Part 21 (Satnight or Sadnight?)

9.6K 630 15
                                    

No edited!

Dela menghembuskan asap rokoknya ke udara, sekarang  dia sudah berada di balkon kamarnya, tadi saat ia terbangun dipelukan Sarah ibunya itu masih tertidur dan Dela berinisiatif langsung pulang kerumah karna sudah malam.

Tok... Tok... Tok...

Suara ketukan –lebih tepatnya gedoran– itu membuat Dela ingin mematikan rokoknya namun belum ia melakukannya Dila sudah mengambil dan menghisapnya dalam-dalam.

"Lah, lo kenapa?" tanya Dela heran, Dila tidak biasa merokok karena mempunyai penyakit asma, menghirup aroma rokok saja sudah membuatnya bengek apalagi merokok, dan terbukti sekarang karena Dila sudah terbatuk-batuk sambil memukul dadanya pelan.

"Dasar bego." Dela kembali mengambil rokok itu lalu menginjaknya menggunakan sandal lalu mengambil inhaler dilaci dan memberikannya pada Dila.

Dila langsung mengambil benda itu dan memasukkannya kedalam mulut, 5 menit kemudian barulah dia bisa bernafas dengan normal.

"Gue lagi shock attack." Dela hanya menaikkan alisnya sebelah karena tau kalau Dila belum selesai berbicara.

"Besok sabtu kan?" tanya Dila dan Dela mengangguk.

"Gue lupa kalau besok gue diajak jalan sama Devan dan besok gue juga mau jalan sama Dylan."

"Teru-- APAAA?" Dela tidak bisa melanjutkan lagi kata-katanya karna terlalu kaget.

"Gimana dong?" Dila menggigiti kukunya, kalau Dela lebih suka mondar-mandir saat gugup maka Dila lebih suka menggigit kuku.

"Gue punya cara." ucap Dela tiba-tiba yang langsung membuat Dila menghentikan aksi gigit kukunya.

"Apa?"

"Lo akan tau besok." ucapnya dengan senyum misterius.

***

"Gilaaaaa...." teriak Dila memenuhi kamar.

"Diem deh!" ucap Dela dengan kesal, saat ini mereka berlima –Dila, Dela, Alika, Airin, dan Fellyn– sedang berada dikamar Dela untuk mendandani gadis itu.

Dila menatap adiknya itu dengan tatapan menilai, "Ihh lo mirip banget sama gue, ngga suka!!"

"Yah lo kan kembar bego!"

"Tapi liat deh rambutnya," Dila menarik rambut itu pelan lalu menunjuk mata Dela. "Kenapa juga kalian pakein dia softlens."

"Bacot deh, diem aja." Alika yang mencatok rambut Dela menatap Dila tajam dan yang ditatap langsung menutup mulutnya rapat-rapat.

"Nah udah." Alika berucap bangga melihat hasil karyanya, Dela berdiri lalu mematut dirinya didepan cermin, memastikan penampilannya dan... Perfect!

"Udah Dila banget belum gue?" ucapnya menatap sahabatnya.

"Ngga ada bedanya." ucap mereka bersamaan sedangkan Dila mencibir.

Tin.. Tin..

Suara klakson itu membuat ke-limanya menghentikan aksi perdebatan yang ada, Dela duluan keluar dan turun karena berfikir yang datang adalah Devan.

Menuruni anak tangga dengan sedikit tergesa, Dela membuka pintu dan terkejut karena bukan Devan yang datang.

Tapi Dylan..

Dan yang lebih mengejutkan lagi, Dylan membawa Dela ke pelukannya.

Dylan memeluknya.

Tubuh Dela kaku, sama seperti Dila yang melihat itu di ujung tangga.

"Gue Dela, bukan Dila." akhirnya Dela bisa membisikkan itu ditelinga Dylan hingga cowok itu langsung melepas pelukannya dan mendorongnya pelan.

"L- lo.." Dylan menatap Dela dari ujung kaki hingga ujung rambut, Dela yang ditatap intens memalingkan wajahnya yang sudah merona.

Sedangkan dari atas Dila berusaha menahan agar air matanya tidak tumpah saat itu juga.

"Dia cuman ngira kalau Dela itu lo." Alika berbisik disampingnya membuat Dila tersenyum.

Benar, Dylan hanya tidak sadar kalau itu bukan dia, tapi Dila juga mulai berfikir. Apakah jika Dela terus-terusan berdandan seperti dirinya Dylan sulit akan membedakan mereka?

"Udah turun sana samperin." Fellyn menepuk bahu Dila membuat lamunan gadis itu buyar.

Dila melangkah turun dan itu membuat Dylan dan Dela mengalihkan perhatian kepadanya.

Dylan dengan langkah cepat menghampiri Dila dan ketika mereka sudah berhadapan Dylan langsung menangkup pipi Dila dengan kedua tangannya, menatap pacarnya dalam-dalam.

"Kamu tau aku salah ngenalin kalian?" Dila mengangguk lalu langsung berhambur kepelukan Dylan, Dylan pun balas memeluknya erat.

Sahabat-sahabatnya menyerukan kata "uwww sweet...." dan tanpa tau ada satu hati yang tersakiti melihat itu semua.

Tin.. Tin..

Suara klakson lagi terdengar membuat Dila melepas pelukannya, Dela yang memang sudah berada didepan pintu melihat mobil Devan.

"Gue pergi yah." hanya itu yang dia ucapkan kemudian meninggalkan rumahnya menghampiri Devan.

Sepertinya malam ini akan sangat panjang bagi Dela dan semoga rencana yang disusunnya berjalan dengan lancar.

***

Ngga ada malam minggu buat jomblo jadi selamat sabtu malam😅

Iya tau ini pendek tapi syukurin aja yah😘😘

Duo TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang