10

3K 134 0
                                    

Second Attack for Goddess

Apa yang sedang Vanessa Gershon lakukan? Dia bahkan belum keluar dari flatnya sedangkan matahari sudah semakin meninggi. Padahal Natsuki sudah dengan susah payah mengusahakan dirinya agar bisa bagun pagi demi mengantar Vanessa ke kantor.

Demi Tuhan, Natsuki sama sekali tidak mengerti apa yang sudah terjadi padanya saat ini sehingga bertindak bodoh dan mau menunggu seorang perempuan dalam waktu yang sangat lama. Ia terus menggerutu mengutuki dirinya sendiri dan juga mengutuki wanita itu, tapi kaki-kakinya masih terpaku di depan gedung flat seolah-olah sudah di lem dengan sangat kuat.

Vanessa Gershon akhirnya keluar dan melewatinya begitu saja dengan penampilan yang agak berbeda. Kemeja berlengan panjang dan sebuah rok ketat selutut membuatnya terlihat lebih manis dari biasanya. Selebihnya masih sama, sepatu hak tinggi Sembilan sentimeter berwarna hitam dan rambut yang di ikat rapi kebelakang adalah gayanya yang biasa. Natsuki memukul kepalanya dan berusaha membangunkan dirinya dari lamunan.

Secepat kilat ia mengejar Vanessa dan berhasil menangkap lenganya, wanita itu menatapnya dengan kaku di balik lensa kacamatanya, Ini pertama kalinya Natsuki melihat Vanessa menggunakan kacamata.

"Lepaskan tanganmu, Tokeino!" Suaranya terdengar sangat menantang, ketidak sukaan Vanessa terhadapnya mungkin bertambah setelah kejadian tadi malam.

"Aku akan pergi bertemu Kent. Kalian sekantor kan? Ayo aku antar?" Natsuki berusaha berkata dengan lebih lembut. Tapi sikap memberontak Vanessa membuat itu tidak bisa bertahan lama. Vanessa tidak ingin di sentuh dan dia sudah berkali-kali memerintahkan Natsuki untuk melepaskan tanganya dengan nada yang kasar. Natsuki menggenggam lengan Vanessa semakin keras sehingga wanita itu meringis dan berhenti memberontak.

"Apa yang kau takutkan? Semalam kita sudah bermesraan kan?"

"Kau pikir aku menyukainya? Kenapa kau melakukan hal itu?"
"Karena wanita yang seharusnya bersamaku sudah pergi karena kata-katamu." Natsuki menyadari kalau nada suara mereka pasti sangat keras sehingga beberapa orang yang berlalu lalang memperhatikan keduanya. Tapi sepertinya berinteraksi dengan Vanessa benar-benar harus membuatnya rela mempermalukan diri sendiri.

"Aku hanya menjadikanmu sebagai penggantinya. Seandainya Kent tidak datang semalam bisa saja kita sudah..."

"Jangan berharap banyak!" Vanessa memotong kata-katanya. Sepertinya wanita itu sudah berhasil untuk mengumpulkan tenaganya kembali dan melepaskan lenganya dari genggaman Natsuki dengan satu hentakan.

"Sebaiknya kau tetap memakai celanamu saat bersamaku!"
Kata-kata itu terdengar seperti ancaman, Meskipun tidak berpengaruh apa-apa bagi Natsuki tapi tetap saja ia terperangah. Vanessa Gershon bahkan tidak malu-malu saat bertemu denganya setelah kejadian tadi malam. Tidak heran, hal seperti itu mungkin sudah biasa di lakukanya karena seks bukan sesuatu yag tabu untuk London. Nyaris semua perempuan di kota ini sudah kehilangan keperawananya.

Natsuki segera berjalan menuju mobilnya yang ada di pinggir jalan dan mengikuti Vanessa. Wanita itu berjalan dengan sangat cepat dan cukup jauh dari tempat mereka berdebat tadi. Dengan hak setinggi itu, dia bisa berjalan secepat itu?
Wanita memang makhluk ajaib. Vanessa Gershon berhenti di sebuah rumah makan dan keluar beberapa saat kemudian sambil memakan hamburger dan melanjutkan perjalanan tangkasnya.

Saat melihat sebuah taksi melewatinya, wanita itu berlarian mengejar taksi sambil terus memakan hamburgernya hingga habis. Natsuki menggeleng, Vanessa melakukan hal ini setiap pagi? Ia tidak mau berfikir lagi, karena hal itu malah akan semakin membuatnya mengagumi Vanessa. Natsuki melajukan mobilnya secepat mungkin, ia harus segera sampai di kantor pengacara itu sebelum Vanessa sampai karena Natsuki harus membicarakan sesuatu dengan wanita itu.

VENUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang