Part 9 (Masalah)

11.5K 705 9
                                    

No edited!

"Aku cemburu Dila.. Kenapa kamu ngga ngerti sih?!"

Dila tersenyum mendengar ucapan Dylan, jarang-jarang Dylan akan mau berbicara blak-blakan seperti ini padanya. Apalagi kata cemburu, jika Dila memancing Dylan dia hanya selalu menjawab, "aku cuman gak suka, bukan cemburu."

"Jangan yah?" pintanya lagi kali ini dengan wajah yang lebih nelangsa.

"Dia kan temen kita, sebangku lagi sama aku. Gimana mau dijauhin?"

Dylan mendengus, Dila yang keras kepala sangat tidak mudah untuk dibujuk.

"Intinya jangan terlalu akrab sama dia!" ucapnya dingin, Dila mengernyit lalu menggeleng-gelengkan kepala.

"Apaansih Dyl.. gak usah lebay deh."

"Kamu ngga mau dengerin aku?"

"Emang kenapa sih? Ngga mutu banget! Ngapain kamu ngelarang aku deket sama Devan? Alasannya apa?" tanyanya beruntun.

Dylan menghembuskan nafas. "Aku udah bilang alasannya tadi."

"Cemburu? Selama ini kamu ngga pernah cemburu Dyl, dan lagian kenapa cemburu? Aku ngga pernah benar-benar deket sama Devan, cuman sekedar chairmate."

"Aku tau tadi dia samperin kamu di indoor, aku liat kalian." Dila bungkam.

Dylan yang melihat Dila diam pun tersenyum miring. "Tuh kan!"

"Apaan sih!"

"Kenapa sih kamu selalu ngomong 'apaan sih?'"

"Suka-suka uya!" Dylan menatap Dila tajam.

"Siapa lagi tuh Uya?"

Dila menepuk dahinya lalu mencubit pipi Dylan gemas. "Cemburuan banget sih pacarku."

Dylan menepis tangan Dila. "Siapa? Pacar? Mantan? Atau selingkuhan kamu?"

Dila mendengus, "Apaan sih!"

Dylan tertawa terbahak-bahak sambil memegang perut hingga mukanya memerah, Dila yang tak terima ditertawakan pun menendang tulang kering Dylan yang ada dibawah meja.

"Aww.." tawa Dylan langsung hilang digantikan ringisan, cowok itu membungkuk mengusap kakinya.

"Apaan sih Dil!"

"Jangan nge-copy kata-kata aku!"

"PMS yah? Sensi banget sih."

"Au ah, aku mau pulang." Dila mengambil tasnya lalu berdiri dan jalan meninggalkan Dylan, saat tangannya bergerak membuka pintu tiba-tiba Dylan memeluknya dari belakang, melingkarkan tangannya pada perut datar Dila dan menenggelamkan wajahnya dilekukan leher gadisnya.

"Dylan lepas!" Dila berusaha melepas tangan Dylan yang menempel diperutnya namun cowok itu makin mengeratkan pelukannya.

"Maaf. Jangan main tinggalin dong." lirih Dylan yang masih menenggelamkan wajahnya.

"Iya.. tapi lepas dulu. Malu!" Dila meringis, sekarang semua pengunjung Cafe menatapnya dengan berbagai tatapan.

Dylan-pun melepaskan pelukannya dan berubah menjadi rangkulan, lengannya bertengger manis dibahu Dila seperti memberi tahu kepada semua bahwa gadis ini miliknya, Dila meringis pelan. Dylan berat.

"Gausah rangkul-rangkul deh, berat tauk!"

Dylan menghiraukan Dila dan terus merangkulnya keluar Cafe hingga tiba-tiba langkah Dila terhenti, badan gadis itu langsung kaku dan tegang saat melihat seseorang dihadapannya.

Duo TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang