No edited!
-Dela Pov-
Aku memejamkan mata setelah Dila keluar dan kembali ke kelas, sakit. Aku tak bisa pungkiri bahwa aku menyukainya, menyukai dia yang mencintai saudara ku.
Tapi aku juga tidak bisa egois, biar bagaimanapun Dila-lah yang duluan bersama Dylan dan aku bukan orang yang akan menghalalkan segala cara untuk merebut kebahagiaan mereka.
Sekarang aku tau kenapa Dila tidak pernah mau mengikuti permainan ini, karna dia tidak ingin ada yang tersakiti dan aku merasa seperti orang jahat yang tetap memaksa memaini truth or dare ini.
Aku bangkit dari tempat tidur dan melangkah keluar UKS menuju kantin, tapi bukannya berbelok ke kanan aku malah berjalan lurus dan menemukan pintu kayu yang terbuka dan sudah rusak dimakan rayap, aku membuka pintu itu hingga menimbulkan derit yang cukup keras. Samar-samar aku bisa melihat tangga dengan bantuan sinar matahari karna ruangan ini gelap dan pengap seperti gudang.
Kunaiki anak tangga satu persatu dan setelah sampai di anak tangga terakhir angin berhembus lumayan kencang menerbangkan helaian rambutku.
Goddammit tempat ini sangat indah, aku melangkah perlahan dan menengok kebawah, aku bisa melihat dengan jelas SMA Harapan dari atas sini.
"Dylan.. sakit ih!" Aku menoleh mendengar suara itu dan pandanganku tertuju pada dua orang yang lumayan jauh dari tempatku berdiri.
Dila sedang duduk di ujung pembatas sambil memainkan handphonenya dan Dylan yang sedang mengganggu kegiatan Dila, kadang Dylan merampas handphone itu atau mencolek pipi Dila sehingga membuatnya menggerutu.
Aku tersenyum melihatnya, mereka memang sangat cocok dan jika aku masuk ditengah-tengah mereka apa Dylan akan memperlakukan ku seperti dia memperhatikan Dila?
Kurasa tidak dan tidak akan pernah, aku tersenyum lagi, mungkin memang Dylan ditakdirkan untuk Dila bukan untukku.
If he's not love me, then why I am fighting to stay? ucapku dalam hati lengkap dengan senyum miris.
Aku menuruni anak tangga dengan pelan agar tidak ketahuan karna mengintip orang berpacaran, dan aku pun meninggalkan tempat itu dengan menahan tangisan yang akan tumpah.
Aku berlari menuju kelas, kenapa air mata sialan ini harus keluar? Aku bahagia melihat Dila akhirnya memiliki pacar tapi aku tidak pernah menyangka kalau pacarnya adalah orang aku sukai dari kelas sepuluh, aku juga sengaja membuat kekacauan di sekolah agar mendapatkan perhatiannya namun aku sadar aku tidak akan pernah bisa memilikinya, aku tidak akan pernah bisa memasuki hatinya yang sudah dimiliki orang lain yaitu saudaraku tapi yang kutau aku bahagia, hanya melihatnya saja sudah membuatku bahagia.
Dan aku berjanji tidak akan pernah bermain-main dengan perasaan orang lain. Karna aku sangat paham bagaimana rasanya mencintai dan tidak mendapat balasan.
-Dela Pov Off-
*
*Dylan melihat itu, Dylan melihat Dela yang sedang memperhatikannya dengan Dila tapi dia diam saja, dan setelah Dela meninggalkan rooftop Dylan mengeratkan pelukannya pada Dila.
"Kenapa sih?" tanya Dila heran.
"Ngga pa-pa." dan Dylan mencium pelipis Dila, "Nanti kita cari tempat lain yah. Disini ngga aman."
****
Dela mengacak-acak tas Dila, mencari kunci mobilnya, Fellyn dan Alika yang duduk di bagian depan menoleh kebelakang untuk melihat apa yang akan dilakukan Dela.
"Ngapain lo?" tanya Fellyn heran.
"Nyari kunci." jawabnya yang sesekali mengusap pipinya.
"Lo nangis?" tanya Alika lagi karna melihat Dela masih sesenggukan.
"Ngga, gue cabut yah kalo Dila nyari kunci bilang gue yang bawa mobil suruh aja dia pulang sama pacarnya." setelah itu Dela pergi meninggalkan kelas.
"Kayaknya dia udah tau deh." gumam Alika.
"Tau apaan?" celetuk Fellyn.
"Kepo lo!"
------
Dela menjalankan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata, entah akan kemana dia sekarang dan tanpa sadar ia membelokkan mobilnya di sebuah perumahan elit, setibanya didepan pagar Dela mengklakson agar orang didalam rumah itu membukakan pintu untuknya.
Setelah mobilnya masuk didalam pekarangan Dela langsung masuk kedalam rumah dan menuju lantai atas, Dela terus berjalan hingga ia sampai didepan pintu kamar yang di cat putih. Diputarnya gagang pintu itu dengan perlahan agar tidak mengganggu orang yang ada didalam.
Dela masuk lalu melihat Sarah-ibunya- sedang tidur membelakanginya, dengan pelan dia melangkah ketempat tidur Sarah lalu mengambil kursi untuk dia duduki. Ditatapnya punggung Sarah dengan nanar lalu setetes air matanya mengalir di pipi.
"Ma... Dela kangen Mama." ucapnya pelan, setengah berbisik agar tidak membangunkan Sarah.
"Dela mau curhat walaupun Mama lagi tidur, Dela suka sama seseorang Ma. Dia ganteng tapi cuek." Dela tersenyum mengingat bagaimana sifat Dylan selama ini, "tapi dia udah punya pacar Ma." Dela tertawa miris mendengar ucapannya sendiri.
"Dela suka sama pacar Kakak, Ma." ungkap Dela lagi menggunakan kata 'kakak' untuk memanggil Dila karena saat kecil Dela disuruh memanggil Dila dengan embel-embel Kakak walaupun mereka kembar.
"Kenapa rasanya sakit banget Ma." tangis Dela pecah, gadis itu sesenggukan sambil menutup wajahnya.
"Kenapa rasanya sakit banget disaat Dela suka sama orang tapi dia punya Dila, Ma." Dela berbaring dibelakang Sarah, memeluk perut ibunya lalu menangis dicekungan lehernya.
"Rasa sayang itu ngga salah kan Ma? Dela ngga salah dengan suka pacar Kakak kan?" ucapnya lagi yang hanya dijawab oleh angin.
"Dela bahagia Ma, Dela bahagia ngeliat kakak seneng dan Dela mau lupain dia Ma, do'ain Dela yah.." Dela lalu memeluk Sarah erat dan memejamkan matanya, mungkin tidur dengan memeluk Ibunya akan sedikit menenangkan pikirannya.
Dan tanpa Dela sadari, Sarah mendengar semua apa yang putrinya ungkapkan, dia menangis dalam diam seakan ikut merasakan apa yang Dela alami.
-----
Oke gue tau part ini hancur banget dan otak gue nemunya kaya gini doang jadi nikmatin ajalah😂😂
Vote&komen💋👌
KAMU SEDANG MEMBACA
Duo Troublemaker
Teen FictionSatu gadis Pengacau disekolahmu mungkin bisa kau atasi, tapi bagaimana jika ada dua? Kembar pula. Dila Rasyifa Nathania dan Dela Razheena Nathania. Gadis penguasa SMA Harapan. Apa yang akan dilakukan Dylan sang Ketua Osis untuk membuat kembar ini b...