♥♚♥
"Kak Tian bawa kuncinya," jelas Rey pada Chelsea setelah melepas permukaan ponsel yang tadi menempel di telinganya.
"Yaaaaahhh ... kok bisa kelupaan, sih?" keluh Chelsea seraya membuang napas dengan gusar.
Keduanya lalu terduduk bersebebelahan di kursi rotan yang ada di teras tersebut. Untuk beberapa saat kebungkaman menyelimuti mereka.
Saat itu langit begitu gelap. Awan hitam mengepul menjadi satu, tak membiarkan matahari yang nyaris tenggelam untuk menyorotkan sinar jingganya. Petir tiba-tiba menggelegar bersahutan. Chelsea terkesiap dan menutup telinga dengan kedua tangan dan memejamkan matanya rapat-rapat.
Rey menoleh dan memasang wajah mengejeknya. "Haa? Mana ada cewek bar-bar kayak lo takut petir? Dasar sok imut!"
"Enak aja! Siapa yang takut petir! Gue cuma kaget. Dan gue nggak sok imut, ya!" ujar Chelsea nyolot. Rey hanya membalas dengan dengusan geli.
Selang beberapa saat hujan turun. Air yang melayang bebas di udara itu tampak percah kala menuentuh permukaan tanah. Hujan semakin kerap dan deras. Ditemani petir yang lagi-lagi bersahutan.
Sudah berlalu beberapa menit, Rey mendapati Chelsea tengah memeluk dirinya sendiri dan mengusap-usap lengan atasnya. Melihat itu, Rey melepas jaket biru dongker yang dipakainya. Ia lalu menaruh jaket di di pangkuan Chelsea.
"Pake," ujarnya sambil menopang dagu dan melihat ke arah yang berlainan.
Chelsea mengangkat wajahnya dan menoleh ke arah Rey. "Tapi ... lo sendiri gimana? Nggak dingin?"
"Nggak. Gue kan cowok. Beda sama lo cewek bego yang lemah," jawabnya acuh tanpa menolehkan pandangannya ke Chelsea.
Entah kenapa Chelsea tidak marah saat diledek Rey barusan. Tiba-tiba senyum tipis spontan bermain di bibirnya.
"Thanks," ujarnya pelan seraya memakai jaket Rey yang tentu saja kebesaran di tubuhnya. Entah kenapa kini Chelsea semakin yakin bahwa Rey yang sebenarnya punya hati yang baik, walau tampilannya terlihat jutek dan ucapannya acap kali menusuk. Dibalik itu semua Rey terlihat punya hati yang tulus.
"Chel?" panggil Rey.
"Hm?"
"Pinjem ponsel lo!"
Dengan wajah bingung Chelsea pun memberikan ponselnya ke Rey. "Mau ngapain emang?"
"Nggak ngapa-ngapain," jawab Rey seraya menerima ponsel samsung berwarna, lagi-lagi biru tosca.
Tiba-tiba, Rey mencabut gantungan yang menempel di ponsel Chelsea. Ya, gantungan anjing berwarna putih yang sedang memeletkan lidahnya pemberian Vito dulu. Dengan cepat, Rey melempar gantungan itu ke halaman dengan sekuat tenaga. Alhasil gantungan itu menghilang ditelan rumput halaman. Chelsea sontak terkesiap dengan perbuatan Rey barusan.
"KOK LO BUANG, SIIIH???!" teriaknya heboh.
"Gue nggak suka liatnya, norak soalnya gantungannya," ujar Rey kalem.
"Ih, lagian apa hubungannya norak sama lo buang gantungannya??!" teriak Chelsea nyolot sambil melotot.
Rey meringis sebelum menjawab, "Abisnya risi gue ngeliatnya. Tiap lo maenin hp, itu anjing kayak lagi ngeledekin gue."
"Nggak masuk akal taugaaa!! Huaaa ... padahal kan itu imut bangeet!! Gantiin pokoknyaaa!!" Chelsea merengek sambi memukul-mukul lengan atas Rey bertubi-tubi.
"Berisik! Imut apanya, sih? Jelek begitu, norak!"
"Huaaaa ... pokoknya gantiiin!!" Chelsea malah semakin heboh.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUA SEJOLI SALING JATUH CINTA
RomanceCapcussss Langsung Ajah JANGAN Lupa Vote and Coment Tuk NEXT Happy Reading MUAHHHHHHH.....