Part 24 (Terluka)

9.8K 631 48
                                    

No edited!

A/N: siapkan kantong muntah, banyak drama ngga jelas (flip table) (har har)

***

Bel masuk sudah berbunyi bahkan guru pun sudah mengajar namun Dila tidak kembali membuat Dylan khawatir, dia tidak sempat melihat pergi tadi karna emosi.

Dela yang duduk disamping Dylan merasakan kegelisahannya sehingga menoleh. "Lo kenapa?" tanyanya namun tatapan tajam lah yang didapatnya hingga Dela menutup rapat mulutnya lalu mengembalikan pandangannya kedepan.

Selama pelajaran berlangsung Dylan tidak berhenti menatap jam dipergelangan tangannya, berharap bel istirahat segera berbunyi hingga dia bisa berbicara dengan Dela.

Teett...teetttt...

Dylan dengan cepat segera menarik tangan Dela ketika Bu Betty keluar kelas.

"Dylan.. sakit." ucap Dela karna Dylan memegang tangannya kencang namun Dylan tidak menghiraukannya dan tetap menarik Dela.

Setelah sampai ditujuan, Dylan melepaskan cekalan tangannya lalu menghempaskan Dela ke tembok, Dela meringis tapi Dylan tidak peduli, dirinya benar-benar emosi sekarang.

"Lo itu bener-bener ngga tau diri." Dylan menatapnya tajam, Dela memejamkan mata, rasanya sakit sekali..

"Apa maksud lo nyuruh anak mading pasang foto itu, hah?!!" Dylan berteriak sambil mengguncang bahu Dela.

"G–gue disuruh.." cicit Dela.

"SIAPA?!"

"D..Devan."

"ANJING!!" Dylan menonjok tembok di depannya membuat Dela tersentak kaget, diperhatikannya tembok itu, terlihat retakan kecil lalu dia kembali melihat tangan Dylan yang sudah mengeluarkan darah.

Ternyata kekuatan orang emosi tidak bisa diremehkan.

"Tangan lo.." Dela ingin memegang tangan Dylan namun langsung ditepis.

Dylan memandangnya dengan sinis, "Jangan pernah lo sentuh gue."

Dela memejamkan matanya, dan setetes air matanya turun mengalir di pipi. Dylan yang melihat itu mengalihkan pandangannya, dia tidak suka melihat perempuan menangis apa lagi itu karena dirinya, Dylan merasa sudah menyakiti Ibunya secara tidak langsung.

"Hapus air mata lo itu." Dylan mengucapkan kata itu dengan dingin lalu berbalik hendak meninggalkan Dela.

"Gue suka sama lo.."

Dylan berhenti melangkah namun tidak berbalik.

"Gue cinta sama lo, Dylan." Dela terisak membuat Dylan membalikkan badannya, menatap Dela dari jauh yang duduk dan menangis sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan.

Dylan mendekat, dia tidak akan pernah bisa melihat perempuan menangis.

"Berdiri." Dela berdiri dan langsung memeluk Dylan namun Dylan hanya diam.

"Gue suka sama lo.. hiks, gue.. gue tau gue egois tapi gue suka sama lo Dylan, gue suka lo udah lama..." Dela tidak bisa lagi melanjutkan kata-katanya, suaranya tertelan di tenggorokan dan dia hanya bisa terisak sambil memukul dada Dylan.

"Kenapa lo ngga pernah ngeliat gue, Dyl." Dela masih terisak di dada Dylan yang tetap diam tanpa membalas pelukan atau menenangkan Dela.

"Lo ngga pernah ngeliat gue yang selalu caper didepan lo."

"Gue juga udah bilang ke Mama buat ngelupain lo buat Dila tapi gue ngga bisa, gue ngga bisa Dylan.."

Dylan yang tidak pernah menghadapi perempuan yang sedang menangis mengelus rambut Dela, berusaha menenangkannya dan ternyata lumayan berhasil, Dela tidak lagi menangis dan hanya terisak.

Duo TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang