Natsuki masuk kedalam flat dan segera menuju keruang makan. Vanessa ada disana dengan pandangan kosongnya sambil mengaduk- aduk panekuk yang sudah sangat kacau balau. Ia merindukan Vanessa, melihat wajah gadis itu pagi ini membuat hati Natsuki senang sekaligus khawatir. Vanessa kelihatan sangat tidak sehat.
"Kelihatanya enak!"
Vanessa mengangkat wajahnya dan menatap Natsuki dengan mata yang membesar.Dia sedang terkejut karena tidak menyangka laki-laki yang bergumul denganya hampir semalaman sekarang sedang duduk di depanya dan berada di ruang makanya.
"Sedang apa disini?"
"Aku membawa pakaianmu!" Natsuki mengangkat Kantong kertas yang sejak tadi di bawanya dan harus tekejut saat Sarah menariknya."Jadi semalaman kalian bersama? Dimana? Aku menggedor pintu rumahmu, Nichan! Aku fikir tidak ada orang. tunggu dulu, jangan bilang..." Sarah memandang wajah Vanessa dan Natsuki bergantian, laki-laki itu tersenyum sambil mengangguk membuatnya bersorak kegirangan.
"Pantas aku mendengar sesuatu semalam. Ku kira dari tetangga lain.Wah, ternyata kalian..."
"Sarah, bisa tolong buatkan aku kopi?" Ekspresi bahagia Sarah memudar seketika menyadari Vanessa yang terlihat sangat terganggu.
Ada masalah apa? Sarah baru teringat sekarang, semalaman setelah pulang Vanessa sama sekali tidak berhenti menangis. Meskipun dia berusaha untuk tidak bersuara tapi isakannya tetap bisa di dengar oleh Sarah yang berusaha keras untuk tidak menanyakannya.
Vanessa bukanlah orang yang suka di ganggu saat ia menangis, karena itu Sarah bersusah payah untuk tidak perduli.
"Baiklah, Nichan kau juga mau?"
"Boleh!"
Sarah kemudian berjalan kedapur meninggalkakn Natsuki dan Vanessa di ruang makan.