PART 7

487 30 0
                                    

♡♡♡♡♡♡♡

Chelsea tidak memerhatikan guru yang mengoceh di depannya. Ia justru terus menengok ke samping kanannya, menatap Rey yang duduk di bangku yang berjarak dua ubin dari posisinya. Rey lagi-lagi merasa jengah terus ditatap seperti itu. Ada apa dengan cewek bodoh satu itu?, pikirnya.

Kemarin Chelsea berhasil membuatnya bertapa di toilet selama hampir sejam lamanya. Itu menjengkelkan. Lalu sekarang cewek itu bersikap aneh padanya. Apa-apaan?

Sejak istirahat berlalu, Chelsea bersikap begitu ramah pada Rey dengan senyuman sok imut tak pernah lepas dari wajahnya. Ini mencurigakan mengingat Chelsea biasanya selalu memasang tatapan membunuh pada Rey. Apa cewek ini merencanakan sesuatu?

Otak Rey kembali berputar dan mencari-cari kemungkinan dari sikap ramah Chelsea. Nihil. Tidak ada bayangan sedikit pun mengenai rencana jahat apa yang diam-diam disusun oleh Chelsea.

Rey kembali menengok pada Chelsea dengan sebal. Cewek itu masih menatapnya lengkap senyuman. Ia lantas mengedip-ngedipkan matanya beberapa kali lalu melambai tangan pelan, membuat Rey memutar bola mata jengah.

Rey menyobek selembar kertas dari bukunya. Ia lantas menuliskan sesatu didalamnya dan menaruh kertas itu ke meja Chelsea. Chelsea tampak kegirangan dan membaca kertasnya dengan semangat.

'Jangan ganggu gue!'

Chelsea tersenyum setelah membacanya. Ia lalu membuka tutup pulpen miliknya dan menulis sesuatu untuk membalas pesan itu. Setelah itu, ia kembali memberikan kertasnya pada Rey dengan senyuman sok menggoda.

'Gue bakalan terus ganggu lo sampai lo mati keki nahan kesel.'

Rey lagi-lagi memutar bola mata lantas menatap jengkel pada Chelsea. Ia kembali menuliskan sesuatu di kertas itu.

'Tau nggak? Lo jadi keliatan bertingkah agresif seolah lo cewek yang ngejar-ngejar gue! Dan itu bikin gue kesel.'

Dengan menopang dagu dan bersikap acuh, Rey menaruh kertas itu di meja Chelsea tanpa menolehkan pandangannya. Chelsea membaca kertasnya dan kembali menulis balasan.

'Biarin! Justru gue pengen bikin lo kesel. Haa ... gimana kalo gue beneran ngejar-ngejar lo, hm?'

Chelsea dengan semangat menyodorkan kertas itu lagi pada Rey. Rey, masih dengan menopang dagunya, menerima kertas itu dengan tatapan tak berminat. Mata Rey melotot lebar kala membaca isi kertas itu. Ia lalu menatap Chelsea nyalang.

"Maksud lo apa, sih?! Lo sengaja mau bikin gue marah!??" teriak Rey sejadi-jadinya.

Oopss ... Rey lupa kalau ini di kelas dan guru yang mengajar saat ini adalah Pak Budi, salah satu guru terkiller. Rey refleks meneguk ludahnya kala seluruh mata memandang kearahnya, termasuk Pak Budi. Pak Budi kini tengah menatapnya dengan pelototan super galak khasnya.

"Reynard!! Keluar kamu!!" teriak Pak Budi sambil menunjuk pintu keluar. Jangan heran dengan guru SMAN 27 Jakarta yang hobi mengusir muridnya.

Rey menghela napas berat lalu berdiri. Akan percuma merajuk kalau Pak Budi sudah memerintah dengan pelototan tajamnya begitu.

"Dan kamu anak baru!!!" lanjut Pak Budi masih dengan teriakannya. Kali ini ia menatap Chelsea garang.

Chelsea dengan sigap merespon, "I-iya, Pak?!"

"Kamu juga keluar!! Dari tadi saya perhatikan kamu sama sekali nggak memperhatikan pelajaran saya."

"Baik, Pak!" Chelsea mengangguk mantap lalu berdiri dan berlari keluar mengikuti Rey.

■■■■■■■■■■■■■

"Lo ngapain, sih, ngikutin gue?!" tanya Rey sebal kala mendapati Chelsea berdiri disampingnya. Keduanya kini sedang berada di rooftop alias lantai paling atas gedung sekolah mereka.

"Pengen aja," jawab Chelsea enteng dengan senyuman khasnya yang akhir-akhir ini membuat Rey sebal.

"Lo kenapa tiba-tiba kayak gini, sih? Kesambet?!" ujar Rey ketus sembari mengalihkan pandangannya dari Chelsea dan menatap lurus ke depan. Tangannya ia letakan di atas pagar pembatas.

Chelsea naik ke tembok tempat berdirinya pagar sehingga kini tingginya sejajar dengan Rey. Ia melakukan pose yang sama dengan Rey, meletakan lengannya diatas pagar besi dan matanya menatap jauh ke depan sana.

"Kesambet? Hahaha, iya kali. Lo tau nggak? Gue tuh sebel banget sama lo! Lo itu perwujudan sempurna dari cowok brengsek yang bikin gue keki setengah mati. Semua yang pernah lo lakuin ke gue bikin gue murka. Lo yang maki-maki gue, lo yang jahatin gue, sampe lo yang matiin lampu kamar mandi dan mengusik kenyamanan gue, terus lo juga bikin gue lari marathon tiap pagi," ujar Chelsea dengan pandangan kesal bercampur sedih.

Rey hanya berujar kalem, "So?"

"Karna itu gue mau bales dendam dan bikin lo kesel juga."

"Kemaren lo udah kasih gue nasi goreng pencuci perut, inget?"

"Itu nggak cukup!"

"Terus?"

"Nggg ... berhubung lo termasuk cowok introvert yang penyendiri, satu-satunya hal yang paling bikin lo kesel adalah saat lo diikutin dan ditempelin kemana-mana, right?" Chelsea memasang senyum bangga. Seolah dirinya berhasil menemukan satu vital dimana ia bisa mengerjai Rey habis-habisan. Ya, anggap saja begitu.

"Jadi ceritanya, lo bakal nempelin gue kemana-mana dan gangguin gue?!"

"Tepat!" ujar Chelsea mantap dengan senyuman miringnya.

Rey terbelalak mendengar pengakuan Chelsea, "Udah banyak cewek yang mencoba deket sama gue. Tapi nggak ada satu pun di antara mereka yang bertahan. Jadi mendingan lo nyerah aja."

"Nggak akan!" tegas Chelsea keukeuh.

"Keras kepala!" protes Rey datar.

Chelsea hanya tersenyum dan mengangguk, "Ya ... gue emang keras kepala. Pokoknya mulai sekarang gue bakal terus ada di samping lo. Nggak peduli lo cuekin gue atau lo marahin gue. Yang penting, gue bisa bikin lo kesel."

Rey hanya tertawa merendahkan, "Gue yakin lo nggak bakal tahan lama dan bakal ninggalin gue nanti."

"Nggak akan!"

Rey kembali memandang ke depan. Matanya menerawang jauh, menyaksikan padatnya kota Jakarta dengan gedung-gedung tinggi dan rumah yang berdempetan. Begitu juga dengan Chelsea. Ia belum terbiasa dengan suasana kota Jakarta ini. Jadi mulai saat ini sepertinya Chelsea harus terbiasa dengan hiruk-pikuk kota Jakarta yang sedikit menjemukan.

Setelah beberapa saat kebungkaman menyelimuti, tiba-tiba saja Chelsea bersuara "Rey, sebenernya apa, sih, yang bikin lo ngehindar dari orang-orang? Gue perhatiin, kok, kayaknya lo betah banget sendirian?" tanya Chelsea terang-terangan. Chelsea hanya ingin tahu bagaimana sudut pandang orang introvert lain selain dirinya di masa lalu yang ... ah, lupakan.

"Harus gue jawab?" tanya Rey acuh.

"Harus!"

Rey menghela napas sekali. Kenapa ia harus berhadapan dengan cewek keras kepala seperti Chelsea? Oh ... ia harus bertanya pada Tuhan perihal masalah ini.

"Karna gue nggak terlalu suka deket sama orang. Mereka cuma pura-pura sayang, padahal akhirnya mereka bakalan ninggalin juga."

Angin berhembus kencang meniup rambut Rey bersamaan dengan kata-kata yang keluar dari mulutnya. Chelsea tertegun mendapat jawaban Rey barusan. Ia tidak menyangka Rey akan mengucapkan kata-kata yang sebegitu janggalnya. Chelsea juga sempat melihat pandangan Rey yang menyorotkan kesedihan. Itu artinya Rey berkata jujur. A

da apa dengan Rey sebenarnya? Apakah dia pernah ditinggalkan seseorang atau ...? Entahlah .... Yang jelas, entah kenapa Chelsea jadi sedikit penasaran dengan alasan cowok itu menjadi sosok Rey yang sekarang-penyendiri.

♥♚♥

DUA SEJOLI SALING JATUH CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang