No edited!
Dila menghempaskan tubuhnya di kasur Queen Size miliknya, hari yang melelahkan..
Pas pulang tadi dia berusaha mengejar Dylan dan ingin mengajaknya ngobrol tapi cowok itu terus berjalan tanpa memperdulikannya.
Dila memutar mata, sebenarnya yang ngambek ini siapa? Dirinya atau Dylan?
Tok.. Tok..
"Dil, gue boleh masuk gak?" suara Dela diluar kamarnya membuyarkan lamunan Dila tentang Dylan.
"Masuk aja.." Dila menyahut dari dalam tanpa menggerakkan badannya, ia dengan PW-nya tetap berbaring diatas tempat tidur dan dengan posisi kaki menggantung dilantai.
Dela masuk dan ikut menghempaskan dirinya disamping Dila. "Mau apa lo?"
"Lo masih marah?" tanya Dela hati-hati.
"Ngga lah, ngapain gue marah sama lo." Dila menjawab ringan.
"Bagus deh." Dela langsung terlonjak senang, dan melanjutkan. "Oh iya ngomong-ngomong..."
Dila dengan sabar menunggu apa yang ingin Dela katakan selanjutnya.
"Gue kangen mama.." ucapnya lirih, hampir serupa bisikan tapi masih ditangkap oleh pendengaran Dila.
"Yaudah, nanti kita ke 'rumah' mama." jawab Dila.
"Beneran?" Dela terlihat sangat antusias. Dila mengangguk sebagai balasan.
Mereka terdiam, sibuk dengan fikiran masing-masing sampai akhirnya Dela berkata.
"Dylan tuh ternyata emang baik yah..." pandangan Dela menerawang jauh, "Yah.. Walaupun masih dingin banget."
Dila mematung, tak tau mau memberikan komentar apa.
"Tapi tadi dia bener-bener kesel sama gue Dil, lo tau ngga dia nyalahin gue karna lo juga ikutan dihukum tapi itu kan lo juga yang angkat tangan! Gue ngga nyuruh lo bantuin gue."
"Tapi dia baik, tadi dia beliin gue masker."
"Tapi gitu.."
"Tapi baik. Arrrgggh! Dil ngomong dong!" ucap Dela frustasi karna kediaman Dila.
Dila masih diam tak bergeming.
Memangnya dia harus berkata apa ketika 'adiknya' memuja 'pacarnya' ??
"Gue ngantuk Del." ucap Dila yang sedari tadi hanya diam mendengar ocehan Dela.
Dila memang tak ingin memasukkan kata-kata Dela yang terus memuji Dylan dalam hatinya. Tapi, tetap saja ada perasaan resah pada dirinya.
Bagaimana kalau Dela suka Dylan?
Bagaimana hubungannya nanti dengan Dylan?
Semua itu berkelebat dalam pikirannya dan membuat Dila hampir gila karenanya.
Ngga mungkin kan persaudaraanya rusak karna lelaki?
"Yaudah gue mau tidur juga." Dela bangkit lalu keluar dari kamar Dila.
Setelah Dela keluar Dila memperbaiki posisi tidurnya lalu menatap langit-langit kamarnya yang penuh dengan hiasan bintang-bintang.
Dia harus bicara sama Dylan.
Tapi kan gue lagi ngambek! Dila tetap ingin mempertahankan egonya walaupun ia sangat ingin.
Tapi gimana kalau Dylan juga tidak mau berbicara padanya? Dila mengacak rambutnya frustasi, berusaha berdebat dengan hatinya dan dia kalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duo Troublemaker
Teen FictionSatu gadis Pengacau disekolahmu mungkin bisa kau atasi, tapi bagaimana jika ada dua? Kembar pula. Dila Rasyifa Nathania dan Dela Razheena Nathania. Gadis penguasa SMA Harapan. Apa yang akan dilakukan Dylan sang Ketua Osis untuk membuat kembar ini b...