Part 1 (Ketos Laknat!)

24.6K 1.3K 14
                                    

No edited!

Mobil Sport merah itu terparkir dengan mulus dihalaman sekolah SMA Harapan, pintu pun terbuka menampilkan dua gadis cantik belasteran Indo-Inggris.

Kedua gadis itu berjalan santai dikoridor sekolah yang sudah sepi karna pelajaran sudah dimulai 15 menit yang lalu.

"Dil, kayaknya kita telat lagi. Ngantin yuk." ajaknya.

"Yok, gue juga males belajar sejarah." keduanya pun berjalan menuju kantin tapi belum sampai mereka dikantin sebuah suara menginterupsi langkah mereka.

"Dila. Dela! Berhenti disitu!" ucap seorang cowok seusia mereka mendatanginya.

"Lo mau bolos lagi hah? Apa lo ngga tau udah berapa banyak pelanggaran lo berdua? Gue aja udah capek nyatet poin lo berdua."

"Kalo gitu gausah dicatet. Ribet amat idup lo!" balas salah satunya sarkastik.

"Dila gue harap lo bisa ajarin adik kembar lo ini untuk lebih sopan sama ketua osis."

"Pengen banget disopanin? Gila sopan banget lo." balasnya lagi tak mau kalah.

Cowok itupun mengusap wajahnya kasar.

"Kapan sih lo berdua berhenti jadi Troublemaker? Gue ngga tau hukuman apa lagi yang cocok buat lo berdua" tanyanya frustasi.

Kedua gadis itu menguap, pura-pura mengantuk setelah mendengarkan ocehan panjang sang ketua osis.

"Udah ngomongnya?" tanya Dila yang sedari tadi diam.

Cowok itu menganggukkan kepalanya. "Lo udah menghabiskan waktu gue selama 10 menit dengan ocehan lo yang ngga guna itu. Lo pikirin aja apa hukuman yang pantas buat gue sama Dela, tapi gue mau ngantin dulu. Laper!"

Dila menarik tangan Dela menjauhi sang ketua osis.

"DILA DELA. AWAS LO YAH." murkanya yang dibalas cekikikan oleh kedua kembar itu.

"Sok banget si Dylan ih, kesel gue." ucap Dela saat mereka telah sampai dikantin dan Dela sedang mengunyah baksonya.

"Udah lah tenang aja nanti gue yang urus." balas Dila sambil meminum jus strawberry nya.

"Lo kayaknya demen banget kalo berurusan sama Dylan, Dil?" Dela menaikkan sebelah alisnya.

"Itu karna gue bisa mengontrol emosi kalo sama dia ngga kaya lo yang harus selalu teriak kalo ngomong sama dia." ucap Dila santai.

"Terserah."

Mereka akhirnya diam setelah perdebatan tak penting tentang ketua osis itu.

"Dila ikut gue." ucap seseorang dari belakang dua kembar cantik ini.

"Mau lo bawa kemana kaka gue hah? Dasar kang modus!" Dela yang menyahut ucapan orang itu.

"Udah-udah ngga usah berantem elah. Dylan hukumannya udah ada?" tanya Dila pelan dan lembut. Sangat jauh berbeda dengan Dela yang dingin dan ketus.

"Udah, sekarang ikut gue ke ruang osis." Dylan berucap dingin.

"Del langsung balik ke kelas yah gausah tungguin gue."

Dela pun berdiri tapi sebelum meninggalkan kakaknya berdua dengan Dylan gadis itu berbisik tepat ditelinga Dylan. "Awas aja kalo sampe lo macem-macem sama kakak gue!" setelah berucap seperti itu Dela meninggalkan Dylan berdua dengan kakaknya.

"Maafin Dela yah." Dila berkata pelan.

"Udah biasa, ayo ke rooftop." ajak Dylan pada Dila.

"Loh bukannya kita mau keruang osis terus aku mau dikasih hukuman?" tanya Dila bingung.

"Hukumannya kamu temenin aku di rooftop sampe istirahat. Ayo!" Dylan menggenggam tangan Dila menuju rooftop sekolahnya.

Rooftop itu tersembunyi, sebelum mencapainya kita harus masuk ke suatu ruangan semacam gudang dan didalam gudang itu terdapat tangga hingga mencapai rooftop itu sendiri. Hanya Dylan dan Dila lah yang tau tempat ini.

Tempat ini seperti tempat bersejarah bagi keduanya, ditempat ini lah Dylan menyatakan perasaannya kepada Dila dan mereka berpacaran tapi Dila tidak ingin ada yang mengetahui hubungan keduanya sekalipun itu Dela-adik kembar Dila- dan keduanya pun setuju untuk menjalani backstreet .

"Huh aku capek banget." keluh Dila saat mereka sudah sampai di bagian paling atas sekolahnya ini.

"Hm capek yah, sini gendong?" tawar Dylan mengulurkan tangannya yang langsung ditepis oleh Dila.

"Apaan sih, emang aku bocah apa digendong-gendong."

Dylan terkekeh sambil mencubit gemas hidung Dila.

"Dylan ih sakit."

Dylan langsung memeluk Dila, menenggelamkan kepala gadis itu di dadanya Dila pun memeluk erat pinggang Dylan. Menghirup aroma parfum kekasihnya yang memabukkan.

"Mau sampai kapan Dil?" tanya Dylan pelan tanpa melepas pelukan mereka.

Dila diam, Dylan pun melanjutkan kalimatnya. "Mau sampai kapan kita sembunyiin ini semua?"

*****

Heyoo ini part satunya, emang ini pendek dan setiap partnya hanya 600-1000 word aja biar cerita ini panjang

Need vote and comment ;)

Aprxx_

Duo TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang