Part 11 (Berjuang)

11.9K 673 8
                                    

No edited!

Dila berjalan gontai masuk kedalam rumahnya. Hal yang ia takutkan benar-benar terjadi.

Kenapa harus Dela?

Mungkin jika dia mengikuti permainan itu dengan orang lain dengan senang hati Dila melakukannya dan sudah jelas juga siapa yang memenangkan ToD konyol ini. Tapi sekali lagi, kenapa harus Dela?

Dila kembali melangkah menuju kamarnya yang berada dilantai atas namun samar-samar ia mendengar seseorang-lebih tepatnya dua orang- sedang bercengkrama di ruang keluarga.

Dirumah ini hanya ada Dila, Dela ada dirumah Alika, dan seorang satpam yang ada dipos. Jadi siapa yang ada di ruang keluarga rumahnya?

Valak? Tidak mungkin.

Dila menggeleng sembari terkekeh pelan, gara-gara Film itu dirinya jadi parno sendiri.

Ia menuju ruang keluarga dimana suara itu berasal dan betapa terkejutnya dia ketika mengetahui siapa yang sedang duduk bersama seorang dirumahnya.

"Papa?" ucapnya pelan tapi berhasil menghentikan obrolan dua orang itu.

"Dila? Kamu sudah pulang? Sini nak." balas Papanya ramah.

Tunggu dulu..

Sejak kejadian itu Papanya tidak pernah lagi bersikap ramah kepadanya. Tapi kenapa sekarang?

Dila menghampiri ayahnya sambil mengernyitkan dahi, masih bingung atas sikapnya yang sok ramah seperti ini.

"Ngapain Papa kesini?" tanya Dila saat dia sudah tiba didepan Hendri-ayahnya- .

"Papa ingin menjenguk anak Papa, apa itu salah? Ohiya, mana Dela?"

Dila memutar mata malas. "Dia lagi keluar, silahkan Papa pergi dari rumah aku."

Hendri berdiri dari duduknya, wanita yang duduk disampingnya pun ikut berdiri. "Syifa.. Papa kesini karena merindukan kalian, kamu ngga mau meluk Papa?"

Sial!

Dila ingin menangis sekarang juga saat mendengar Hendri menyebut nama panggilannya waktu kecil.

Dila menunduk, berusaha keras agar air matanya tidak jatuh dari pelupuk matanya, cukup waktu itu dia menangis. Tidak akan ada lagi air mata untuk pria yang ada dihadapannya ini.

Ia kembali menatap ayahnya dengan tajam. "Silahkan keluar kalo kalian ngga ada keperluan lagi!"

"Dila.. Papa menyesal." ucap Hendri dengan wajah sedihnya tapi itu tidak merubah apapun bagi Dila.

"Seharusnya Papa bilang begitu saat meninggalkan Mama! Sekarang Papa bisa keluar dari rumah Dila. Pintunya ada di sana."

"Dila!!" geram Hendri menahan marah, dia sudah berusaha untuk memperbaiki hubungan dengan Putri sulungnya namun apa yang dia dapat.

"Mau apa Papa kesini hah?! Ngga cukup udah nyakitin Mama? Ngga cukup udah nelantarin aku sama Dela?" maki Dila, sudah lama ia ingin mengeluarkan isi hatinya dan akhirnya dia bisa juga mengungkapkannya.

"Dila, Papa sudah bilang kalau Papa menyesal."

"Penyesalan Papa ngga akan merubah segalanya!! Penyesalan Papa ngga akan membuat Mama melihat lagi! Penyesalan Papa ngga akan ngebuat aku buat percaya sama Papa lagi! Dan.. dia wanita jalang Papa yang keberapa?"

PLAK!

"PAPA!!" Dela berlari menghampiri Dila yang sedang memegang pipinya sambil tersenyum sinis, rencananya berhasil untuk membuat emosi ayahnya naik dan Dela datang disaat yang tepat.

Duo TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang