Dila Dela 8 tahun.
Dila dan Dela tengah asik bermain masak-masakan saat suara pecahan kaca itu terdengar disusul suara teriakan ibunya.
Dila yang duluan menyadari hal itu berlari menuju kamar ibunya yang pintunya sedikit terbuka memperlihatkan apa yang terjadi didalam.
Hendri sedang menjambak rambut Sarah, wajahnya memerah tanda bahwa dia sedang sangat emosi.
Dila hanya diam di ambang pintu tanpa tau apa yang menyebabkan Hendri semarah itu pada Sarah, memangnya apa yang bisa dilakukan oleh bocah yang baru berusia 8 tahun?
"Kakak, Mama sama Papa lagi ngapain?" suara Dela dibelakangnya membuat Dila menoleh. Dipanggilnya kembarannya lalu mereka bersembunyi dibalik guci besar yang bisa menutup tubuh mereka.
"Jangan berisik, nanti Papa marah." bisik Dila, Dela mengangguk mengerti.
Setelah hening cukup lama Dila melangkah keluar duluan lalu mengisyaratkan Dela untuk mengikutinya dari belakang.
Dila masuk kedalam kamar Sarah dan sudah tidak melihat Hendri didalam, gadis kecil itu menghampiri ibunya yang meringkuk bagaikan janin disudut kamar.
Tangan kecilnya memeluk perut Sarah, Sarah merasa ada yang memeluknya lalu mengangkat kepalanya dan melihat Dila, dipeluknya Dila dengan erat seolah hanya itu yang dia punya di dunia ini lalu mereka menangis bersama.
"ARGHH.. DASAR KAMU ANAK SIALAN!!" Dila buru-buru melepas pelukannya ketika mendengar tentang teriakan Hendri lalu berlari keluar.
Dila berlari, menuruni dua anak tangga sekaligus hingga hampir terjatuh namun untungnya dia dapat menyeimbangkan tubuhnya dan langsung memeluk Dela saat tangan Hendri melayang ingin menamparnya.
PLAK!!
Pipi Dila terasa kebas, kepalanya pening, sudut bibirnya terasa perih dan dia merasa ada sesuatu yang keluar dari hidungnya. Hanya teriakan Sarah dan Dela-lah yang dia dengar sebelum kehilangan kesadarannya.
–––––
Dila Dela 11 tahun.
Dila menaiki anak tangga menuju kamarnya, hari ini dia cepat pulang karena sedang Ujian Nasional. Dela tidak ikut karena sedang sakit jadi saudari kembarnya itu mengisi lembar jawaban dirumah.
Yah, ini hari terakhir Ujian Nasional bagi murid SD, Dila sudah tidak sabar untuk memasuki Sekolah Menengah Pertama, tentu bersama dengan Dela karena mereka tidak bisa dipisahkan.
Saat tiba didepan kamarnya dengan Dela, Dila mendengar suara dari kamar Sarah, Dila berjalan pelan menuju kamar Sarah kemudian melihat Sarah dan Hendri sedang berdebat, Ayahnya itu merobek sebuah kertas lalu melemparkannya ke muka Sarah dan Sarah hanya bisa menangis.
"AKU UDAH BILANG KALAU AKU MAU CERAI DARI KAMU!! KENAPA KAMU ROBEK!" Sarah memungut kertas itu sambil terisak.
Hendri menunduk lalu menjambak rambut Sarah hingga membuat ibunya itu mendongak.
"Aku ngga akan pernah menceraikan kamu sebelum surat warisan itu kamu ganti dengan namaku." lalu Hendri menghempaskan tubuh Sarah dengan kasar hingga terjerembab di lantai.
Hendri membuka pintu dengan kasar dan terkejut karena melihat Dila yang berdiri didepan pintu, menatapnya dengan dengan mata bundarnya yang indah namun mata itu berkaca-kaca.
Saat Hendri ingin memegang puncak kepalanya Dila langsung menghindar lalu masuk ke kamar ibunya, melihat Sarah yang menangis sambil memegang kertas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duo Troublemaker
Teen FictionSatu gadis Pengacau disekolahmu mungkin bisa kau atasi, tapi bagaimana jika ada dua? Kembar pula. Dila Rasyifa Nathania dan Dela Razheena Nathania. Gadis penguasa SMA Harapan. Apa yang akan dilakukan Dylan sang Ketua Osis untuk membuat kembar ini b...