No edited!
Hari ini Dila sudah masuk sekolah, sepanjang koridor dia berjalan semua mata tertuju padanya, bukan. Semua mata tertuju pada tangannya yang digenggam oleh Dylan.
Yah mereka datang bersama, Dylan yang menjemputnya dan Dylan tidak ingin ada rahasia lagi antara hubungan mereka. Dylan ingin semua orang tau kalau Dila adalah kekasihnya, bukan Dela seperti yang digosipkan semua siswa.
Banyak bisikan yang mereka dengar namun Dila dan Dylan memilih untuk mengabaikannya namun ketika ada seseorang yang berbicara cukup keras berhasil membuat kesabaran Dila hilang.
'Si Dylan leh ugha yah, abis cipokan sama Dela sekarang ngegandeng Dila.'
Dila sudah ingin mendampratnya namun Dylan dengan cepat menarik lengannya menuju kelas.
"Apasih lepas ngga!" Dylan melepaskannya ketika Dila sudah duduk di bangku.
"Seandainya tadi kamu ngga narik udah aku apain kali tuh anak." sungut Dila yang masih emosi, Dylan hanya geleng-geleng melihat tingkah pacarnya itu.
"Susah yah kalau pacaran sama cewek tukang bully, bawa--"
"Oh jadi nyesel pacaran sama tukang bully hm?" Dila menatapnya tajam membuat Dylan tertawa.
"Yah kalo nyesel ngga aku pacarin kamu."
"Uhh.. so sweet." Dila mengucapkannya dengan nada datar lalu memalingkan wajahnya.
"Jutek banget sih." Dylan menoel dagu Dila dan langsung ditepis.
"Pergi sana ah." Dylan tersenyum lalu berdiri, ingin pergi ke ruang osis karena melupakan sesuatu disana namun tangannya ditarik oleh Dila.
"Mau kemana?" tanyanya.
"Tadi katanya suruh pergi." jawab Dylan santai.
"Ih gak peka banget, udah sana pergi." Dila melipat tangannya didepan dada, Dylan mengangkat bahu lalu berjalan meninggalkan kelas.
"Ihh Dylan tungguin..."
****
"Gue bilang ngga usah pegang-pegang! Lo itu kenapa sih!" Dela berucap jengkel karena Devan tidak juga melepaskan mereka, bahkan Dela sekarang terlihat seperti cacing kepanasan karena tidak berhenti bergerak menyebabkan banyak murid yang ada di koridor memandang mereka aneh.
"Jangan banyak gerak bisa ngga sih lo!" Devan menatapnya tajam tapi tak membuat Dela takut, dia tetap menggerak-gerakkan tangannya agar bisa terlepas.
"Kalau lo ngga bisa diam gue akan sebarin video lo sekarang."
Dan ucapan Devan kali ini berhasil membuat Dela mematung.
Devan tersenyum setelah melihat Dela tidak berkutik disampingnya, digenggamnya dengan erat tangan itu lalu mereka bergandengan menuju kelas.
"Sekarang kita duduk bareng." Devan menarik tas Dela lalu meletakkannya di bangku sebelah tempat duduknya lalu memindahkan tas Dila di bangku Dylan.
"Gue ngga mau duduk sama lo yah." Dela menatapnya tajam lalu mengambil tasnya tapi tangannya langsung ditarik lagi sama Devan.
"Jangan buat rencana kita rusak karna sikap lo, ngga liat kalau semua ngeliat kita?" Devan berbisik dengan suara rendah dan langsung membuat Dela melihat sekelilingnya, benar kata Devan. Semua teman kelasnya memperhatikan mereka.
Dela menghembuskan napas lalu duduk di bangku dengan terpaksa, untungnya para sahabatnya itu belum datang, Dylan dan Dila juga tidak ada jadi membuat Dela sedikit tenang. Setidaknya mereka tidak perlu melihat dramanya pagi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duo Troublemaker
Teen FictionSatu gadis Pengacau disekolahmu mungkin bisa kau atasi, tapi bagaimana jika ada dua? Kembar pula. Dila Rasyifa Nathania dan Dela Razheena Nathania. Gadis penguasa SMA Harapan. Apa yang akan dilakukan Dylan sang Ketua Osis untuk membuat kembar ini b...