Am I Love him? Am I Not?
Apa yang mulai di rasakanya? Belakangan Vanessa selalu menyikapi Natsuki dengan penuh perasaan, mulai berharap agar Natsuki tidak meninggalkanya, tidak membatalkan pertunangaanya.
Semenjak pulang dari Tokyo, Natsuki selalu mencemaskanya, ngotot mengantarkan Vanessa ke kantor dan memintanya berjanji untuk menunggunya menjemput.
Kadang-kadang pada Jam istirahat Natsuki sengaja datang kekantornya dengan berbagai alasan dan alasan itu selalu menyangkut Kent.
Tapi hari ini Natsuki Tokeino tidak datang ke kantor, tidak juga mengantarnya tadi pagi. Vanessa sepertinya melupakan sesuatu. Dia yang pergi lebih pagi sebelum pintu Flat Natsuki terbuka, sebelum jam-jam bangun tidur Natsuki tiba.
Vanessa melihat Jam digital yang ada di pojok layar ponselnya. Bukan, itu ponsel Natsuki Tokeino dan ponsel miliknya masih berada di tangan laki-laki itu. Meskipun Natsuki berjanji akan menukar ponselnya kembali setelah mereka sampai di Jepang, Natsuki tidak melakukanya.
Kepulangan mereka dari Tokyo juga sudah berlalu hampir dua minggu dan Natsuki tidak pernah mengungkit untuk mengambil kembali ataupun mengembalikan ponsel miliknya.
Praktis karena sebuah ponsel, dunia Vanessa berubah. Tidak ada seorangpun yang menghubunginya kecuali Natsuki dan hanya Natsuki, Vanessa tidak pernah mau memberikan nomor ponsel Natsuki kepada orang lain yang mulai menanyakan kenapa ia sulit di hubungi? Dia hanya menjawab sambil tersenyum lalu menyarankan untuk menelpon ke telpon kantor pada pagi hari sampai jam delapan malam karena pada jam segitu biasanya Vanessa masih ada di kantor.
Bila tidak, mereka bisa menghubunginya di nomor yang lama karena bila ia sedang tidak berada di kantor, Vanessa pasti sedang menghadiri persidaangan atau bersama dengan Natsuki.
Vanessa juga tidak pernah membiarkan Ibunya kebingungan karena menghubunginya, itulah sebabnya ia selalu menelpon Ibu pada saat berada di kantor sedikitnya dua hari sekali.
Jadi meskipun Vanessa jauh dari ponsel dia tetap tau kalau dalam dua hari kedepan Ibunya akan pindah ke London dan tinggal bersama keluarga kakaknya di Ilchester.
Rick tidak ikut Ibunya untuk tinggal di rumah Steve, Anak itu lebih memilih untuk tinggal di coffee shop milik kakak keduanya Danny dan membantu Danny bekerja karena Danny memang sangat butuh bantuan. Semenjak istrinya meninggal karena kecelakaan, Danny selalu Sibuk dan semakin kewalahan mengurusi kedua putra kembarnya yang hiper aktif.
Sekarang sudah malam, seharusnya Natsuki sudah datang menjemputnya. Tapi ini bukan yang pertama kali Natsuki terlambat, Apakah Vanessa tetap akan menunggunya seperti biasa? Vanessa merasa kalau pilihan untuk menelpon Natsuki lebih baik.
Dia tidak akan kebingungan harus menunggu atau tidak karena mereka benar- benar tidak berkomunikasi hari ini.
"Ya, Sayang!" Natsuki masih melakukan itu. Memanggilnya dengan sebutan sayang tanpa kenal waktu dan tempat.
Tapi Vanessa tidak pernah protes sejak awal.
"Kau dimana? Akan menjemputku atau tidak? Kalau tidak bisa aku akan minta tolong Kent mengantarku pulang!"
"Jangan coba-coba melakukan itu! Aku sedang ada urusan tapi aku pasti akan menjemput meskipun agak terlambat.Jadi lebih baik cari hiburan saja sampai aku datang!"
"Urusan dengan siapa?"
"Nana Shiki. Teman!" Suara Natsuki terdengar tidak yakin saat mengatakan kata teman.
"Jangan pulang dulu. Tunggu sampai aku menjemput!"Telpon di meja Vanessa berdering dengan bunyi yang sangat mengganggu. Ia sedang berusaha untuk tidak memperdulikanya dan tetap berbicara dengan Natsuki "Baiklah, aku akan menunggu, Kalau kau tidak datang kau akan mati!"
"Kalau aku datang? Aku dapat hadiah kan?"
Bunyi dering telpon semakin intens.