Part 27 (Tentang Rasa)

9.5K 539 31
                                    

No edited!

Semua panitia dan para pemain drama berkumpul di Aula SMA Harapan, mereka mengadakan gladi kotor untuk Pensi nanti. Azka yang saat ini menjadi pengatur koreo mengarahkan mereka agar bersiap ditempat masing-masing.

Dylan dan Dila masih duduk di bangku, karena giliran mereka berakting belum. Mereka akan menampilkan penampilan tambahan –atas keinginan Dylan tentunya– dan Dila tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah.

Dila sekali lagi membaca naskah yang ada dipangkuannya, dia dan Dylan yang menjadi pemeran utama dari Musikalisasi Drama ini, drama yang menarik menurut Dila karna pada akhirnya yang berkorban (pemeran utama) meninggal di akhir cerita.

Cukup miris namun Dila sudah membacanya berulang-ulang dan dia juga sudah mempraktekkannya dengan Dylan jadi dia yakin bisa memberikan tampilan yang terbaik untuk Pensi minggu depan.

"Mau nyanyi lagu apa nanti?" tanya Dylan yang duduk disamping Dila.

Dila menolehkan kepalanya untuk menatap Dylan, "Ngga tau, terserah kamu aja." lalu dia kembali fokus pada naskah.

Dylan menghembuskan napas, Dila kalau sudah fokus pada satu kegiatan akan melupakan sekitarnya.

"Kayaknya aku lebih ganteng dari naskah itu deh."

Dila akhirnya menutup naskahnya lalu memfokuskan perhatiannya pada Dylan.

"Eh, Dyl ini yang bikin cerita siapa yah?" tanya Dila.

"Azka, Devan, sama Leo kayaknya, aku juga udah lupa. Emang kenapa?" Dylan menaikkan sebelah alisnya.

"Ngga pa-pa, aneh aja. Biasanya kan kalo Pensi gini acaranya bahagia tapi kita persembahkan drama sedih."

"Ngga usah dipikirin, yang penting nanti lancar." Dylan mengacak rambut Dila gemas.

Tapi Dila tidak bisa berhenti memikirkannya, dia tau yang membuat ending naskah adalah Devan, pernah sekali Dila bertanya kenapa Devan membuat naskah tragis dengan menjadikan pemeran utamanya meninggal di akhir cerita.

Dan dengan senyum misterius Devan menjawab 'Kan seru kalau pemeran utamanya mati'. Firasat Dila benar-benar tidak enak tapi dia tidak memberitahukannya kepada siapapun termasuk Dylan.

Semoga saja acaranya berjalan dengan lancar.

"Dila, Dylan jangan mojok mulu. Latihan-latihan." Azka menepuk tangannya berkali-kali dan membuat Dila kaget.

"Apaansih, Ka." sungut Dila galak walau wajahnya saat ini merona.

"Ayok latihan," Dylan menarik tangan Dila menaiki Aula yang sudah tersedia piano dan dua buah mic.

Dylan duduk dibalik kursi merenggangkan tangannya lalu menatap Dila dalam. "Siap?" Dila mengangguk.

Jari jemari Dylan dengan indah mengalunkan sebuah nada yang tak kalah indahnya, lalu Dylan menyanyikan bait pertama lagu itu.

From the way you smile
To the way you look
You capture me
Unlike no other

Dila memejamkan matanya, lagu ini adalah lagu yang Dylan nyanyikan saat ingin menembaknya tiga bulan yang lalu.

From the first hello
Yeah, that's all it took
And suddenly
We had each other

And I won't leave you
Always be true
One plus one, two for life
Over and over again

So don't ever think I need more
I've got the one to live for
No one else will do
And I'm telling you
Just put your heart in my hands

Dylan menatap Dila dengan penuh cinta, seakan dunia hanya milik mereka berdua tanpa tau dari kejauhan ada satu hati yang patah karena melihat mereka.

I promise it won't get broken
We'll never forget this moment
It will stay brand new
'Cause I'll love you
Over and over again

Over and over again

Dila menghembuskan nafas sembari memegang kuat-kuat mic-nya lalu mulai menyanyikan bagian Ariana.

From the heat of night
To the break of day
I'll keep you safe
And hold you forever

And the sparks will fly
They will never fade
'Cause every day gets better and better

And I won't leave you
Always be true
One plus one, two for life
Over and over again

So don't ever think I need more
I've got the one to live for
No one else will do
Yeah, I'm telling you
Just put your heart in my hands

Kali ini Dylan berdiri lalu menggenggam tangan kanan Dila dan tangan kirinya memegang mic, lalu mereka menyanyi bersama walaupun tanpa iringan musik.

I promise it won't get broken
We'll never forget this moment
It will stay brand new
'Cause I'll love you
Over and over again

Over and over again

Girl/Boy when I'm with you
I lose track of time
When I'm without you
You're stuck on my mind

Be all you need
'Til the day that I die
I'll love you
Over and over again

So don't ever think I need more
I've got the one to live for
No one else will do
Yeah, I'm telling you
Just put your heart in my hands

Promise it won't get broken
We'll never forget this moment
It will stay brand new
'Cause I'll love you
Over and over again

Over and over again

Over and over again

Setelah lagu selesai, semua yang ada di dalam Aula bertepuk tangan, Dylan mencium kening Dila menambah sorakan dari para pemain lain.

Tapi tidak dengan Dela.

Setetes air mata turun dari kelopak matanya, dihapusnya dengan kasar lalu dia membuang napas dan mencoba tersenyum.

Sementara Gaga yang dari tadi memperhatikan Dela makin mengeratkan genggamannya pada Lala yang sudah meringis menahan sakit.

Gaga tidak bisa melihat Dela menangisi Dylan, laki-laki itu mengepalkan sebelah tangannya, rasa bencinya pada Dylan makin besar setelah melihat air mata Dela.

Seharusnya Dela tidak menyukai Dylan, atau seharusnya Gaga-lah yang tidak harus menyukai Dela karena sampai kapanpun Dela tidak pernah melihatnya ada.

"Sa-sakit, Ga." Lala yang sedari tadi memperhatikan Gaga yang memperhatikan Dela menahan mati-matian agar air matanya tidak jatuh juga.

Ternyata seperti ini rasanya, menyukai orang yang mencintai orang lain, seakan kehadiranmu tidak diperlukan padahal kau yang selalu ada. Sakit sekali.

Kenapa sepertinya Tuhan sedang mempermainkan perasaan mereka?

Apa maksud dari ini semua?

>>>>

Okey cut dulu disini😂😂

Selamat bermalam Jum'at dan jangan lupa menjalankan Sunnah Rasul yaitu mengaji dan dzikir *jangan fiktor*

Dan jangan lupa juga untuk baca Gaga & Lala ;)

Iya tau ini pendek seperti hubunganku dan dia😢😢 *ah sudahlah*

Semoga satnight bisa post part 28

Aamiin.

Duo TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang