♡♡♡♡♡♡♡
Sejak kemarin, Chelsea sudah menjalankan aksi 'balas dendamnya'. Ya, Chelsea mengikuti Rey kemana pun dan menempeli cowok itu sambil terus mengoceh. Walau Rey terus-terusan mendiamkannya, tapi Chelsea sama sekali tidak peduli. Yang Chelsea inginkan hanyalah membuat Rey jengkel.
Bahkan peringatan Rey yang berbunyi 'jangan bicara dengannya saat di sekolah' sama sekali tidak Chelsea indahkan. Justru dengan begitu Rey akan merasa tambah sebal, kan? Dan sepertinya usaha Chelsea cukup berhasil.
Akan tetapi, Chelsea tidak menduga kalau tindakannya itu justru mengundang perhatian Anna, teman sekelasnya. Cewek itu bahkan mengatakan sesuatu yang tidak terduga dengan nada (sok) mengintimidasi yang menurut Chelsea menyebalkan.
Tadi pagi, Anna tiba-tiba saja mendatanginya. Cewek yang dandanannya terkesan ganjen dengan jepitan bentuk pita yang selalu menempel dirambutnya, tiba-tiba saja mengatakan ...
"Chelsea! Kok, gue perhatiin, lo kayaknya sering banget ngeliatin Rey dan nempelin Rey terus, sih? Lo ngincer dia? Gue bilang sama lo, ya, jangan deket-deket dia, deh! Rey itu udah deket sama gue dari lama, jadi lo mendingan nyerah aja, ngerti?!
Seingat Chelsea, begitulah yang dikatakan Anna.
Haa ... ini membuat Chelsea bingung. Apakah Rey setenar itu sampai-sampai cewek-cewek berebutan untuk berdekatan dengannya? Chelsea, sih, ogah mendekati cowok es itu kalau bukan sedang balas dendam.
Dengan sikap Anna yang demikian, Chelsea justru ingin semakin menempeli Rey. Tentu saja sekalian membuat Anna kesal. Satu kali mendayung, dua pulau terlewati. Sepertinya akan menyenangkan, bukan?
Akhirnya bel pulang hari ini telah berbunyi, membuat Chelsea menghentikan lamunannya. Semua anak mulai merapikan barang-barangnya dan memasukannya ke dalam tas. Mereka lalu berdoa serentak. Dan begitu guru keluar kelas, seketika mereka berhamburan kemana-mana. Kebanyakan sudah keluar kelas. Bahkan tidak ada yang piket hari ini. Yah, ini sudah biasa terjadi.
"Rey, lo bisa nggak anterin gue pulang? Soalnya supir gue nggak bisa jemput hari ini."
Tiba-tiba saja Chelsea mendengar suara sok imut dari samping kanannya. Benar saja, saat ini Anna sudah berdiri disampingya, yang kalau Chelsea menengok ke samping kanan, ia mendapati Anna membokonginya. Itu artinya dia sedang berdiri menghadap bangku Rey.
"Gue nggak bisa, sorry," ujar Rey datar. Tapi justru Anna kembali merajuk.
"Ayolah Rey! Pleaseee ..." Anna memasang mata puppy eyes.
"Kecentilan banget, sih, nih orang satu!" sindir Dhea yang duduk di depan meja Rey dengan nada penuh penekanan.
Sejak dulu Dhea memang tidak suka dengan tingkah Anna yang selalu mengejar-ngejar Rey itu. Namun Anna sama sekali tak memedulikannya dan terus merajuk pada Rey.
"Chel, mau pulang bareng, nggak?" ajak Vito yang entah sejak kapan sudah berada di dekat Chelsea. Rey memandang ke arah keduanya dan menunggu keputusan dari mulut Chelsea. Kalau Chelsea mau pulang bareng Vito, berarti Rey tak perlu repot-repot memboncengnya.
"Gue ..." ucap Chelsea tertahan. Dhea, Anna, Rey, dan Vito kini memandang kearahnya. Ah ... satu ide terlintas. Bagaimana kalau ...?
"Gue mau pulang bareng Rey!" lanjut Chelsea mantap. Membuat keempat temannya terbelalak. Vito dan Dhea kaget mengapa Chelsea berkata terang-terangan. Padahal dia sendiri meminta mereka untuk merahasiakan kalau dia tinggal di rumah Rey. Kenapa sekarang justru blak-blakan begitu?
Sementara Anna tentu saja kaget juga, mengapa anak baru seperti Chelsea tampak sok akrab dengan Rey?
"Maaf, ya, Vito. Hari ini gue mau pulang bareng Rey."
Berikutnya Chelsea berjalan mendekati Rey dan Anna yang tengah mematung. Tanpa pikir panjang, Chelsea langsung menarik lengan Rey untuk megikutinya melangkah.
"Ayo, Rey! Dhea, Anna gue duluan ya!" pamit Chelsea. Rey hanya menurut dan mengikuti langkah Chelsea sembari memandang cewek itu heran bercampur sebal. Sepertinya kali ini Chelsea lagi-lagi berhasil membuat Rey benar-benar keki.
"Sejak kapan mereka??" Anna tampak masih shock dengan kejadian barusan.
"Liat? Chelsea bahkan udah deket sama Rey! Jadi berhenti ngejar-ngejar Rey karna gue muak liat lo terus-terusan ngejer Rey!" Dhea berkata sinis sembari memangku tangannya di dada.
Bukan apa-apa, Dhea lebih mendukung Chelsea untuk dekat dengan Rey. Ya! Dhea mengira kalau Chelsea benar-benar menyukai Rey sejak Chelsea bertanya soal Rey waktu itu. Ditambah lagi Dhea melihat Chelsea menempeli Rey sejak kemarin. Dan menurut Dhea, Chelsea itu lebih cocok dengan Rey daripada Anna yang ganjennya nggak ketulung.
"Sejak kapan mereka deket?" tanya Anna dengan senyuman getir.
Dhea melangkahkan kakinya mendekati Anna. Lantas ia mendekatkan wajahnya ke wajah Anna dan berbisik di depannya, "Lo nggak tahu seberapa deketnya mereka walau pun Chelsea anak baru disini. Mereka punya semacam hubungan khusus yang nggak dimiliki orang lain. Lo nggak bakal bisa nyaingin Chelsea!" tegas Dhea. Yang dimaksud 'hubungan khusus' itu adalah karena Chelsea dan Rey serumah, tentu saja.
Anna hanya mendengus geli lalu tertawa keras, "Apaan? Liat aja nanti! Gue yang bakal deket sama Rey," tantang Anna dengan pandangan sok angkuhnya. Demi apapun itu membuat Dhea sebal.
"Lo tuh, ya!!" pekik Dhea tertahan.
"Udah! Udah!" Vito yang sedari tadi mematung dengan wajah swbal akhirnya menengahi.
"Nggak usah ributin hal kayak gini kenapa, sih?!" ujar Vito jengkel.
"Lo nggak bakal ngerti, Vit! Ini urusan cewek. Lo nggak tahu aja seberapa jengkelnya gue tiap ngeliat cewek kegatelan ini ngedeketin Rey!" teriak Dhea sambil menatap sengit Anna yang terpaku di posisinya.
"Udah, Dhea! Nggak usah cari ribut!" Vito akhirnya menarik lengan Dhea secara paksa dan membawanya keluar.
Sepeninggalan Dhea dan Vito, hanya bersisa Anna seorang di kelas itu. Anna tiba-tiba tertawa keras lalu menyedekapkan tangannya di dada.
"Nantangin gue? Jadi anak baru itu mau jadi saingan gue?!" ujarnya diikuti dengan seringaian sebal.
■■■■■■
Rey memasang wajah keki luar biasa. Ia sebal dengan tingkah Chelsea tadi yang berteriak di basement dan mengatakan kalau dirinya akan pulang bareng dengan Rey. Padahal saat pulang bersama, biasanya Chelsea disuruh berjalan sejauh 200 meter dari sekolahan lalu Rey akan menjempunya baru kemudian pulang bersama. Sehingga tidak ada yang melihat kalau mereka dekat. Tapi tadi ...?
Saat ini keduanya sudah sampai di depan rumah. Rey memberhentikan motornya di halaman. Lantas ia memulai aksi mengomelnya.
"Lo kenapa terang-terangan gitu, sih? Lo tadi narik-narik tangan gue di depan anak-anak. Terus teriak-teriak di basement dan bilang kalau kita mau pulang bareng. Terus mereka jelas-jelas liat lo naik ke motor gue. Dan pasti sekarang semua anak tau kalo kita ..."
"Kalo kita deket?" potong Chelsea sembari memberikan helm yang baru saja dilepasnya. Seringaian di wajah Chelsea sukses membuat Rey memutar bola mata. Ia lalu menerima helm di tangan Chelsea dengan gerakan merebut yang kasar.
"Lagian kenapa, sih, kalo mereka tau kita deket? Toh, kata Dhea lo nggak punya pacar ini. Lagian, kan, gue udah bilang kalo mulai sekarang gue bakalan terus berada di deket lo."
"Cewek bego! Denger, ya, lo nggak tau kalo misalnya kita deket lo bakal ..."
"Bakal apa?" potong Chelsea lagi. "Gue kan udah bilang kalo gue mau nempelin lo terus sebagai perwujudan balas dendam dari gue!" lanjut Chelsea seraya menyedekapkan tangannya dan tersenyum bangga.
Rey lagi-lagi menatap Chelsea jengkel. "Oke, terserah lo, gue nggak peduli. Lakuin sesuka lo!" ujar Rey pasrah, sudah bosan menghadapi sikap keras kepala Chelsea.
♥♚♥
![](https://img.wattpad.com/cover/70740646-288-k145620.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DUA SEJOLI SALING JATUH CINTA
RomanceCapcussss Langsung Ajah JANGAN Lupa Vote and Coment Tuk NEXT Happy Reading MUAHHHHHHH.....