Part 29 (Dila...)

12.4K 616 114
                                    

No edited!


"Jika aku tidak bisa bersamamu di dunia ini, mungkin kita bisa bersama di akhirat nanti.."

-

Pensi SMA Harapan kacau balau, setelah mendengar kabar bahwa ada salah satu murid yang jatuh Pensi itu langsung di hentikan, semua orang panik terutama Dylan.

Setelah menghubungi polisi dan ambulans yang langsung datang ke TKP, Dylan membopong tubuh Dila masuk ke dalam mobil yang sudah tersedia brangkar sambil terus menggenggam tangannya, tubuhnya bergetar dan jantungnya berdegup kencang tak dipedulikan jasnya yang berwarna putih kini berubah warna menjadi merah gelap, dan Dylan hanya bisa berdoa agar Tuhan tidak mengambil Dila dari sisinya.

*

Dela berlari sepanjang koridor rumah sakit, menabrak siapa saja yang menghalangi jalannya tanpa mengucapkan kata maaf. Setelah melihat Dylan yang terduduk lemas dibangku didepan ruang operasi Dela menghampiri nya.

"Dyl.." ucapnya lirih sambil memegang bahu Dylan yang tegang.

Dylan mendongak lalu menatap Dela, matanya berkaca-kaca menandakan kesedihan yang amat dalam dan sedetik kemudian Dylan menarik Dela lalu menenggelamkan kepalanya ke perut Dela, menangis sesenggukan disana.

"Gue ngga bisa lindungin dia, Del.."

"Gue ngga akan bisa maafin diri gue sendiri kalau sampai terjadi apa-apa sama Dila."

"Gue sayang banget sama Dila, Del.."

Dela menahan tangannya yang ingin mengelus rambut Dylan, perlahan Dela melepas tangan Dylan yang melingkari pinggangnya.

"Denger gue," Dela menatap Dylan. "Dila bakalan baik-baik aja." ucapnya yang lebih kepada meyakinkan diri sendiri.

Dylan menatapnya tajam. "Gimana bisa lo bilang kalau Dila bakalan baik-baik aja hah?! Dia itu kaya gini gara-gara lo!" ketika tangan Dylan terangkat untuk menampar Dela tiba-tiba...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Klik.. klik..

Devan menjentikkan jarinya kedepan wajah Dila, "Kenapa lo melamun?"

Dila tersentak kaget, apa yang dia alami tadi hanyalah lamunannya saja, ternyata dia masih berdiri di tepi rooftop dengan Devan menodongkan pistol padanya.

"Sebenernya apa tujuan lo manggil gue kesini?" tanyanya sambil menatap ngeri pada pistol yang ditodongkan dihadapannya.

"Buat nyobain mainan baru bokap gue."

"Lo jangan coba-coba yah." Dila melangkah mundur sementara Devan semakin maju.

"Lo tau kenapa drama kita gue buat dramatis dan pemeran utamanya mati?" ucapnya sambil menaikkan sebelah alisnya, "Itu karena gue pengen lo mati, Dil." sambungnya lagi.

"Ta-tapi kenapa? Kalau masalah lo sama Dylan itu bukan urusan gue, jangan masukin gue kedalam masalah kalian." ucap Dila dengan suara kecil, nyaris berbisik.

Duo TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang