Part 17 (Kebohongan yang Terungkap)

10.4K 637 21
                                    

No edited!

Saat bel istirahat berbunyi, Dylan langsung ke Ruangan Osis untuk mengurus proposal tentang apa persembahan terakhir angkatannya, berhubung tinggal menghitung bulan mereka akan menyambut Ujian Nasional, maka Dylan dan rekan-rekan sesama osis sepakat untuk mengadakan pensi di tahun terakhirnya di SMA.

"Gimana kalo kita ngadain Musikalisasi Drama?" sahut Azka dari belakang, Azka adalah wakil bendahara sekaligus pacar Alika.

Dylan yang duduk didepan terlihat menimbang-nimbang saran Azka.

"Oke, Dila tolong dicatat." kata Dylan kepada Dila yang sedang menjadi notulis saat ini.

"Ada lagi?"

"Kalo setiap kelas ada satu orang yang wakilin buat unjuk bakat? Gimana?" ucap Nadya dan langsung mendapat anggukan dari beberapa orang yang ada di ruangan osis itu.

Dylan kembali berfikir apakah akan memasukkan itu didalam proposal nya nanti.

"Ada lagi?"

Tidak ada yang menyahut namun suara dari perut disampingnya lah membuatnya sadar, hampir semua orang yang ada dalam ruangan itu tertawa tapi tidak dengan Dylan.

Ia menghela napas lalu melirik jam tangannya.

"Oke, kita akhiri sampai disini silahkan istirahat." tutupnya dan semua anggota Osis pun meninggalkan RO tersebut. Dylan melihat Dila yang sedang menatapnya terang-terangan.

"Apa?" ucapnya sinis, Dila mengerjapkan matanya beberapa kali dan langsung menunduk, dia tertangkap basah sedang memperhatikan Dylan.

"Kak makan bareng yuk?" ucapnya yang langsung berdiri dan merangkul tangan Dylan.

Dylan langsung menepisnya dengan kasar lalu menatapnya sinis. "Jangan sok akrab sama gue!"

Gadis itu mengerucutkan bibirnya, "Kakak kok gitu sih?" ucapnya dengan nada merajuk.

Dylan hanya menatapnya sinis lalu melangkah keluar tapi lagi-lagi tangannya ditahan oleh Dila.

"Kakak emang ngga mau makan sama aku yang cupu ini? Aku kan juga adik Kakak!"

"Lo bukan adik gue!!" geramnya dan kembali keluar RO dan tersentak kaget ketika melihat Dela yang berdiri didepan pintu.

***

"Jadi?" tanya Dela sambil menyuapkan nasi goreng kedalam mulutnya. Saat ini mereka sedang makan dimeja yang sama didalam kantin -tentu dengan paksaan Dela-

"Apa?" Dylan menaikkan sebelah alisnya.

"Yang tadi gue denger di RO itu bener?" ucap Dela pelan.

Dylan tidak menjawab tapi tatapannya tertuju pada dua meja yang ada didepannya, meskipun sedang membelakangi nya tapi Dylan tau gadis itu.

Terlihat Dila sedang berdebat dengan Fellyn kemudian Airin menyenggol tangannya, saat Dila berbalik Dela langsung mengusap sudut bibir Dylan hingga perhatian Dylan kembali padanya.

Dylan menatapnya tajam, tidak ada sisa makanan dibibirnya namun Dela tidak gentar malahan tersenyum manis.

"Usap kepala gue dong!!"

Dylan memejamkan matanya sejenak lalu berucap dalam hati. Ini demi kamu, Dil.

Sementara diseberang meja Dila juga berucap hal yang sama dan berusaha dengan kuat menahan tangisannya. Ini demi kamu, Del.

Dila melihat Dylan mengacak pelan rambut Dela dan adiknya itu tersenyum bahagia.

Sekali lagi, ini demi kamu Del.

---

Dila dan Dela berjalan di koridor dengan santai, bel pulang sudah berbunyi 15 menit yang lalu tapi mereka baru keluar karna tidak mengerjakan tugas. Alhasil Bu Betty yang sangat baik hati dan menggemaskan itu memberikan mereka waktu 15 menit dijam pulang sekolah untuk mereka mengerjakan tugas.

"Dil tadi tuh yah.. uhhhh." ucap Dela dengan wajah berseri-seri.

"Hmm."

"Dylan sweet banget."

"Hmm"

"Dil lo sariawan yah?" Dela menghentikan langkahnya namun Dila tetap berjalan dan ber ham-hem ria.

"Dila tungguin gue!!"

"Lo kok jalannya ce— YATUHAN DILA KENAPA LO NANGIS??" teriak Dela histeris.

Dila mengerjapkan matanya lalu mengelap pipinya. Sejak kapan dirinya menangis?

"Lo kenapa Dil?" tanya Dela.

"Ah ngga pa-pa, gue kelilipan tadi." ucapnya sambil mengucek mata.

"Kelilipan mulu." Dela memutar matanya.

"Udah ah ayo jalan." Dila kembali jalan duluan meninggalkan Dela dibelakangnya.

"Ih suka banget ninggalin! Tungguin gue woyy!!" teriaknya sambil berlari mengejar Dila yang sudah berada jauh didepannya.

Dela tergesa-gesa tanpa memperdulikan orang yang ditabraknya sampai ia merasakan bagian depan bajunya yang basah.

Dela menghentikan langkahnya lalu memperhatikan seorang gadis yang memegang segelas minuman yang setengahnya sudah tumpah dibaju Dela.

"Lo!" Desisnya sambil menunjuk gadis yang menunduk didepannya.

"Liat gue!" Dela memegang dagu gadis itu hingga mata mereka bertemu dan betapa terkejutnya dia ketika mengetahui siapa yang menabraknya.

Adiknya Dylan.

"Lama banget sih!!" Dila datang dari samping lalu memperhatikan Dela yang sedang bertatapan dengan seorang gadis yang tidak dikenalnya.

"Hai cupu." ucap Dila ketika sudah berdiri di samping Dela.

"H–hai."

"Lo apa kabar kok gue jarang ngeliat lo lewat lagi?" ucapnya lagi sambil menepuk pundak Dila cupu hingga membuat gadis itu meringis.

"Misi Kak, saya mau pulang."

"Yang nyuruh lo pulang siapa heh?" Dila menahan lengan gadis itu ketika ingin berbalik.

"Saya udah ditungguin jemputan Kak." mohon gadis itu, Dylan sudah memperingatkannya untuk tidak berurusan dengan Duo Troublemaker ini namun dengan bodohnya ia malah menabrak salah satunya.

"Yah dia bisa nunggu kan?" Dila tersenyum manis namun seperti senyum setan yang terlihat.

"Perlu gue bales ngga Del?" Dila mengambil gelas yang berisi minuman dari tangan gadis itu.

"Eng–" Dela tidak tau harus menjawab apa. Nanti kalau Dylan tau gimana? ucapnya dalam hati.

"Ah lama." Dila sudah ingin menuangkan setengah dari isi gelas itu ke kepala gadis cupu ini namun suara Dylan menghentikannya.

"Tolong jangan ganggu adik gue." ucapnya dingin.

****

Sorry for late update, kehabisan ide :v

Ada yang bisa nebak selanjutnya gimana? Dan beberapa part kedepan mungkin membosankan 😆😆 jangan bosen nunggu yah😘👌👌

Vote dan komen😘

Duo TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang