Part 28 (Pensi Pembawa Bencana)

9.8K 594 72
                                    

No edited!

Saat yang ditunggu pun tiba, Pensi SMA Harapan. Semua tiket yang dijual sold out, ada banyak sekali sekolah yang datang untuk menyaksikan apa saja yang sekolah ini tampilkan.

Di backstage, semua para pemain telah bersiap-siap. Pembukaan sudah dimulai sejak tadi siang dan sekarang adalah puncaknya, SMA Harapan akan menunjukkan Musikalisasi Drama yang sangat hebat.

Dila yang sudah berpakaian ala putri raja sedari tadi mondar-mandir gelisah, entah kenapa dia merasa ada sesuatu yang akan terjadi malam ini namun dia tidak tahu apa itu dan Dila hanya berharap bahwa acara ini bisa berjalan dengan lancar.

"Hey.." seseorang yang memegang lengannya membuat Dila tersentak kaget, Dila menoleh lalu melihat Dylan yang tersenyum padanya.

"Kenapa?" tanya Dila, Dylan menggeleng. "Ke depan yuk, kita masih lama." lalu dia menggenggam tangan Dila dan berjalan keluar backstage.

"Mau makan apa?" tanya Dylan, saat ini mereka sedang berjalan menuju stand makanan.

"Ngga laper."

"Kamu ngga laper tapi aku laper jadi kamu temenin aku makan." dan sebelum Dila ingin protes karena dia ingin melihat band indie sekolahnya tampil, tangannya sudah ditarik oleh Dylan kesalah satu stand penjual tahu telor.

Dylan memesan dua porsi dan duduk di bangku yang telah disediakan dan Dila duduk dihadapannya. Setelah menunggu beberapa saat penjualnya pun datang membawa dua piring tahu telor, Dila mengucapkan terima kasih kemudian abang penjualpun pergi untuk melayani pembeli lainnya.

Dylan menyodorkan satu piring tahu telor dihadapan Dila. "Aku bilang kan aku ngga mau makan." Dila mendorong piring itu kembali ke hadapan Dylan dan pria itu dengan senang hati mengambilnya lalu mencampurkannya kedalam piringnya sehingga piring Dylan sekarang terlihat seperti gunung.

Dylan makan dengan seriusnya tanpa memperdulikan Dila yang melihatnya seperti orang yang tidak pernah melihat makanan, "itu laper apa doyan pak?" tanya Dila yang lagi-lagi diacuhkan sama Dylan, akhirnya dengan dongkol Dila berdiri hendak meninggalkan Dylan namun sebelum Dila pergi Dylan menahan tangannya hingga Dila kembali duduk dan kini dia duduk disamping Dylan.

Dylan menyodorkan sendoknya kemulut Dila, hendak menyuapinya dan hanya ditanggapi dengan gelengan. "Sekali aja coba, aa.." Dila membuka mulut, menerima suapan Dylan dan mulai mengunyah telur yang dipenuhi dengan bumbu setelah habis Dila bersuara, "enak, lagi." Dila membuka mulutnya dan Dylan menyuapinya lagi, dan begitulah akhirnya mereka makan bersama.

**

"Inget lo cuma harus mancing dia biar ngga nempel terus sama Dylan." Devan  menatap seorang gadis dihadapannya dengan tajam.

"Gue udah bilang kalau ini tentang nyelakain Dila gue ngga akan mau!!"

Devan mendecakkan lidahnya jengkel. "Lo udah setuju dari awal, dan kalau lo ngga mau, video itu akan gue kasih ke Dila."

"Gue udah ngga peduli tentang video itu! Jangan pernah masukin gue ke rencana busuk lo atau gue akan lapor polisi."

"Lo berani?" Devan menaikkan alisnya sambil memegang erat lengan Dela.

"Gue ngga pernah takut sama lo." lalu Dela pergi meninggalkan Devan dengan senyum miringnya.

"Lo akan liat Dila mati besok, Del." teriak Devan membuat langkah Dela otomatis terhenti.

Duo TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang